Part 72, The Wedding Day

21 4 0
                                    

~09 September 2019~

Hari pernikahan pun tiba. Yeji mengenakan gaun putih yang senada dengan beberapa manik-manik menghiasi bajunya.
"Wah, cantiknya anak appa." ucap Minhyun sambil melihat putri bungsunya yang saat ini akan menyandang gelar 'Nyonya Bae'.
"Appa? Hehehe."
"Sudah siap?"
Yeji mengangguk mantap.

Upacara pemberkatan nikah pun dimulai, semua mata tertuju pada kedua mempelai. Upacara tersebut berjalan dengan mulus tanpa ada kendala.
"Saya, Bae Jinyoung, akan menerima Hwang Yeji, sebagai istri saya yang sah. Dalam suka maupun duka, sehat atau sakit, untung maupun malang. Saya juga berjanji akan menjadi suami dan ayah yang baik untuk istri dan anak saya kelak. Dan hanya maut yang dapat memisahkan."
"Saya, Hwang Yeji, akan menerima Bae Jinyoung, sebagai suami saya yang sah. Dalam suka maupun duka, sehat atau sakit, untung maupun malang. Saya juga berjanji akan menjadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak saya kelak. Dan hanya maut yang dapat memisahkan."
"Dengan ini, kalian sah menjadi sepasang suami istri." ucap pak pendeta tersebut.

Resepsi pernikahan...

Pesta diselenggarakan dengan meriah. Bahkan teman Yeji dari Amerika pun datang ke pesta pernikahan Yeji.
"Lucy, congratulations buddy." ucap Hussey yang kini tengah berbadan dua.
"Hey, oh my God. Thanks sudah datang. Kandunganmu sehat kan?"
"Sehat donk. Oh ya, maaf ya suami tidak bisa datang."
"Iya tidak apa-apa. Hehe."
Tak lama.. Datang yang lainnya juga termasuk Sam dan Ryan yang kini sudah memiliki tunangan.
"Oi Lucy!"
"Hey. Hahaha."
"Honey? Who's them?" tanya Jinyoung.
"Ini lelaki yang pernah kamu cemburuin dulu. Dia ini sepupuku dari Amerika." jawab Yeji.
"Oh, astaga. Maaf ya aku salah paham. Aku Jinyoung" ucap sambil memberikan tangannya pada Sam.
"Tidak apa-apa. Aku paham kok. Lucy kan cantik. Ah, maksudku.. Yeji. Hehehe.. Ya.. Wajar saja kalau kau cemburu jika ada yang dekati dia. Hahaha. Aku Sam." balas Sam sambil menjabat tangan Jinyoung.
"Lucy, Peter juga datang loh." ucap Sam ceplas ceplos.
Lucy terkejut mendengar perkataan Sam. Ia memang mengundang Peter. Tapi ia tidak menyangka jika Peter mau menghadiri pernikahannya.
"Peter?"
"Hi Lucy." sapa Peter.
"Ahm, hi. Bagaimana kabarmu?" tanya Yeji kaku.
"Kalian ngobrol dulu saja. Aku ingin akrabkan diri dengan Sam." ucap Jinyoung yang langsung menjauh dari Yeji dan Peter.
Sam dan Ryan pun ikut bersama Jinyoung.

Jinyoung tidak menaruh cemburu pada Peter karena ia tau jika Peter sudah menikah. Toh Yeji sekarang merupakan istri sahnya.
"Ahm, aku baik kok Lucy." ucap Peter sedikit lemas.
"Peter? Apa ada masalah? Oh ya, istrimu mana?"
"Aku sudah bercerai dari istriku."
Yeji sontak Shock mendengar hal itu. Ia tidak menyangka jika pernikahan mantan kekasihnya itu hanya bertahan seumur jagung.
"Maaf, aku tidak tau."
"Tidak apa-apa. Ayahku, juga ingin minta maaf padamu. Katanya, dia menyesal sudah gelap mata dengan harta dan status sosial. Makanya aku datang kemari. Setidaknya, aku lega melihatmu sudah bersama orang yang baik." ucap Peter sambil tersenyum.
"Ah, itu sudah berlalu Peter. Aku sudah memaafkan ayahmu sebelum beliau meminta maaf. Lalu, bagaimana kabar ayahmu sekarang?"
"Ayahku di L.A dengan kakakku. Rencananya, perusahaan yang di Malaysia akan ditutup. Keluarga istriku sudah menarik sahamnya dari sana dan mereka berencana mau mengambil perusahaan ayahku. Makanya dari pada jatuh ke tangan yang salah, ayahku memilih untuk menutup perusahaan itu."
"Aku turut prihatin Peter. Aku harap, kau bisa mendapatkan yang terbaik nanti. Aku juga berharap, masalah keluargamu bisa cepat selesai."
"Thanks Lucy."
Mereka pun bercengkrama satu sama lain.

Tak lama, acara pun selesai. Jinyoung dan Yeji pun memasuki kamar yang sudah dia siapkan.
"Akhirnya kita kembali." ucap Jinyoung sambil memeluk Yeji yang kini menjadi istrinya.
"Iya, hehehe aku tidak sangka kita bisa kembali lagi."
"Itu tandanya kita berjodoh."
"Iya. Hehehe.. Uhm, maaf ya. Tadi, aku lama berbicara dengan Peter."
"Tidak apa-apa."
Mereka pun bersiap untuk membersihkan diri. Setelah itu, Tak lupa mereka memakai piyama kembar yang sudah dibelikan oleh Seochan dan tunangannya.

"I'm happy when you are back Yeji."
"Me too."
"Makasih sudah memberiku kesempatan."
Yeji hanya mengangguk pelan dan tersenyum hangat pada Bae Jinyoung yang sekarang adalah suaminya sendiri.
"Aku ingat saat SMA kita sering bertengkar." ucap Yeji.
"Iya ya. Aku sendiri bingung kenapa kita sering bertengkar sewaktu SMA."
"Karena kau sangat menyebalkan!"
"Kau juga sangat jutek. Dasar nenek lampir jutek."
"Yak! Kau ini! Dasar kakek peyot aneh!"
"Iya aku aneh. Aku aneh karena bisa mencintai nenek lampir jutek sepertimu."
Yeji mengejar Jinyoung dan berujung dengan jatuh berdua di kasur dengan posisi Yeji yang tidak sengaja menindih Jinyoung.

Sadar posisinya tidak etis, Yeji bangun dari tubuh suaminya itu.
"Maaf maaf."
Bukannya menjawab, Jinyoung membalas dengan menindih Yeji.
"Aku akan memaafkanmu. Asal..."
"Asal apa?"
"Kau mengakui kegantenganku."
"Yak! Kau itu seperti kakek peyot."
"Oh kakek peyot. Ok..."
Jinyoung mematikan lampu kamar dan...... (pikir sendiri ya mereka ngapain wkwkwk 🤣🤣🤣)

-to be continue-

My Forever PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang