Mata pelajaran Bahasa Inggris pun usai dan diganti dengan Fisika. Tetapi, karena ada rapat dengan guru lain sehingga Gong Jiyoon Seonsaengnim, guru fisika untuk anak unggulan hanya memberikan tugas untuk kelas XI IPA A.
"Teman-teman, ada tugas dari Jiyoon Seonsaengnim. Katanya dikumpulkan hari ini juga." ucap Lia, ketua kelas XI IPA A dan anak dari pemilik sekolah, Jung Soo Jung.
Lia pun mulai membagi tugasnya ke semua anak. Setelah tugas sudah di bagikan, beberapa anak mulai mengerjakan tugasnya tersebut. Yeji merasa kesulitan mengerjakan soal Fisika. Jujur saja, Fisika adalah mata pelajaran yang paling di benci Yeji.
"Haduh.. Susahnya.." ngeluh Yeji.
Daehwi yang mendengarkan keluhan Yeji langsung berbalik badan dan menatap Yeji.
"Kau kesulitan?" tanya Daehwi dengan ramah.
"Ah, ne! Aku sangat benci dengan fisika. Fisika mata pelajaran tersulit." jawab Yeji.
"Hmm, ayo kita kerja sama-sama. Jaechan, ayo kita kerja tugas sama-sama agar cepat selesai." ajak Daehwi.
Yeji pun mulai semangat karena ada yang mau mengajarinya. Daehwi dengan sabar mengajari Yeji dan Jaechan. Daehwi merupakan mantan pemenang olimpiade Fisika saat dia masih duduk di bangku kelas X.
"Jinyoung-ah, ayo kerja sama-sama. Supaya cepat selesai." ajak Daehwi.
"Aku sedang kerja. Nanti jika ada yang tidak kalian tau, aku beritau." ucap Jinyoung sambil menulis kembali.
"Ah, ok." jawab Daehwi sambil melirik Jaechan dan Yeji.
Yeji berbisik pelan ke Daehwi berharap Jinyoung tidak mendengarkan apa yang ia bilang ke Daehwi.
"Eh, apa dia pintar? Tampangnya tidak memungkinkan." bisik Yeji.
Jinyoung yang merasa dibicarakan oleh teman sebangkunya, Jinyoung melirik sekilas ke arah Yeji dengan tajam dan berdeham pelan.
"Ehm, I can hear you young lady" ucap Jinyoung sambil kembali menulis.
Yeji terkejut ketika mengetahui jika Jinyoung mendengar apa yang dia bisikkan ke Daehwi.
"Jinyoung-ah, kau harusnya berterima kasih pada Yeji. Kan dia sudah menolongmu saat bahasa Inggris tadi." ucap Daehwi.
"Kan dia menjawab karena disuruh Kang Seonsaengnim. Kenapa jadi aku?" tanya Jinyoung dingin.
"Tapi dia kan disuruh Kang Seonsaengnim untuk membantumu. Syukur saja tadi Yeji bisa menjawabnya." ucap Jaechan.
"Sudah-sudah, tidak apa. Nanti tidak selesai loh tugasnya. Kita kerjakan saja dulu tugasnya. Nanti juga dia sadar sendiri." bela Yeji.
Daehwi menghela nafasnya dan melanjutkan tugasnya kembali. Setelah selesai, Daehwi menyatukan buku tugas Jaechan, Yeji, dan buku tugasnya sendiri untuk dikumpulkan ke Lia selaku ketua kelas.
"Jinyoung-ah, sudah selesai?" tanya Daehwi.
"Last one. Kau kumpulkan saja. Aku masih berusaha kerja." jawab Jinyoung.
"Ah, ok."
Daehwi pun mengumpulkan tugasnya ke meja Lia. 2 jam berlalu, jam makan siang pun tiba.
"Yeji, kami keluar dulu ya." ucap Daehwi sambil mengajak Jaechan dan Jinyoung keluar.
"Ah, ok." balas Yeji sedikit cuek.
Jinyoung keluar dari bangkunya dan berlalu meninggalkan Yeji. Lia yang masih mengurus tugas menghampiri Yeji.
"Yeji, apa kau tidak makan siang?" tanya Lia kalem.
"Ahm, aku.. Tidak punya teman. Kan aku masih baru disini." jawab Yeji sungkan.
"Ah, kalau begitu, ayo ikut aku. Nanti ku temani makan siang."
Yeji pun mengiyakan pernyataan Lia. Yeji juga membantu Lia membawa sebagian buku tugas fisika tersebut ke ruang guru. Setelah dari sana, Lia berjalan menuju kantin untuk makan siang. Ada 4 orang anak gank Lia memanggil Lia. Mereka adalah, Lee Chaeyeon, Nancy Lee, Jeon Somi, dan Shin Ryujin. Somi dan Ryujin seharusnya adalah adik kelas Lia. Hanya saja, sewaktu SMP mereka berdua memasuki kelas akselerasi. Sehingga mereka bisa seangkatan.Lia pun mengajak Yeji berkumpul dengannya.
"Lia, siapa dia?“ tanya Lee Chaeyeon.
"Ah, ini.. Dia.. Hwang Yeji. Anak baru di kelasku. Yeji, ini Chaeyeon. Dia sekertaris Osis dan dancer di sekolah ini." ucap Lia.
"Hi Yeji. Mannasseo bangapseumnida. Lee Chaeyeon imnida." ucap Chaeyeon sambil tersenyum manis pada Yeji.
Yeji pun tersenyum pada Chaeyeon.
"Lalu ini Somi, Nancy dan Ryujin." lanjut Lia.
"Hi.. Jangan sungkan jika butuh bantuan ya Yeji. Kami juga temanmu." ucap Somi.
"Ah, gomapta. Hehehe.."
Mereka sudah akrab sejak SD dan SMP. Lia mengenal Somi, Ryujin dan Chaeyeon sejak SD dimana saat itu Somi dan Ryujin adalah adik kelas mereka. Sedangkan Nancy menjadi teman Lia sejak SMP. Walau saat ini mereka berbeda kelas, tapi persahabatan mereka tidak pernah putus. Lia satu-satunya yang masuk ke kelas unggulan yaitu XI IPA A. Sedangkan Ryujin dan Somi masuk ke kelas XI IPA B. Sementara itu, Chaeyeon dan Nancy memilih untuk masuk jurusan IPS karena mereka tidak suka dengan Kimia dan Biologi. Chaeyeon di kelas XI IPS 1 dan Nancy di kelas XI IPS 2.Yeji pun duduk bersama mereka. Yeji merasa sedikit sulit beradaptasi dengan lingkungan barunya. Tiba-tiba...
"Permisi.." ucap anak lelaki bernama Park Woojin dari kelas XI IPS 1 bersama teman-temannya.
Mereka menoleh ke arah gank boys itu.
"Chaeyeon-ah, ada yang ingin ku katakan padamu. Aku.. Sudah menyukaimu sejak lama. Kau mau kan jadi yeochin ku?" tanya Woojin gentle.
Semua melihat kejadian itu. Jujur saja Chaeyeon malu dan tidak menyangka. Ia memang dekat dengan Woojin sejak SD. Tapi ia menganggap Woojin sebagai temannya.
"Ah, aku ada lagu."
Woojin mulai menyanyikan lagu yamyam song dengan gaya aegyo. Semua tertawa melihat gaya Woojin kecuali Yeji yang hanya tersenyum melihat Woojin dan Chaeyeon. Tanpa sadar, Jinyoung melihat Yeji yang sedang tersenyum.
"Gadis jutek itu tersenyum? Baru tau kalau gadis jutek bernama Hwang Yeji itu bisa tersenyum." ucap Jinyoung dalam hati.
"Jinyoung-ah, ada apa?" tanya Jihoon sambil memelankan suaranya.
Jinyoung pun tersadar.
"Ahm, tidak. Tidak apa-apa. Aku hanya.. Sedikit geli dengan Woojin." jawab Jinyoung dengan nada dingin sambil menyembunyikan kekagumannya dengan senyuman Yeji.
"Kalau kau menerimaku, nyanyi ulang lagu tadi dengan gaya aegyomu sendiri. Tapi kalau kau menolaknya, nyanyikan dengan ekspresi yang datar. Nyanyikan sampai habis ya." ucap Woojin.
"Tapi aku tidak hafal lagunya." ucap Chaeyeon.
"Aku hafal koq." ucap Nancy.
Nancy mulai menyanyikan yam yam song yang tadi Woojin nyanyikan dan Chaeyeon membalasnya dengan aegyo gayanya sendiri. Chaeyeon senyum dan mengangguk
"Kau menerimaku?"
Chaeyeon mengangguk. Mereka pun bersorak ketika Chaeyeon menerima Woojin.
"Wah, akhirnya teman kita sudah ada yang lepas status jomblo." ucap Daehwi.
"Iya, hahaha tinggal kalian bertiga." ucap Jihoon.
"Eh? Memangnya kau sudah punya Jihoon?" tanya Jaechan.
"Kau lupa kalau aku sudah punya? Ya walau sekarang kami LDR an sih. Dia kan di Taiwan sekarang." jawab Jihoon.
"Jaechan, dia kan pacarnya Kim Yoojung. Yang jomblo tinggal kita bertiga." ucap Daehwi.
"Kalian sih enak. Muka ganteng, otak pinter. Yeoja langsung lengket. Lah aku? Kalian kan tau sendiri, aku bisa punya teman karena kalian." ucap Jaechan pesimis.
"Hei, kau itu baik tau. Dan kau setia kawan. Pasti ada yang mau kok. Hanya belum temukan yang tepat saja." ucap Daehwi.
"Makasih ya teman-teman. Eh Jinyoung-ah.. Kau kan Lila Prince. Carilah yang baru. Jangan pikirkan wanita bodoh yang sudah meninggalkan dirimu." ucap Woojin.
"Eh? Lila prince ini pernah punya pacar? Memangnya ada yang mau dengan lelaki aneh seperti dia?" tanya Yeji dalam hati.
"Heish~ aku belum kepikiran." ucap Jinyoung dingin.
"Pilih saja.. Ini ada 6.. Eh 3 maksudku. Karena Chaeyeon sudah ku ambil. Nancy sudah milik Vernon hyung. Ryujin sudah punya Youngjae Hyung pelatih vocal sekolah kita. Nah, kau pilih saja.. Ada Lia, ada Yeji, ada somi." ucap Woojin sambil mengganggu Jinyoung.
Jinyoung hanya tersenyum tipis nan dingin.
"Aku punya tipe sendiri. Dan orangnya ada dikelasku." ucap Jinyoung misterius.
"Eh? Siapa? Memangnya ada dikelas kita yang cantik seperti Kyulkyung nunna/Park Xiyeon?" tanya Daehwi penasaran.
"Yang paling cantik di kelas kita kan hanya Lia. Dan sekarang bertambah 1 yaitu Yeji. Apa kau menyukai salah satu dari mereka?" tanya Jaechan polos.
"Dasar Kepo! Pokoknya ada di kelas." jawab Jinyoung dingin.
Woojin melirik ke arah Yeji yang sedang minum.
"Jinyoung-ah, sepertinya kau cocok juga dengan..." perkataan Woojin terhenti karena ia memberi kode pada Jinyoung dengan melirik ke arah Yeji.
"Dengan siapa?" tanya Daehwi penasaran.
"Maaf, dia bukan tipeku. Mana mungkin aku menyukai wanita jutek seperti dia? Sudah jutek, sipit, kayak nenek lampir lagi. Mana mungkin dia tipeku. Tipeku seperti member pristin/ioi." jawab Jinyoung dingin dan menjengkelkan.
Mengetahui dirinya menjadi sasaran sindiran Jinyoung, Yeji pun membalas kekesalannya.
"Yak! Aku juga tidak akan pernah mau punya pacar/suami sepertimu. Sudah aneh, mata hitam seperti hantu, kayak kakek peyot lagi. Aku yakin mantan pacarmu itu kena pelet/sihir darimu makanya dia tertarik padamu. Tipe idealku itu yang ganteng seperti ayahku. Asal kau tau saja, member Nuest/Wannaone kalah ganteng dengan ayahku." timpal Yeji.
"Tapi kalian cocok kok." ucap Nancy
"APA?!" Teriak Yeji dan Jinyoung.
"Aku tidak sudi punya pacar/istri seperti nenek lampir jutek ini."
"Aku juga tidak sudi punya pacar/suami sepertimu dasar kakek peyot aneh!"
"Sudah-sudah. Jangan bertengkar. Kalian saat ini bilang begitu, kan kita tidak tau kedepannya. Siapa tau kalian jadi suami istri." ucap Lia pelan.
"Betul kata Lia. Ingat benci dan cinta itu beda tipis. Jangan sampai sekarang bertengkar, 10 tahun/15 tahun kemudian kalian berikan kami undangan merah." goda Woojin.
Jinyoung dan Yeji saling menatap sebal dan memutarkan bola matanya.
"Ayo kita pergi, mataku sakit melihat nenek lampir jutek ini." ucap Jinyoung datar.
"Pergilah. Dasar kakek peyot aneh!"
Jinyoung dan kawan-kawan pun pergi meninggalkan gank yeoja itu.
"Ada apa antara kau dan Jinyoung? Kan kau baru mengenalnya." tanya Somi
"Tadi pagi dia menabrakku. Eh malah dia yang marah. Dasar aneh!" jawab Yeji kesal
"Sabar. Kau hanya belum menemukan sisi baiknya." ucap LiaAkankah Yeji menemukan sisi baik Jinyoung?
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...