Peter kembali ke kamar Yeji. Ia terkejut melihat Yeji menangis sambil menatap layar ponsel.
"Lucy? Why?" tanya Peter.
Sadar Peter sudah masuk ke kamarnya, Yeji mengelap airmatanya dan mematikan ponselnya. Yeji hanya tersenyum dan bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa.
"Don't lie to me Lucy." ucap Peter sambil menatap Yeji dengan tajam.
"Sure.. I.. I'm not lie.." balas Yeji sambil melirik tempat lain.
"Mulutmu bilang tidak tapi matamu tidak bisa berbohong. Katakan saja. Ada apa?" tanya Peter dengan nada dominan dan tatapan yang masih sama.
Merasa ditatap, Yeji pun menoleh.
"Just tell me. What happened?"
Yeji menunjukkan ponselnya pada Peter yang menunjukkan postingan Bae Jinyoung dengan kekasih barunya. Peter melihatnya dengan tatapan datar namun sedikit cemburu.
"Dia siapa? Apa dia mantan pacarmu?" tanya Peter sedikit cemburu.
Yeji hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Hei, look at me." ucap Peter sambil mengarahkan kedua bahu Yeji ke arahnya.
Yeji menatap Peter dengan intens.
"He can leave you and get another girl. So you can do it too. You can show him if you have get another boy who better then him." ucap Peter bijak.
"But.. I'm not sure."
"You should be confident Lucy. You are pretty. You are kind. I can make sure if someone will love you."
Peter tersenyum menatap Yeji dengan harapan bisa membuat Yeji lega. Perasaan Yeji bercampur aduk saat ini. Di satu sisi dia merasa lega karena Peter ada disisinya di saat dia sedang sedih. Dia juga senang ketika Peter selalu berusaha melindungi dirinya. Tapi disisi lain, Yeji benci mengakui jika hatinya masih ada untuk Bae Jinyoung, mantan kekasihnya di Korea.
"I hate this situation. I hate to admit it!" teriak Yeji dalam hati.
"Ahm, Thank you Peter." ucap Yeji dengan muka datar.
"Hei! Give me your sweet smile." balas Peter sambil mencoba melengkungkan bibir Yeji membentuk senyum.
Peter menahan tawanya ketika melihat wajah Yeji.
"Hei! Aku jadi jelek tau." ucap Yeji tertahan.
"You are so adorable." balas Peter.
"Ih! Pipiku sakit!" ucap Yeji sambil melepas tangan Peter.
"Maaf lah.. Hahaha. Aku senang melihatmu senyum." ucap Peter.Tanpa disadari, ada sepasang mata menatap mereka berdua. Orang itu seperti menahan cemburu ketika melihat Yeji dan Peter.
"Sepertinya Lucy lebih nyaman dengan Peter dibandingkan denganku. Maafkan diriku yang cuek ini." ucap orang tersebut dalam hati.
"Sky? What are you doing here?" tanya dr. Jacob, kakak Seungmin.
"Ahm, nothing. I just want to give this parcel to her. But.." jawab Seungmin terhenti.
Melirik ke arah kaca kamar tersebut, Jacob paham kenapa adiknya tidak masuk ke ruangan itu.
"Oh, jadi itu perempuan yang kau sukai?" tanya Jacob.
"Ahm, aku benci mengakui ini. Tapi.. Ya. Dia Lucy Hwang. Dia teman sebangkuku dan dia juga sepupunya temanku Sam dan Ryan. Aku menyukainya karena dia manis, baik dan polos." ucap Seungmin.
"Lalu kenapa tidak jujur saja kalau kau menyukai dia? Sky, tidak semua wanita bisa tau dengan apa yang kita rasakan jika kita tidak bilang. Dan kalau kau memang menyukai dia, kau harus jujur. Tapi jika dia tidak menerimamu, kau harus lapang dada. Aku yakin kalau semisalkan kau tidak bersama gadis itu, kau bisa mendapatkan gadis lain diluar sana yang lebih baik lagi." ucap Jacob bijak.
Seungmin bukan tipe orang yang gampang menunjukkan perasaannya pada orang yang dia sayang. Dan hal yang paling Seungmin benci adalah jika perasaannya diketahui orang lain.
"Seungmin, kenapa kau disini? Kenapa kau tidak masuk?" tanya Sam yang baru saja datang bersama I.N
"Ah tidak. Aku buru-buru karena ahm, kami ada makan malam keluarga. Jadi, aku tidak sempat masuk. Ahm, aku titip ini ya. Tolong berikan pada Lucy ya. Maaf merepotkanmu." jawab Seungmin.
"Hyung, ayo." sambung Seungmin sambil menarik kakaknya itu.
"Kami permisi ya." ucap Jacob.
"Iya, hati-hati hyung." ucap Sam.
Sam menatap bingung pada Seungmin yang sikapnya tidak seperti biasanya.
"Seungmin kenapa sih? Aneh sekali." ucap Sam bingung.
"Mungkin dia sebenarnya cemburu hyung. Atau tidak, memang dia mau pergi ke acara keluarganya." ucap I.N sambil mengintip ke kaca kamar Yeji.
"Eh? Cemburu?" tanya Sam bingung.
Sam mengintip dari kaca kamar tersebut. Ia melihat Yeji tersenyum lepas dan bergurau bersama Peter. Sam sendiri senang melihat Yeji bisa tersenyum lagi. Ia berharap Yeji bisa melupakan kesedihannya saat putus dari kekasihnya di Korea dan melupakan kejadian traumatis dari sekolah.Sam membuka pintu kamar tersebut dan masuk bersama I.N.
"Ehm, senang sekali keliatannya." ucap Sam santai.
Yeji hanya tersenyum ketika melihat Sam dan I.N masuk.
"Aku bilang juga apa. Aku bisa kan menjaga Lucy." ucap Peter dengan gaya brandalnya.
"Lucy, Peter tidak macam-macam denganmu kan? Kalau dia macam-macam lempar saja ke kandang macan." ucap Sam.
"Ish! Kau ni teruk (jahat) lah! Janganlah macam tu. Anak kacak (ganteng) macam aku, tak kan lah kena ngap dengan macan. (tidak mungkin kena lahap macan)" ucap Peter.
"Dia tidak macam-macam koq Sam. Peter baik." ucap Yeji pelan.
"Hmm, baguslah. Oh ya ini ada titipan parcel dari Seungmin." ucap Sam sambil meletakkan parcelnya dalam kulkas.
"Sam, tadi Peter bilang aku tidak boleh makan parcel buahnya Lewis karena dia takut aku jatuh cinta pada Lewis lewat parcel buah yang dia kasih." ucap Yeji polos.
"Tentu saja! Aku tidak mau Lucy jatuh cinta dengan lelaki itu. Kan lelaki itu pernah menyakiti Lucy." ucap Peter salah tingkah.
"Tapi dia sudah minta maaf Peter. Tenanglah dia sendiri sudah bilang jika dia tidak akan mengganggu aku." ucap Yeji yang lagi-lagi sangat polos.
"Heh! Kau ini cemburuan sekali Peter. Aku saja sepupunya tidak secemburu itu tau." ujar Sam.
"Itu karena aku sayang padanya!" tukas Peter tanpa ia sadari.
Yeji menatap Peter dengan bingung saat mendengar perkataan Peter.
"Eh, maksudku... Ahm.. Ya.. Aku kan temannya.. Memangnya tidak boleh aku khawatir dengan temanku?" tanya Peter salah tingkah dimana wajah dan telinganya memerah.
"Tapi kalau hanya teman kenapa wajah dan telingamu merah?" tanya Sam balik dengan nada selidik.
"Kalau Hyung suka bilang saja." sambung I.N
"Hei anak kecil! Jangan sambung ya!" ucap Sam.
"Iya Playboy Hyung. Aku yang goodboy diam saja." ucap I.N sambil menjulurkan lidahnya.
Yeji tertawa melihat tingkah kedua sepupunya itu dan tingkah Peter.
"Apa benar Peter menyayangiku? Apa dia bisa lebih baik dari Bae Jinyoung?" tanya Yeji dalam hati.
"Oh ya, Lucy. Aku pulang dulu ya. Kakakku sudah jemput. Get well soon dear." ucap Peter sambil mengedipkan sebelah matanya pada Yeji.
"Heh! Quokka genit! Jangan main mata dengan Lucy ya!" teriak Sam.
"Sam this is hospital. Kau bisa diusir nanti." ucap Yeji pelan.
"Hehehe.. Iya Lucy. Hehehe maaf." balas Sam.Beberapa minggu kemudian, Yeji sudah boleh pulang dan dinyatakan sembuh oleh dokter. Kakinya juga sudah bisa berfungsi seperti sediakala. Yang membuat Yeji bingung adalah Seungmin selaku teman sebangkunya di kelas tidak menjenguknya lagi setelah ia menitipkan parcel pada Sam.
Ada apa dengan Seungmin? Apa dia marah pada Yeji? Atau justru ia tidak mau mengganggu Yeji lagi?
-To be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...