Part 18, Problem and slander (3)

30 6 0
                                    

Saat hendak berjalan menuju kelasnya, ia tidak sengaja menabrak kakak kelas yang merupakan wakil ketua OSIS.
"Jwiseonghamnida." ucap Yeji sambil membungkukkan badannya.
"Ah, tidak apa. Lain kali hati-hati." ucap lelaki tersebut.
Yeji mengangguk pelan.
"Aku kembali ke kelas dulu ya. Permisi." ucap Yeji sambil berjalan meninggalkan lelaki itu.
Saat hendak memasuki kelasnya, ia terkejut dengan lemparan kotak susu yang sudah kosong.
"Citra kelas unggulan rusak akibat pencuri sepertimu!" teriak salah seorang murid.
"Kelas unggulan dicap jelek akibat perbuatanmu!" teriak yang lain.
Yeji hanya diam dan memungut kotak susu tersebut. Ia membuang kotak tersebut ke tempat sampah. Datang lagi lemparan yang berikutnya. Kertas, kotak susu bahkan ada yang melemparkan Yeji dengan penggaris besi. Tapi syukur saja Yeji tidak terkena penggaris besi tersebut. Murid di kelas itu terkejut ketika Bae Jinyoung menangkap penggaris tersebut. Yeji tidak menyangka jika Jinyoung menolongnya.
"Tidak perlu menghinanya karena kalian tau dia seorang pencuri. Dia sudah terhina walau kalian tidak melontarkan hinaan padanya. Pencuri tetaplah pencuri. Pencuri lebih hina dari pada orang yang terhina." ucap Jinyoung datar dan dingin.
Semua murid langsung diam dan kembali ke tempatnya masing-masing.
"Good, Jinyoung sudah benar-benar membenci Yeji. Ini saatnya aku mendekati Jinyoung." ucap Lia dalam hati sambil tersenyum puas.

Yeji dan Jinyoung berjalan menuju tempat duduknya.
"Jangan senang dulu ya. Aku menolongmu bukan berarti aku memaafkanmu. Aku menolongmu karena kebetulan aku mau masuk kelas. Kau hanya boleh bicara denganku jika hal itu tentang pelajaran. Diluar dari itu aku tidak akan mendengarkanmu. Paham?!" tegas Jinyoung.
"Sampai kapan kau seperti ini Jinyoung? Aku benar-benar tidak mengambil dompetmu." ucap Yeji.
"Sampai kau bisa membuktikan kalau kau tidak bersalah!" ucap Jinyoung yang mulai emosi.
Yeji hanya diam dan tidak berbicara sepatah kata pun. Ia tidak tau harus berbuat apa saat ini.

Di sisi lain...
Anggota komite disiplin berkumpul di ruang basecamp komdis sebelah ruang OSIS dan membahas permasalahan Yeji.
"Bukti semua sudah ada, tinggal kita proses." ucap Somi sambil memberikan map jejak rekam bullying.
Woojin mengambil map tersebut dan mulai mengamati bukti yang ada.
"Ini keterlaluan sekali. Sampai memberi gambar horror untuk meneror orang lain. Dan tulisan di meja ini, aku yakin ini perempuan pelakunya. Tapi bukan Lia, aku hafal tulisannya karena aku pernah meminjam catatannya saat kelas X." ucap Woojin.
"Somi, kau masih menyimpan soft file fotonya? Disana ada jamnya kan?" tanya Nancy.
"Uh-hu~ why?"
"We can check CCTV with that time so we can know who's suspect at this case." jawab Nancy.
"Duh, bicaralah dengan bahasa lain. Jangan bahasa Inggris. Aku tidak mengerti tau!" ngomel Woojin.
"Hehe maaf maaf. Maksudnya kalau ada jam di fotonya kan kita bisa cek dengan CCTV. Jadi kita bisa tau siapa tersangkanya/pelakunya." ucap Nancy.
"Hmm. Masuk akal sih. Tapi bagaimana ya kita ke ruang CCTV?" tanya Woojin.
"Kita minta izin dengan petugasnya saja. Pasti diizinkan." jawab Somi.
"Ok blh juga. Kalau begitu, nanti sepulang sekolah kita kumpul lagi disini. Aku coba ajak Jihoon. Dia paling jago dalam hal meminta izin." ucap Woojin.
"Ok, nanti siapa yang sudah keluar kelas duluan langsung ke sini simpan tas dulu. Lalu ke ruang CCTV." ucap Nancy.
Mereka pun keluar dari ruang komdis menuju jelas masing-masing.

Berhasilkah mereka mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya?

-to be continue-

My Forever PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang