7 tahun kemudian...
"Lucy, kau yakin mengambil project ini? Ini project yang tidak main-main loh. Kalau kita kalah, kita bisa kena penalti." ucap Hussey, salah seorang anggota tim project Lucy.
"Iya, aku yakin. Aku bisa memenangkan project ini." ucap Yeji dengan percaya diri.
"Aku akan mendukung apapun yang kau usulkan. Aku yakin kau bisa melakukan yang terbaik pada project ini. Semangat teman-teman!" ucap Sean, rekan kerja Yeji.
Semua tersenyum dan berharap project yang dipimpin oleh Yeji bisa berhasil seperti sebelumnya. Walaupun Yeji mengambil jurusan informasi keuangan, tetapi Yeji juga bisa memimpin timnya untuk memenangkan tender dengan perusahaan lain. Saat ini, Yeji bekerja di perusahaan permata milik pamannya. Sam juga bekerja disana tetapi berada di divisi yang lain. I.N sedang memgambil S2 dengan jurusan pendidikan karakter. Ia saat ini sedang mengajar di TK JYP International School sebagai guru magang. I.N mengambil pekerjaan sebagai guru TK karena ia sangat menyukai anak-anak."Lucy, bagaimana Peter? Katanya kalian sudah mau tunangan ya?" tanya Hussey.
"Ahm, hehehe masih rencana koq." jawab Yeji rendah hati.
"Jangan lupa undang kami ya." tukas Sean.
"Heheh, iya."
Mereka pun makan siang bersama. Tak lama, Peter menelpon Yeji.
"Tunggu sebentar ya teman-teman."
Yeji berjalan keluar agar pembicaraannya tidak di dengar oleh orang lain.
"Halo... Ya sayang, ada apa?... Ahm, aku akan pulang jam 3. Memangnya, apa yang ingin kau bicarakan?... Oh baiklah, nanti aku kabari lagi... Yes honey, bye."
Yeji menutup telponnya dan kembali ke tempat dimana dia dan temannya duduk. Mereka bersenda gurau bersama teman-temannya.Pukul 15.00 American Time...
Mereka membereskan barang mereka dan bersiap-siap untuk pulang. Peter pun sudah datang 5 menit yang lalu untuk menjemput Yeji.
"Aku pulang dulu ya."
"Ya, hati-hati Lucy."
Yeji masuk ke dalam mobil Peter. Dan mobil tersebut melaju meninggalkan perusahaan itu.
"Lucy, how's your day?"
"Fine. Hehehe.. Aku di minta untuk memimpin project lagi karena project kemarin aku berhasil." ucap Yeji sambil tersenyum.
"Ah, I proud of you." balas Peter dengan senyum simpul.
"Ada apa Peter? Sepertinya, kau ada masalah."
Peter benar-benar bingung bagaimana harus memulai pembicaraan yang cukup serius ini.
"Ahm, bagaimana mulainya ya... Ahm.. Aku... Ahm.." perkataan Peter terhenti.
"Tell me Peter. What's going on?" tanya Yeji penasaran.
"Aku sedang menyetir. Akan aku ceritakan masalahku nanti." jawab Peter pelan.Mereka sampai di C9 cafe, cafe dimana mereka sering nongkrong sewaktu SMA dulu. Mereka memesan minuman lalu duduk berdua.
"Katakan apa yang ingin kau bilang tadi." ucap Yeji.
"Ahm, aku berat mengatakan hal ini." ucap Peter datar.
"Cerita saja." desak Yeji.#flashback_on
Ayah dan ibu Peter datang dari Malaysia karena ada urusan bisnis. Selain itu, mereka juga ingin mengajak Peter pulang ke Malaysia untuk melanjutkan bisnis ayahnya dan menjodohkan Peter dengan orang lain.
"Peter, papa dan mama datang kat mari kerana papa nak kau balik kat Malaysia." ucap Bryan Han, sang ayah.
"Kenapa pa? Aku dah selese (nyaman) kat sini. Lagipun ada abang Mark dan Akak Mina kat sini. Ada Kylie dan Baylie juga. Kenapa pula aku mesti balik?" tanya Peter.
"Papa ni kan dah tua. Kejap lagi dah pencen (pensiun) lah. Kalau papa pencen, siapa nak sambung perusahaan papa? Lagipun, papa nak jodohkan kau dengan budak (anak) kawan papa. Dia budak baik, lawa (cantik), comel (manis/imut), dia sopan juga." ucap sang ayah.
"Pa, aku dah ada girlfriend lah. Namanya Lucy. Aku dah 7 tahun relationship dengan dia. Dia bijak (pintar), lawa juga. Dia boleh dapat scholarship semasa (sewaktu) Sekolah pun." ucap Peter sambil mencoba meyakinkan ayahnya.
"Budak scholarship tu bukan budak sepadan dengan kita. Pokoknya tak ada lawan e! Kau putuskan girlfriend kau tu! Kalau tak, papa cabut fasiliti (fasilitas) yang papa dan mama kasih untuk korang (kau). Dan papa juga cakap kat abang untuk tak bantu korang. Macam mana? (bagaimana?) Korang tau ke macam mana nak hidup tanpa fasiliti papa? Kau ni pun kerja kat perusahaan abang kan?"
Apa yang dikatakan ayahnya benar. Peter selama ini bisa memiliki keuangan yang stabil karena gaji dari perusahaan Mark dan fasilitas yang diberikan ayahnya. Peter ingin mengelak. Tapi semua ucapan ayahnya adalah kenyataan.
"Tapi pa. Aku hanya cinta dengan Lucy je pa. Aku tak nak putuskan dia."
Peter bersikeras mempertahankan pendapatnya untuk tetap bersama Lucy. Lagipula, dia sudah berjanji untuk menjaga Lucy dan tetap bersamanya.
"Betuah punya budak (dasar anak ini) zaman sekarang kau nak cakap pasal (tentang) cinta? Kau fikir cinta buat kau kenyang e? Tak de uang, tak de kerja kau fikir boleh (bisa) kasih makan keluarga kau nanti? Papa tak nak tau! Pokoknya, kau kene (harus) terima papa jodohkan."
"Pa! Tak nak lah! Aku ni dah besar. Tak payah (tak perlu) di jodohkan pun. Lagipun abang juga pilih istri dia seorang-seorang (sendiri-sendiri) je. Kenapa pula aku tak boleh?"
"Dengar je papa cakap! Papa beri tempo (waktu) 2 minggu. Kalau kau tau putuskan girlfriend kau tu, papa cabut semua fasiliti yang papa kasih kat kau. Dan papa juga suruh abang kau untuk pecat kau daripada perusahaan (pecat dari perusahaan) dan kau tak boleh lagi kerja kat sana sampai bila-bila (sampai kapanpun) dan yang paling penting, papa tak nak anggap kau budak papa dan mama lagi, faham!"Peter kesal mendengar keputusan ayahnya. Ia sangat mencintai Yeji. Tapi dia juga tidak mau durhaka dengan orang tuanya. Peter tidak peduli bila fasilitas yang dia dapatkan dicabut. Yang terpenting, hubungan keluarganya tidak putus hanya gara-gara masalah seperti ini. Peter berlari ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya. Dia benar-benar kecewa dengan keputusan ayahnya.
#flashback_off
"Begitulah ceritanya. Aku sendiri bingung kenapa ayahku mendesak aku untuk menikahi anak rekan kerjanya. Padahal kehidupan yang aku jalani disini baik-baik saja. Tidak ada apa-apa." ucap Peter kecewa.
Yeji mencoba menenangkan Peter dengan menggenggam tangannya pelan.
"Peter, whatever your dad say to you, that's because he love you. He want the best for your life." ucap Yeji pelan.
"But dear, we are adult now. Come on. Kita bukan anak sekolah yang masih harus ikut aturan yang ketat. Kita sudah dewasa, kita bebas untuk memilih mana yang terbaik untuk diri kita. Apa aku salah untuk memilih jalan hidupku sendiri?" tanya Peter yang mulai kesal.
"Iya aku tau Peter, tapi kau tidak mau jadi anak durhaka kan? Mungkin ayahmu punya tujuan yang baik untukmu. Makanya beliau melakukannya. Saranku, kau turuti saja permintaan ayahmu. Aku tidak mau kau jadi durhaka karena aku. Aku rela jika kita harus putus. Ayahmu tidak suka denganku karena aku anak beasiswa kan? Karena pikiran ayahmu kalau beasiswa itu untuk kaum miskin. Aku ingat saat dulu kita wisuda. Ayahmu pernah mengatakan hal itu." jawab Yeji panjang lebar.
"Maafkan ayahku Lucy. Pikiran ayahku sempit. Dia selalu berpikir kalau beasiswa itu hanya untuk anak miskin yang ingin sekolah."
"Aku paham koq. Namanya juga orang tua. Ahm, jadi.. Saranku, kau turuti saja permintaan ayahmu. Ok? Aku tidak mau kau jadi anak durhaka." ucap Yeji.
"Tapi Lucy.."
"Sstt... Tidak apa-apa. Aku akan baik-baik saja. Aku yakin, walaupun kita tidak berjodoh.. Bisa jadi di masa depan anak-anak kita yang akan berjodoh." ucap Yeji berlapang dada.
"Maafkan aku Lucy."
Peter memeluk Yeji erat. Ia tidak menyangka jika dia akan putus setelah 7 tahun berpacaran.Apa yang terjadi pada Peter selanjutnya?
-To be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...