Seungmin berubah total sejak ia melihat kedekatan Yeji dan Peter. Hal itu ia lakukan karena ia tidak mau bertengkar dengan sahabatnya sendiri hanya karena wanita.
"Ada apa dengan Seungmin? Kenapa dia sekarang menjauh dariku?" tanya Yeji dalam hati dengan bingung.
"Seungmin, kenapa kau lama tidak menjengukku?" tanya Yeji pelan.
"Tidak apa. Aku hanya ingin sendiri. Lagi pula ada Sam yang menemanimu kan? Jadi kau tidak kesepian lagi." jawab Seungmin dingin.
Yeji bingung dengan Seungmin yang tidak seperti biasanya.
"Seungmin, salahku apa? Kenapa kau jadi dingin dan menjauh?" tanya Yeji lagi.
Seungmin hanya diam dan menatap Yeji dengan dingin.
"Aku tidak apa-apa Lucy. Aku hanya tidak ingin mengganggu milik orang lain." jawab Seungmin yang lagi-lagi dingin.
Yeji bingung dengan apa yang Seungmin katakan. Ia benar-benar tidak mengerti dengan perubahan sikap Seungmin padanya.
"Apa maksudmu dengan milik orang lain?"
Seungmin berdiri sambil menggebrak mejanya. Ia menatap Yeji dengan mata penuh api cemburu.
"Bisakah kau berhenti memberiku pertanyaan? Aku sudah bilang aku sedang ingin sendiri!"
Yeji benar-benar kaget dengan sikap Seungmin yang berubah 180 derajat. Baru kali ini dia melihat Seungmin semarah itu hingga menggebrak meja. Semua anak menoleh ke arah mereka.
"Seungmin, apa kau tidak bisa bicara pelan-pelan? Apa harus sekasar itu dengan perempuan?" tanya Peter yang duduk tak jauh dari bangkunya.
"Bukan urusanmu!" jawab Seungmin dengan wajah yang memerah tanda ia sedang marah.
Seungmin menendang kursinya dan berjalan keluar kelas. Yeji sangat bingung dengan perubahan sikap Seungmin."Seungmin aneh sekali. Aku tidak tau salahku apa dia tiba-tiba marah padaku. Aku hanya tanya kenapa dia lama tidak menjengukku." ucap Yeji.
"Mungkin moodnya sedang tidak baik. Atau, ada masalah lain yang dia tidak bisa ceritakan pada kita." ucap Sam sabar.
Yeji hanya diam dan mengintropeksi dirinya tentang kesalahan apa yang dia perbuat pada Seungmin hingga Seungmin semarah itu.Seungmin berlari menjauhi kelasnya hingga ke tangga menuju aula sekolah. Dia mendudukkan dirinya di tangga tersebut sambil menopangkan kepalanya dengan kedua tangannya.
"Apa yang kau lakukan Sky? Dia tidak tau apa-apa tentang perasaanmu karena kau tidak pernah menceritakan perasaanmu padanya. Kau menyayangi Lucy tapi yang kau lakukan malah sebaliknya!" marah Seungmin dalam hati.
Tanpa sadar, Seungmin menitikkan air matanya karena kekesalan yang dia rasakan. Ia benci mengakui jika dia menyukai Yeji. Ia bukan tipe orang yang gampang untuk menyatakan perasaannya pada gadis yang dia sukai. Seungmin adalah tipe orang yang mendekati perlahan hingga nyaman lalu ia mengatakan perasaannya pada gadis itu.
Disaat yang bersamaan, Valencia melewati tangga aula tersebut karena ia baru saja melakukan latihan drama untuk pengambilan nilai kesenian. Valencia menghampiri Seungmin perlahan.
"Seungmin? Ada apa?" tanya Valencia pelan.
Seungmin menoleh ke arah Valencia.
"Ahm, aku hanya... Sedikit berantakan. Kau sendiri kenapa disini? Apa kau tidak ada kelas?" tanya Seungmin yang mulai tenang.
"Aku sedang latihan drama untuk ambil nilai kesenian. Kau sendiri kenapa tidak masuk kelas? Apa ada masalah?" tanya Valencia balik.
"Ahm, aku sedang tidak mood ke kelas. Aku habis melakukan kesalahan bodoh." jawab Seungmin putus asa.
"Memangnya ada kesalahan bodoh apa yang kau lakukan? Kau berkelahi?"
Seungmin menggelengkan kepalanya.
"Lalu?"
"Hal terbodoh yang aku lakukan adalah ketika aku... Ahm.. Aku sulit mengakui.. Ah maksudku.. Benci mengakui jika aku menyukai seseorang."
Valencia menoleh ke arah Seungmin.
"Memangnya siapa yang kau sukai?"
"Aku.. Aku menyukai Lucy. Dia baik, polos, friendly, dan dia juga menarik. Lelaki mana yang tidak suka dengan Lucy?"
Valencia mendengar perkataan Seungmin dengan seksama.
"Lalu, kenapa tidak bicara langsung saja? Agar lebih lega."
"Sepertinya Peter juga menyukai Lucy. Dia selalu memberi perhatian lebih pada Lucy saat Lucy di rumah sakit. Dan jujur saja, aku cemburu melihat mereka."
Valencia menghela nafas pelan saat mendengar perkataan Seungmin.
"Hei, Sky. Listen to me. Kalau kau menyukai seseorang, kau harus berterus terang. Jangan takut dia menolakmu. Toh kau cukup akrab dengan Lucy kan? Dan kau harus hadapi secara jantan jika kau ditolak. Masih banyak gadis lain di luar sana yang pasti akan menyukaimu. Jika Peter juga menyukai Lucy, kau harus bersaing secara sehat dengannya. Buktikan jika kau juga bisa." ucap Valencia semangat.
Seungmin mulai bangkit kembali sejak diberi semangat oleh Valencia.
"Ahm, tapi.. Aku bukan tipe orang yang bisa dengan mudah mengakui jika aku menyukai seseorang. Aku lebih suka mendekati orang perlahan tapi pasti. Tapi, aku akan berusaha. Terima kasih Valencia." ucap Seungmin yang mulai semangat.
"Nah, begitu donk. Kau harus semangat." ucap Valencia sambil tersenyum.
Seungmin mengangguk dan mulai tersenyum. Seungmin pun kembali ke kelas dan Valencia kembali ke aula sekolah untuk bersiap ambil nilai.Sesampainya di kelas, Seungmin meminta maaf pada Yeji atas apa yang dia perbuat tadi. Yeji pun memaafkan Seungmin. Walaupun Yeji tidak tau mengapa Seungmin marah padanya, tetapi Yeji tetap baik pada Seungmin selaku teman duduk dan teman kelasnya. Tanpa terasa, jam istirahat pun tiba. Saat hendak berjalan keluar kelas, Peter mengajak Yeji ke suatu tempat.
"Peter kita mau kemana?" tanya Yeji bingung.
"Ikut dulu saja." jawab Peter singkat.
Peter menarik tangan Yeji hingga dia berada di lapangan basket indoor. Disana hanya ada Peter dan Yeji berdua saja.
"Untuk apa kita kesini?" tanya Yeji lagi.
"Lucy, I just want to say something about you." jawab Peter.
"Sebenarnya... Aku suka padamu. Sejak kau datang ke sekolah ini, aku melihat ada yang berbeda darimu. Kau baik, polos, lucu dan menggemaskan." sambung Peter.
Yeji tidak menyangka jika Peter menyukainya selama ini. Ia pun sadar jika selama ini Peter benar-benar memperhatikannya.
"Pantas saja Lewis pernah bilang jika Peter menyukaiku. Ternyata benar." ucap Yeji dalam hati.
"Ahm, lalu.. Angela bagaimana? Katanya Mia dulu, Angela mau kembali padamu." tanya Yeji hati-hati.
Peter menghela nafasnya pelan dan menahan kedua tangannya pada kedua sisi kepala Yeji.
"Listen, Angela and me was broke up before I know you. I never back to her anymore because she had the new one. Jangan pikirkan perempuan jahat itu ya. Dia meninggalkan aku karena lelaki yang lebih kaya dariku." jawab Peter pelan.
Yeji menatap mata Peter dengan intens. Yeji pun mengangguk tanda ia paham dengan apa yang Peter katakan.
"So.. Mau ganti status?"
Yeji mengangguk pelan dan malu. Peter pun lega. Akhirnya ia bisa mendapatkan pengganti yang lebih baik dari Angela. Tampak dari kejauhan, Seungmin melihat semuanya.
"Mereka intens sekali. Jujur aku benci mengakui kalau aku cemburu. Tapi, jika itu bisa menbuat temanku senang dan membuat Lucy nyaman.. Aku juga ikut senang." ucap Seungmin dalam hati.
Seungmin berjalan menjauh dari tempat itu. Tanpa sadar ia hampir menabrak Valencia yang baru keluar dari ruang etika.
"Eh, hai. Ahm.. Kau.. Darimana?" tanya Seungmin salah tingkah.
"Aku habis dari ruang etika. Kenapa? Oh ya, bagaimana? Kau sudah bicara dengan.." perkataan Valencia terhenti karena Peter dan Yeji lewat.
"Hei, kalian.... Tumben berduaan?" tanya Peter sambil menggandeng tangan Yeji.
"Ahm, kami baru saja bertemu. Ada apa?" tanya Seungmin balik sambil melihat kedua tangan saling menggandeng.
"Ah tidak, aku hanya bingung saja sejak kapan kalian dekat." jawab Peter santai.
Tak mau kalah dari Peter, Seungmin dengan refleks merangkul Valencia.
"Ah, kau tidak tau ya. Aku dan Valencia sudah dekat sejak lama. Dan kami... Ahm.. Kami backstreet. Kami tidak suka kalau hubungan kami dipublikasikan apalagi, kita kan belum selesai sekolah. Ayahku melarangku untuk punya pacar sebelum lulus SMA." tukas Seungmin salah tingkah sambil merangkul Valencia erat.
Valencia tersipu malu dengan perlakuan dadakan dari Seungmin. Tapi ia sadar kalau Seungmin melakukannya untuk menutupi kecemburuannya pada hubungan Peter dan Yeji.
"Lalu, kalian kenapa gandengan tangan? Ingat ini kawasan sekolah!" ucap Seungmin salah tingkah.
"Kami sudah jadian. Jadi wajarlah kalau aku dan dia gandengan. Katamu kalau tidak ada status tidak boleh gandengankan? Nanti disangka aku melecehkan anak orang." jawab Peter.
"Heh! Itu aturan khusus untukmu karena kau itu quokka playboy yang nakal dan mesum!"
"Heh! Aku tidak sebejat itu ya! Aku tidak pernah apa-apakan anak orang! Jangan dengarkan siput lamban ini ya. Dia mungkin cemburu karena tidak boleh gandengan di sekolah. Kan cucu pemilik sekolah harus alim." goda Peter.
"Eh sudahlah! Valencia kita pergi saja darisini."
Seungmin menarik tangan Valencia dan berjalan menjauhi Yeji dan Peter.
"Bukannya Seungmin tidak kepikiran untuk punya pacar? Kenapa dia malah dekat dan backstreet dengan Valencia?" tanya Yeji dalam hati."Valencia, aku minta maaf soal perlakuanku tadi ya. Maaf aku lancang merangkulmu." ucap Seungmin malu.
"Tidak apa-apa, aku tau kau cemburu kan?" tanya Valencia.
"Aku benci mengakui ini. Tapi jujur, aku memang cemburu." jawab Seungmin dingin.
"Aku paham. Aku juga pernah merasakan hal yang sama. Kalau kau butuh teman untuk cerita atau bantuan, kau bisa menghubungi aku." ucap Valencia sambil tersenyum.
"Thank you Valencia." ucap Seungmin sambil tersenyum juga.
Valencia senang bisa membantu Seungmin. Baru kali ini ia memiliki teman yang benar-benar baik padanya. Valencia ingat ketika Seungmin menyatakan kalau ayahnya tidak akan dikeluarkan hanya karena persoalan sepele. Seungmin dan teman-temannya juga sudah menganggap Valencia adalah bagian dari pertemanan mereka.Di kantin, Seungmin dan Valencia duduk bersamaan dengan temannya yang lain kecuali Yeji dan Peter yang baru saja jadian. Mereka memilih untuk duduk berdua saja di kantin. Disaat yang bersamaan, Yeji mendapatkan pesan dari seseorang.
Siapakah orang itu?
-To be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...