Beberapa bulan kemudian, beredar berita jika Lia sebentar lagi akan bertunangan. Tidak ada yang sangka jika Lia akan tunangan secepat itu. Lia datang ke sekolah untuk menyebarkan undangan bersama dengan Edward. Edward hanya menemani Lia. Dan ya, banyak yang terpesona melihat Edward, calon tunangan Lia.
"Teman-teman, aku hanya mau memberikan undangan ini untuk kalian. Aku harap kalian bisa datang ya." ucap Lia sambil memberikan undangan itu pada mantan teman ganknya itu.
"Kami pasti datang Lia. Selamat ya kau sudah mau tunangan." ucap Chaeyeon sambil menerima undangan tersebut.
"Persiapan untuk menjadi istri yang baik. Jangan nakal lagi yang seperti dulu." ucap Jihoon tajam.
"Ah, iya. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi istri yang baik nanti." ucap Lia sedikit risih.
Lia pun berpamitan dengan mereka lalu mencari Yeji dan Jinyoung. Di saat yang bersamaan, mereka berpapasan depan kelas. Melihat Lia bersama Edward, Jinyoung mulai menjalankan aksinya. Ia sengaja memeluk Yeji agar ia bisa mengetahui jika Lia masih mengharapkan dia atau tidak.Yeji terkejut ketika Jinyoung memeluknya. Jinyoung mulai akting manja pada Yeji.
"Ish, Jinyoung. Kau ini kenapa sih?" tanya Yeji bingung dengan tingkah Jinyoung yang tiba-tiba berubah menjadi manja dan langsung memeluknya.
Lia juga terkejut melihat Jinyoung yang memeluk Yeji dengan manja. Jujur saja, hingga saat ini Lia masih menyayangi Jinyoung. Dan saat ini, hatinya masih menangis ketika melihat Jinyoung yang memeluk Yeji dengan manja. Mengetahui Lia sedih, Edward berusaha untuk menyamankan Lia."Yeji, Jinyoung? Kalian.." perkataan Lia terhenti.
"Kami sudah pacaran Lia. Baru saja minggu lalu." ucap Jinyoung asal.
Yeji bingung ketika Jinyoung mengatakan hal itu. Ia tidak merasa kalau Jinyoung mengatakan cinta dengannya.
"Jinyoung tidak pernah bilang cinta denganku kenapa dia bisa bilang seperti itu ke Lia? Dasar kakek peyot!" ucap Yeji dalam hati.
Yeji salah tingkah dengan perlakuan Jinyoung yang dia lakukan depan Lia.
"Ah, kalian sudah pacaran rupanya. Selamat ya. Padahal.. Kalian sering sekali bertengkar." ucap Lia sambil menutupi kesedihannya.
"Lia, aku ke toilet sebentar ya." ucap Edward berwibawa.
"Pergilah~" ucap Lia datar.
Edward pergi meninggalkan mereka dan pergi ke tempat agak sepi. Ia menelpon orang suruhannya untuk menjadi mata-mata Lia.
"Halo?... Tolong kau pantau calon istriku. Tapi jangan sampai dia tau kalau aku yang menyuruhmu. Dan jangan terlalu mengawasinya seperti tawanan juga. Nanti aku akan menghubungimu jika aku perlu sesuatu. Paham?.. Bagus! Nanti aku kabari lagi." ucap Edward sambil mematikan teleponnya.
Edward berjalan kembali ke tempat tadi untuk menemui Lia."Lia, apa sudah selesai?" tanya Edward elegan.
"Untuk apa menyusulku? Pergilah. Aku bisa pulang sendiri nanti." jawab Lia agak jutek.
"Lia, calon suamimu baik loh mau menemanimu. Bersyukurlah punya lelaki seperti dia." ucap Yeji pelan.
"Kalau aku pribadi sih, ya.. Aku bersyukur sekali ya punya pasangan yang sabar dan mau menemanimu kapanpun dan dimanapun. Mencari yang seperti itu susah loh. Seperti contoh, aku mendapatkan wanita seperti Yeji itu susah." ucap Jinyoung sambil berpura-pura mencium pipi Yeji.
Yeji benar-benar terkejut dengan perlakuan Jinyoung langsung mencubit lengan Jinyoung.
"Ish! Ini sekolah Jinyoung. Jangan begitu ah!" ucap Yeji salah tingkah.
Melihat calon istrinya merasa disudutkan, Edward memegang tangan Lia untuk menenangkannya dan mengajaknya pergi dari sana.
"Lia, ayo kita pergi nanti mamamu menunggu." ucap Edward sambil memegang tangan Lia dan melihat dua insan itu.
"Kami pergi dulu ya." pamit Edward.
"Iya, hati-hati." ucap Jinyoung dan Yeji.Edward dan Lia meninggalkan tempat itu. Lia tampak berkaca-kaca ketika mengingat Jinyoung memeluk Yeji. Mengetahui hal itu, Edward memberikan sapu tangannya pada Lia.
"Jangan menangis. Biarkan dia dengan yang lain." ucap Edward pelan. Ia jadi teringat ketika ia harus berpisah dengan Yiren.#flashbackon
"Yiren, maafkan aku. Kita sudah tidak bisa bersama lagi. Papaku ingin menjodohkanku dengan pilihannya." ucap Edward sedih. Ia masih menyayangi Yiren. Namun sayang, restu orang tualah yang membuat mereka tidak bisa bersatu. Ditambah lagi, Yiren bukan dari keluarga kaya. Ia hanya keluarga sederhana dimana ayahnya seorang penjual mie pangsit dan ibunya adalah seorang penjahit.
"Edward, apa itu tidak bisa didispensasi lagi? Aku.. Aku masih belum sanggup untuk berpisah." ucap Yiren dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf, papa dan mamaku benar-benar sudah tidak mau merestui hubungan kita. Lagipula, ayahmu juga tidak suka denganku. Aku tidak mau kau durhaka karena melawan mereka. Jaga dirimu Yiren. Aku yakin, kau akan mendapatkan yang terbaik. Bahkan lebih baik dariku karena kau orang baik." ucap Edward sambil menguatkan Yiren.
Yiren menangis karena perih hati yang tidak dapat ia bendung lagi. Edward memeluk Yiren dengan hangat. Ia harus merelakan orang yang dia sayang itu jatuh kepelukan orang lain.#flashbackoff
"Kau tau apa Edward? Kau tidak tau bagaimana perasaanku melihat orang yang aku sayang sudah bersama dengan yang lain? Apa aku pernah merasakannya?" tanya Lia dengan nada sedikit meninggi dan air matanya mulai mengalir.
"Kita semua pasti pernah merasakan. Hanya, kita belajar mengikhlaskan. Sebelum aku kesini, aku juga mengalami hal yang sama. Aku putus dengan pacarku karena orang tua kami tidak merestui kami. Dan ya, kalau orang tua sudah berbicara, lebih baik kita menurut bukan? Lagipula, jalan hidup orang lain Lia. Ada yang berjodoh karena dijodohkan orang tua, ada yang berjodoh karena pacaran. Bahkan ada yang berjodoh ketika mereka traveling trus LDR dll. Tiap orang punya jalannya masing-masing." ucap Edward yang masih sabar menghadapi Lia.
Entah mengapa, Lia pun luluh dengan perkataan Edward. Ia tidak menyangka jika orang yang selama ini dia kasari ternyata sangat sabar padanya. Lia sangat kasar dengan Edward karena sebenarnya Lia menolak mentah-mentah perjodohan ini. Bagi Lia, ia sudah cukup dewasa untuk memilih Jodohnya sendiri.Di sisi lain, sudah beberapa bulan ini Jinyoung dan Yeji tampak akrab. Bahkan banyak dari mereka berpikir kalau mereka sudah berpacaran. Jinyoung ingin sekali mengutarakan isi hatinya pada Yeji selama ini. Hanya saja, ia belum siap mengatakannya.
Akankah Jinyoung mengutarakan perasaannya pada Yeji? Dan bagaimana dengan Lia yang akhirnya luluh dengan Edward? Apakah dia tau bahwa diam-diam Edward selalu memperhatikannya walau pakai mata-mata?
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...