Part 24, Precious time

27 6 0
                                    

3 bulan kemudian...
"Lia, kau sudah siap?" tanya Yoojung sambil mengecek adiknya yang sedang bersiap-siap.
Lia hanya mengangguk pelan dan tersenyum kecil. Tak terasa, waktu menunjukkan pukul 16.00. Mereka bersiap jangan sampai terlambat atau ada yang kurang.

Di sisi lain, Yeji hanya berdandan seadanya karena Yeji kurang suka make up. Walaupun dandan biasa, Yeji sudah terlihat cantik. Gaun hitam tanpa lengan menutupi tubuhnya yang tinggi nan berisi itu. Tak lupa pula flat shoes khusus pestanya yang juga berwarna hitam menghiasi kakinya.
"Yeji, kau mau kemana?" tanya Huihyun (member DIA yg prnh ikut produce), ibu Yeji.
"Mau ke acara pertunangan temanku eomma." jawab Yeji pelan.
"Kau pergi dengan siapa? Hati-hati Yeji, banyak orang jahat."
"Tidak apa-apa sayang. Kan Yeji sudah besar. Biarkan dia isi masa mudanya. Mau appa antarkah nak?" tanya Minhyun kalem sambil memperhatikan penampilan anaknya.
"Tidak usah pa, nanti ada temanku yang menjemputku." jawab Yeji sedikit malu.
"Teman atau pacar?"
"Minhyun, dia masih kecil."
"Hei, anakmu ini sudah besar. Kau tidak liat dia tinggi begitu? Bahkan tingginya melebihi Yeju (kakaknya Yeji). Tidak apa lah kalau Yeji sudah punya pacar. Asal, sekolahnya jangan dilupakan." ucap Minhyun sambil tersenyum hangat.
"Ada apa ini? Kenapa bilang pacar-pacaran? Ini melanggar pasal..." perkataan Yeju terhenti.
Yeju baru saja keluar dari kamarnya.
"Yeju, ini bukan meja hijau ya. Ini rumah. Tidak berlaku pasal-pasal."
Yeji tertawa melihat kakaknya. Tiba-tiba, ada yang memencet bel rumah bergaya Eropa klasik nan mewah itu.
"Biar appa yang buka pintunya." ucap Minhyun.
Minhyun membuka pintu rumahnya. Ia melihat seorang lelaki muda dengan pakaian tuxedo. Lengkap dengan dasinya.
"Annyeonghaseyo ahjusshi. Aku, Bae Jinyoung. Namjachingu Yeji. Eh maksudnya, teman kelas Yeji." ucap Jinyoung yang sedikit takut dengan ayah Yeji yang memiliki wajah dingin khas orang pendiam.
"Oh, pacarnya Yeji. Eh maksudnya.. Temannya Yeji... Ok tunggu sebentar ya." ucap Minhyun sambil memanggil Yeji.
"Yeji, ada your Bae, Jinyoung." ucap Minhyun.
Yeji mencoba mencerna kalimat ayahnya.
"Ish! Appa, namanya dia Bae Jinyoung. Bukan bae ku."
"Hahaha, iya iya. ya nak."
"Eomma, Appa, Eonnie, aku pergi dulu ya. Tidak enak membuat orang lain menunggu." pamit Yeji.
"Iya nak hati-hati." ucap sang ibu.
Yeji pun berjalan menuju pintu utama. Ia pangling melihat Jinyoung yang tidak biasanya begitupun sebaliknya.
"Yeji cantik juga. Walau tidak banyak make up. Hanya sayang, dia jutek. Tapi tidak apa lah." ucap Jinyoung dalam hati.
"Ya sudah, kalian pergi lah. Oh ya Bae Jinyoung, ahjusshi titip Yeji ya." ucap Minhyun.
"Tentu Ahjusshi, aku akan menjaga Yeji dengan baik. Kalau begitu, kami pergi dulu ya ahjusshi." ucap Jinyoung sambil membungkukkan badannya.
Yeji juga pamitan pada ayahnya.
"Iya hati-hati ya nak." ucap Minhyun.
Jinyoung mengajak Yeji masuk ke mobilnya. Mobil tersebut melaju menuju tempat acara tersebut. Sesampainya disana, Jinyoung membantu Yeji turun dari mobil. Mereka pun masuk ke tempat acara berlangsung. Jinyoung menggandeng tangan Yeji agar Yeji tidak jatuh.
"Sudah. Tidak apa. Daripada kau jatuh." ucap Jinyoung datar seperti biasanya.
Yeji hanya diam dan senyum pada Jinyoung. Mereka bertemu dengan teman-teman yang lain. Tiba-tiba, Seo Seonghyuk datang menghampiri Yeji bersama Kim Chaewon, yeoja chingunya.
"Hi Yeji, kau ada disini juga?" tanya Seo Seonghyuk.
"Eh, Hi Oppa." jawab Yeji sambil tersenyum.
"Oh ya, Yeji. Ini pacarku, Kim Chaewon. Anak XII akselerasi." ucap Seonghyuk.
Yeji dan Chaewon pun saling berjabat tangan. Sebenarnya Chaewon seangkatan dengan Yeji, hanya saja Chaewon masuk kelas akselerasi sehingga Chaewon menjadi kakak kelas Yeji.
"Hi Hyung." sapa Jinyoung sambil merangkul Yeji.
Seo Seonghyuk yang melihatnya menahan ketawa.
"Ahm, Hi Jinyoung. Kalian..." perkataan Seonghyuk terhenti.
"Ah iya, kami sudah jadian. Dia ini gadis yang paling aku sayangi walaupun dia jutek seperti nenek lampir." ucap Jinyoung sambil memeluk Yeji.
Yeji sangat malu dengan tingkah Jinyoung tapi ia juga merasa nyaman di peluk oleh Jinyoung.
"Gadis secantik Yeji kau bilang nenek lampir? Kau ini. Hahaha. Chaewon juga terkadang suka ngambek tapi aku tetap sayang." ucap Seo Seonghyuk sambil mencubit pipi Chaewon pelan.
"Hahaha, iya hyung. Oh ya kalian kapan jadiannya?" tanya Jinyoung.
"Yeji, ayo kita ambil minum." ucap Chaewon kalem.
"Ah, boleh. Jinyoung, aku ambil minum dulu ya. Kau mau ku ambilkan?"
"Ambilkan aku darahnya Joo Haknyeon. Eh, maksud ku ambilkan Fanta saja."
"Kau ini Drakula? Sadis sekali mau darah orang."
"Jangan karena dendam masa lalu kau jadi mau ambil darah orang Jinyoung." ucap Seonghyuk sambil menahan ketawa.
"Karena aku melihatnya disana bersama Park Xiyeon." ucap Jinyoung pelan.
"Oppa mau minum apa?" tanya Chaewon.
"Coca cola saja." jawab Seonghyuk sambil tersenyum pada Chaewon.
Chaewon mengajak Yeji untuk ambil minum bersama-sama.
Xiyeon memperhatikan Jinyoung yang sedang bercerita dengan Seonghyuk, lalu meperhatikan Yeji yang sedang mengambil minuman.
"Jadi itu pacar baru Bae Jinyoung? Biasa saja. Tidak ada istimewanya." ucap Xiyeon dalam hati sambil melihat Yeji yang sedang mengambil minuman.
"Sayang, ada apa?" tanya Joo Haknyeon sambil memeluk Xiyeon.
"Apa kau kenal dengan anak itu?" tanya Xiyeon sambil menunjuk Yeji yang sedang berjalan kembali ke tempatnya.
"Oh dia? Itu Hwang Yeji kan? Yang pernah kena fitnah dari temannya sendiri. Setauku, tim komite disiplin dan Seonghyuk yang menyelesaikan kasusnya. Memangnya kenapa?" tanya Joo Haknyeon balik.
"Oh, tidak. Aku kira Jinyoung akan mendapatkan yang lebih cantik dariku, ternyata dia mendapatkan yang sangat biasa." jawab Xiyeon tajam.
"Kau masih menyimpan perasaan padanya?" tanya Joo Haknyeon dingin.
"Tidak sayang.. Aku hanya tidak menyangka saja. Ayolah, jangan cemburu."jawab Xiyeon sedikit manja dengan Haknyeon.

Acara pun di mulai. Lia turun dengan anggunnya. Gaun merah maroon membalut tubuhnya. Lia tampak cantik hari ini. Ramai yang datang pada acara pertunangan Lia mulai dari keluarga kedua belah pihak, hingga teman mereka. Edward menyematkan cincin di jari Lia dan begitupun sebaliknya. Dan akhirnya, mereka resmi bertunangan. Semua orang menyalami Lia dan Edward. Tanpa sengaja, Jinyoung menabrak seseorang yang pernah singgah dalam hidupnya. Ya, Chou Jieqiong atau yang di kenal dengan nama Pinky. Ia datang bersama adiknya Chou Tzuyu atau yang di kenal dengan Sally Chou. Mereka ada sepupu dari Edward yang juga merupakan orang terkaya di Taiwan.

"Maaf, aku tidak sengaja." ucap Pinky.
"Iya tidak apa. Pinky?" tanya Jinyoung terkejut.
"Jinyoung? Ahm, Hi. Lama tidak berjumpa." jawab Pinky kaku.
"Kau masih cantik seperti dulu. Hehehe. Oh ya, mana Suamimu?" tanya Jinyoung pelan
"Ah ada koq. Dia sedang mengurus anakku. Jadi dia tidak bisa turun. Hehehe." jawab Pinky manis.
Yeji datang menghampiri Jinyoung.
"Jinyoung kau disini rupanya. Ahm~ dia siapa?" tanya Yeji.
"Dia Pinky, kakak kelasku. Cantik kan? Dia juga pintar. Dia masuk kelas akselerasi dan baru tamat tahun lalu." jawab Jinyoung sambil tersenyum.
"Jinyoung-ah, kau bisa saja. Oh ya. Namamu siapa?" tanya Pinky dengan ramah.
"Aku Yeji. Hwang Yeji." jawab Yeji ramah.
"Senang bisa kenal dengan mu. Hehehe oh ya, kau ini temannya Jinyoung?" tanya Pinky
Bertepatan dengan Lia dan Edward yang berjalan menuju mereka bertiga, Jinyoung merangkul Yeji.
"Dia pacarku Pinky." ucap Jinyoung sedikit lantang.
Lagi-lagi Yeji merasa tidak enak dengan yang lain. Jinyoung belum pernah mengatakan kata suka padanya tapi Jinyoung sudah bilang ke semua orang kalau mereka pacaran.

Apakah Jinyoung akan meresmikan hubungan mereka? Atau ia hanya menggunakan Yeji sebagai status palsu saja?

-to be continue-

My Forever PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang