Sadar perkataannya didengar, Peter pun salah tingkah.
"Ahm, tidak tidak.. Tidak apa-apa. Maksudku. Aku cinta ibuku. Ya.. Aku rindu ibuku di Malaysia." ucap Peter berbohong.
Yeji bingung melihat tingkah Peter. Yeji mengangguk pelan dan polos tanda ia memahami.
"Lucy, aku nak tanya." ucap Peter yang mulai membuka suara di tengah keheningan lorong sekolah.
"Tanya apa?"
"Ahm, Seungmin sangat dekat denganmu ya?"
Peter mencoba memancing Yeji dengan tujuan untuk mengetahui apakah Yeji menyukai Seungmin.
"Ah tidak juga. Dia dekat denganku kan karena kita sebangku. Wajarkan kalau dekat?" tanya Yeji sambil tersenyum.
"Tapi, gayamu terlihat dekat sekali dengan dia. Seungmin memang baik, tegas, ketat aturan dan disiplin. Tapi dia terlalu alim. Dia sulit untuk melanggar walaupun hanya sekali saja." jawab Peter.
"Mungkin dia lakukan itu karena dia adalah cucu pemilik sekolah. Jadi dia menjaga nama baik kakeknya. Dan kata anak-anak, ayah Seungmin adalah seorang CEO disebuah perusahaan saham ternama." ucap Yeji.
Peter hanya tersenyum tipis. Tanpa terasa pelajaran etika pun selesai, Peter dengan gentle meminta maaf atas perlakuannya di kelas yang tidak sopan tadi. Mrs. Yenny pun memaafkan perbuatan Peter. Yeji yang melihatnya dari jauh pun tersenyum hangat.
"Peter memang brandal. Tapi dia anak baik. Aku yakin dia pasti juga nurut dengan orang tuanya." ucap Yeji dalam hati.
"Kenapa kau melamun Lucy?" tanya Seungmin yang tiba-tiba berada di luar kelas.
Yeji terkejut dan menoleh ke arah Seungmin.
"Ish! Kau ini seperti hantu! Aku kaget tau." jawab Yeji kaget.
"Hehe.. Maaf.. Oh ya kau belum makan kan? Sini ikut aku." ucap Seungmin.
"Lucy, where you wanna go?" tanya Peter.
"Aku pergi sebentar dengan Seungmin. Bye." jawab Yeji yang langsung jalan bersama Seungmin karena Seungmin menariknya.
Peter terdiam dan masuk ke kelasnya.Seungmin mengajak Yeji ke kantin tidak ada yang berani menegur Yeji untuk kembali ke kelas karena Yeji datang bersama Seungmin. Mereka sudah tau jika Seungmin mengajak orang lain makan di kantin diluar jam istirahat, itu pertanda jika anak tersebut belum makan saat jam istirahat.
"Seungmin, kita untuk apa ke kantin? Kan ininsudah bukan jam istirahat." ucap Yeji.
"Aku tau kau belum makan. Makanya aku mengajakmu kemari. Ini, makanlah." ucap Seungmin sambil memberikan kotak makan untuk Yeji.
"Kau sendiri tidak makan?"
Seungmin menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku sudah makan. Sudah, kau makan saja." ucap Seungmin sambil tersenyum simpul.
Seungmin memang seperti itu. Dibalik wajahnya yang tegas tetapi kalem, sebenarnya dia sangat perhatian. Hanya saja, dia tidak ingin menunjukkannya dimuka umum.
"Kau makan dulu ya. Aku ambilkan minum untukmu." ucap Seungmin.
Yeji hanya mengangguk dan makan dengan perlahan. Tak lama, Seungmin membawakan minuman untuk Yeji. Yeji menghabiskan makanannya dengan sedikit lahap. Seungmin yang melihat bibir Yeji kotor langsung mengelap bibir Yeji dengan tissue.
"Pelan-pelan saja Yeji." ucap Seungmin sambil mengelap bibir Yeji.
Yeji terkejut dengan perbuatan Seungmin. Yeji malu ketika Seungmin mengelap bibirnya. Sewaktu berpacaran dengan Jinyoung pun, Yeji tidak pernah mendapatkan perlakuan semanis itu layaknya di drama ataupun film.
"Ehm, dasar perempuan murahan." sindir Mia.
"Sudah mendekati Peter, sudah berani main gila di gudang sekolah dengan Lewis. Dan sekarang malah berduaan dengan cucu pemilik sekolah. What a slut you are." sambung Mia.
"Kalau tujuanmu mengganggu orang pergilah sebelum kubuat namamu hilang dari sekolah ini." ucap Seungmin savage.
"Hey, dia memang perempuan tidak benar. Untuk apa kau membela dia?" tanya Mia.
"Memangnya kau punya bukti apa kalau dia benar-benar perempuan tidak benar? Apa kau pernah melihatnya ke club malam? Atau, kau pernah melihatnya di situs prostitusi online? Atau jangan-jangan, kau sedang membicarakan dirimu sendiri." jawab Seungmin dengan jawaban yang lebih savage dari sebelumnya.
"Apa kau tidak bisa berbicara dengan sopan? Percuma saja jabatanmu tinggi, tetapi tidak bisa hormat dengan perempuan." ucap Mia.
"Percuma wajah cantik, berkelas dan punya ayah seorang kepala sekolah, tetapi tidak pintar dan selalu bergantung dengan jabatan orang tua." ucap Seungmin sambil menyunggingkan smirknya.
Yeji pun menyelesaikan makannya.
"Lucy, have you finished your meal?" tanya Seungmin datar.
Yeji hanya mengangguk.
"Come on, kita tinggalkan perempuan tidak tau malu ini." ucap Seungmin sambil menarik tangan Yeji dan meninggalkan Mia.Mia yang kesal hanya bisa memaki mereka berdua dengan kata-kata yang kasar. Jujur saja, semua yang dikatakan Seungmin adalah benar. Mia sering pergi ke club malam atau bar minum. Bahkan, Mia pernah ke sekolah dengan kondisi lehernya memiliki bekas berwarna merah.
"Thank you Seungmin." ucap Yeji pelan.
"It's okay, no problem." balas Seungmin.
Yeji tersenyum kecil. Sesampainya di kelas, mata tajam Peter tertuju pada tangan Seungmin yang menggenggam tangan Yeji.
"Ehm, tangannya mulai nakal ya." singgung Peter.
Seungmin melepaskan tangan Yeji pelan.
"Heh, tadi aku menariknya dari Mia tau! Dia mengatakan kata-kata tidak pantas." ucap Seungmin sambil menutupi rasa malunya.
"Bilang saja kau diam-diam mengambil kesempatan dalam kesempitan kan? Biar bisa pegang tangan Lucy." ucap Peter jahil.
"Yak! Bilang saja kau ini cemburu kan?" tanya Seungmin.
"Bukan begitu, memangnya aku tidak boleh tau tentang temanku?"
"Sudah sudah, jangan begitu. Nanti bertengkar loh." ucap Yeji pelan.
"Untung ditegur perempuan cantik." ucap Peter.
"Dasar Quokka playboy."
"Dasar Casper."Tanpa terasa, waktu pulang pun tiba. Saat Yeji hendak keluar dari kelasnya, ada seseorang yang menarik dengan kasar.
"Who are you?" tanya Yeji sedikit takut
Tidak ada jawaban dari orang itu. Entah dibawa kemana Yeji oleh orang itu. Tiba-tiba, Yeji tersungkur depan Mia dan Kezia. Bahkan disana juga ada Lewis yang sedang mengompres memar karena lemparan Yeji tadi.
"Kalian mau apa? Kenapa kalian sangat jahat denganku? Salahku apa?" tanya Yeji sedikit takut.
"Kesalahan yang perbuat itu banyak Lucy. Pertama, kau terlalu dekat dengan Sam. Kau taukan dia itu pacar sepupuku Kang Mina. Kau seharusnya tau diri! Walaupun kau sepupu Sam, kau harus tau menempatkan diri. Kedua, kau mendekati Peter dan Seungmin hanya untuk pansos kan? Dan minta belas kasihan agar kau dibela karena Seungmin adalah cucu pemilik sekolah ini. Dan Peter salah satu murid terkaya juga di sekolah ini. Ngaku saja! Asal kau tau, temanku Angela masih berharap Peter kembali padanya! Dan dengan seenaknya kau mau merebutnya. Dasar perempuan tidak tau malu!" maki Mia sambil memukul kepala Yeji.
Yeji mencoba berdiri dan menatap Mia dengan tatapan tajam.
"Kenapa hmm? Kau mau melawan kami? Kau harua sadar. Kau bukan siapa-siapa disini. Atau kau mau nasibmu seperti ini?" tanya Mia yang memperlihatkan video ketika dia membully Rina dengan cara menggelandangkan Rina keseluruh sekolah dengan pakaian tergunting.
"Jangan mimpi Seungmin akan membelamu. Disini tidak ada teman-temanmu." ucap Vanessa.
"Sepertinya perlakuanku yang tadi juga belum cukup Ms. Hwang. Aku yakin Peter tidak akan menolongmu." sambung Lewis dengan nada yang dingin.
"Dan satu hal yang perlu kau tau Lucy, kau pikir.. Aku benar-benar ingin menjadi temanmu? Kau terlalu polos Lucy Hwang." ucap Kezia.
"Kalian semua jahat! Aku tidak menyangka ada manusia berhati iblis seperti kalian!" teriak Yeji.
"Kau bilang kami manusia berhati iblis? Oh.. What a pity.. Hahaha... You're so innocent dude. Kau sama dengan sepupumu yang sangat polos itu. Dan asal kau tau, aku bisa saja menyakiti teman-teman bahkan sepupumu itu." ucap Mia.
"Kau juga tidak mau melihat Peter mati di depanmu kan Ms. Hwang?" tanya Lewis dengan devil smilenya.
"Ada syaratnya kalau kau mau mereka aman."
"Apa itu?" tanya Yeji sambil menahan kesal.
"You must become Ms. Seo. I can give anything you want." jawab Lewis dengan enteng.
"No! Never!" ucap Yeji sambil meninggalkan tempat tersebut.
Dengan sigap Mia menjambak rambut Yeji. Yeji mencoba melawan tapi ia kalah jumlah. Mereka tidak sadar ada CCTV dan ada seseorang yang merekam perbuatan mereka.
"Kau itu perempuan nakal! Perempuan tidak tau malu! Heh! Sadar, mana ada lelaki kaya yang mau dengan perempuan nakal sepertimu!" maki Mia.
Yeji mencoba memberontak dan berteriak. Tak tahan dengan perbuatan Mia, Valencia segera memindahkan rekaman itu ke laptopnya dan segera menolong Yeji.
"Semua bukti sudah aman, sekarang aku harus tolong Lucy. Kasihan dia." ucap Valencia.
Ketika hendak menuju lapangan basket Indoor tempat Yeji dibully oleh Mia, tanpa sengaja Valencia bertemu Sam, I.N dan Belle.
"Eh, kebetulan kalian disini. Aku ingin melaporkan kalau Lucy.." ucap Valencia terhenti.
"Lucy kenapa? Dimana dia?" tanya Sam khawatir.
"Ceritanya panjang, kalian ikut aku dulu." jawab Valencia.
"Kemana? Hyung, kita harus hati-hati dengan dia juga dia kan teman Mia noona." ucap I.N kesal.
"Tapi aku tidak ikut berkomplotan dengan dia. Sungguh. Aku justru sudah muak dengan Mia. Aku bisa bantu untuk menyelesaikan semua kasus ini." ucap Valencia.
Sam tidak menemukan kejahatan dan kebohongan pada mata Valencia.
"Ok, buktikan kalau kau tidak terlibat dalam kasus perbullyan sepupuku Lucy." ucap Sam tegas.
Valencia mengantarkan mereka ke tempat kejadian.
"HENTIKAN!" teriak Sam.
"Kau benar-benar keterlaluan Mia. Aku muak menjadi temanmu. Mulai hari ini aku bukan lagi temanmu! Kau selama ini hanya memanfaatkan aku kan? Kau tidak bisa mengerjakan tugas dan kuis tanpa aku kan?" tanya Valencia tajam.
"Baiklah, jangan panggil namaku jika besok ayahmu sudah tidak bisa bekerja disini lagi. Pecundang!" teriak Mia.
"Percayalah kau akan dapatkan masalah nanti. Dan aku yakin, ayahmu akan malu punya anak sepertimu"
Sam melihat Yeji yang sudah tidak berdaya. Ia kesal melihat perbuatan keji Mia.Bagaimana keadaan Yeji? Apakah Valencia akan membuka kebusukan Mia?
-To be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...