Part 7, Secret of Bae Jinyoung

21 6 0
                                    

Tidak terasa sudah 3 bulan Yeji bersekolah di Lila International High School. Dan 3 bulan sudah Yeji menjadi teman duduk Bae Jinyoung. Jujur saja sudah 3 bulan mereka duduk bersama, belum juga ada kemajuan dari Yeji dan Jinyoung untuk akur. Seperti biasa, panggilan nenek lampir jutek dan kakek peyot aneh tetap bergema di antara mereka berdua. Mereka pernah bertengkar hebat hanya gara-gara Yeji membangunkan Jinyoung yang saat itu sedang tidur seperti orang mati karena tidak bergerak sama sekali. Tapi setelah itu, mereka pun berbaikan karena mereka dipanggil oleh Kim Sejeong Seonsaengnim. Setelah itu, mereka kembali seperti biasa. Jinyoung bukan tipe orang yang pendendam, tapi bukan berarti kita bisa semena-mena dengannya.

"Yeji, sudah 3 bulan kau duduk dengan Jinyoung. Apa ada sisi baik Jinyoung yang kau temukan?" tanya Lia sambil duduk di bangku sebelahnya.
Yeji hanya menggelengkan kepalanya pelan. Baginya, Jinyoung tidak ada baiknya sama sekali.
"Yeji, Jinyoung itu peduli padamu sebenarnya. Asal kau tau saja sejak kau masuk ke sekolah ini dan menjadi teman duduknya, Jinyoung jadi punya semangat di kelas. Apalagi saat bahasa Inggris dan Matematika. Ketika dia mengajarimu waktu itu, dia merasa bangga karena kau memahami apa yang dia jelaskan. Dia merasa dirinya berguna di kelas." ucap Daehwi polos.
"Yeji, jujur saja.. Kau sebenarnya menyukai Bae Jinyoung kan? Buktinya waktu itu kau peduli dengannya dengan cara kau membangunkan dia saat Kim Sejeong Seonsaengnim datang. Itu tandanya kau sayang padanya." ujar Jaechan.
"Yak! Aku membangunkan Jinyoung waktu itu karena aku kan teman sebangkunya. Daripada Seonsaengnim yang membangunkan dia dan dia kena hukuman kan lebih baik aku yang membangunkan dia." ucap Yeji sambil memasang wajah datar.
"Yeji, jangan sampai kau menjilat kata-katamu sendiri." ucap Daehwi.
"Bukan begitu Daehwi. Maksudku, dia kan tidak pernah memanggilku dengan namaku. Dia selalu memanggilku nenek lampir. Aku saja tidak tau kenapa dia memanggilku nenek lampir." ucap Yeji.
"Lalu kenapa kau memanggil Jinyoung dengan sebutan kakek peyot?" tanya Jaechan.
"Karena dia menyebalkan dan jelek seperti kakek-kakek." jawab Yeji sedikit pout.
"Yakin seperti kakek-kakek?" tanya Lia selidik.
"Iya, sudahlah jangan membahas kakek peyot itu lagi." jawab Yeji sambil melirik ke arah pintu entah apa yang dia tunggu.
"Kakek peyot sayang, ada seseorang yang menunggumu." ganggu Daehwi.
"Yak! Tidak pakai sayang! Dan aku tidak menunggunya." ucap Yeji.

Setengah jam kemudian, bel pun berbunyi. Tidak ada tanda-tanda kemunculan Bae Jinyoung dari pintu kelas.
"Tumben dia tidak masuk kelas? Ada apa?" tanya Yeji dalam hati.
Kang Seonsaengnim masuk ke kelas XI IPA A. Ia langsung melihat bangku yang kosong di sebelah Yeji.
"Yeji, teman dudukmu kemana?" tanya Kang Seonsaengnim.
"Tidak tau Seonsaengnim." jawab Yeji.
"Hmm.. Mungkin dia terlambat. Ya sudah, kita mulai saja pelajarannya." ucap Kang Seonsaengnim.
Pelajaranpun di mulai.

Ada apa dengan Bae Jinyoung sebenarnya?

#flashbackon

"Berani-beraninya kau mengambil dan mencorat-coret berkas appa! Kau ini tidak punya otak huh? Ini berkas klient appa! Kau ini benar-benar pabo!" marah Minki.
"Aku tidak tau, appa. Seochan tadi menemukannya di teras dan dia taruh di mejaku karena mejanya tidak muat." ucap Jinyoung.
"Appa, maaf. Aku yang salah. Aku kira itu kertas coret-coret dari Seonsaengnim. Dan warna map appa sama dengan warna mapku. Maaf berkasnya ku coret tadi." ucap Seochan.
"Halah! Kau tidak usah membela hyungmu ini! Pasti dia yang menyuruhmu membelanya kan? Agar dia tidak di marahi? Sini kau!"
Lagi-lagi Minki menarik anak sulungnya itu dan menghempaskannya ke lantai.
"Kau tidak mau mengaku rupanya hmm? Ayo ngaku! Kau sengaja menyuruh adikmu membelamu kan? Agar kau tidak di marahi!"
"Bukan aku appa sungguh! Seochan yang mencoret berkas appa."
Minki yang gelap mata langsung menendang dada Jinyoung dengan keras. Jinyoung berusaha mundur dan melindungi dirinya. Minki menghantam anak sulungnya itu dengan sapu. Tangan Jinyoung yang sudah sembuh dari memar kini dihiasi lagi dengan memar berwarna ungu kemerahan dan bekas akibat terkena serabut kayu dari gagang sapu. Melihat sang kakak diperlakukan seperti budak oleh ayahnya, ia pun geram dan langsung mendorong ayahnya hingga ia terkena pukulan di lengannya.
"APPA! HYUNG ADALAH ANAK APPA! DIA BUKAN BUDAK YANG BISA APPA PAKSA SEENAKNYA! APA INI ORANG DEWASA YANG MENYANDANG GELAR SARJANA, LULUSAN CUMLAUDE, DAN BERKELAS? APAKAH ITU MENCERMINKAN SEORANG SARJANA! AKU GERAM DENGAN KELAKUAN APPA DAN EOMMA PADA HYUNG!" Marah Seochan pada sang ayah.
Baru kali ini ada seorang anak yang bisa merasa geram dengan kelakuan ayahnya. Bae Seochan, anak yang terkenal kalem dan tidak pernah marah kini menunjukkan sisi garangnya karena ketidak adilan yang sang ayah lakukan pada kakaknya.
"Kau sekarang berani melawan appa hmm? Pasti karena dia kan?"
"Bukan! Hyung tidak pernah mengajarkan aku membenci appa! Tapi sikap appa sendiri yang membuat aku membenci appa! Kenapa? Appa mau memukulku? Ayo! Ayo pukul!" tantang Seochan.
Jinyoung perlahan merangkak dan memegang kaki Seochan.
"Seochan, jangan lawan appa... Hyung... Hyung baik-baik saja." ucap Jinyoung sambil menahan rasa sakit di dadanya.
"Tidak bisa hyung! Ini tidak adil! Aku bisa adukan ini ke komnas perlindungan anak!"
"Hah! Berkhayal saja kau! Aku muak dengan rumah ini!"
Minki berjalan menuju kamarnya untuk mengambil barang dengan membanting pintu kamarnya dan keluar dari rumah meninggalkan kedua anaknya. Mereka tidak sadar, jika sopir mereka mendengar semua yang terjadi.
"Hyung? Gwenchana?"
Jinyoung menahan sakit dan sesak di dadanya. Dan seketika itu, Jinyoung pun pingsan. Seochan panik. Ia langsung menggendong hyung semata wayangnya itu dan dan meminta pertolongan untuk membawa Jinyoung ke rumah sakit. Syukur saja sopirnya sedang tugas malam di rumah Jinyoung. Mereka pun berangkat menuju rumah sakit.

#flashbackoff

Sepanjang pelajaran, Yeji mencoba fokus untuk belajar dan mengerjakan tugas yang di berikan. Sesekali ia melirik ke arah kursi dimana Jinyoung duduk. Ia tiba-tiba teringat ketika Jinyoung marah dan ketika Jinyoung mengajarkan matematika padanya.
"Kenapa aku tiba-tiba memikirkan kakek peyot itu? Apa mungkin aku mulai menyukai kakek peyot itu?" tanya Yeji dalam hati sambil menatap buku paketnya.
Yeji menggelengkan kepalanya dan kembali mengerjakan tugasnya.

Bagaimana selanjutnya? Apakah ada yang tau dimana Bae Jinyoung? Apakah Yeji mulai menaruh hati dengan Jinyoung?

-to be continue-

My Forever PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang