Part 41, Jealousy (2)

19 5 0
                                    

Jinyoung mulai terbakar api cemburu karena melihat foto Yeji yang dirangkul oleh seorang lelaki yang bernama Sam. Ia tidak tau jika Sam adalah sepupu Yeji karena Yeji tidak pernah menceritakannya.
"Yeji bersama lelaki yang bernama Sam. Apa dia selingkuhan Yeji? Atau.. Sepupunya? Tapi kalau sepupu, kenapa harus sedekat itu sampai rangkulan?" tanya Jinyoung dalam hati.
Walaupun ia melihat foto Yeji bertiga dengan I.N, tapi Jinyoung tetap fokus pada foto Sam dan Yeji yang hanya berdua dan rangkulan.

Jinyoung memberikan komentar "Nice 😏" pada postingan tersebut. Yeji mendengar notifikasi ponselnya berbunyi langsung tersadar jika ia belum memberitahu Jinyoung jika dia sudah berada di Amerika. Yeji melihat comment Jinyoung disana dan bingung mengapa Jinyoung menggunakan emoticon tersebut. Yeji langsung mengirimkan chat pada Jinyoung dan menanyakan apa maksud emoticon yang dia pakai itu. Jinyoung hanya membaca pesan tersebut tanpa membalas apapun. Sadar pesannya tidak di balas, Yeji pun menelpon Jinyoung tetapi panggilan tersebut ditolak.
"Kenapa Jinyoung menolak panggilanku? Apa jangan-jangan, dia marah denganku? Aku juga yang salah sih. Duh, kenapa aku lupa mengabari dia sih?" tanya Yeji dalam hati.
"Nunna, kau kenapa?" tanya I.N sambil memakan Cold crepes stroberi dan duduk di depan Yeji.
Sadar dirinya dipanggil, Yeji pun menoleh ke arah I.N.
"Ah, nothing. I'm fine. Ya, aku hanya sedikit belum beradaptasi." ucap Yeji sambil menutupi masalahnya.
"Hmm.. Tidak apa. Nanti juga nunna akan terbiasa." ucap I.N sambil tersenyum.

Beberapa jam berselang, mereka pun pulang ke rumah. Sam dan I.N membantu Yeji mengambil barangnya di bagasi. Tiffany mengantarkan Yeji ke kamar barunya. Kamar yang cukup luas dengan wallpaper emas menempel di tembok kamar itu. Yeji benar-benar tidak sangka bisa punya kamar sebesar itu. Sewaktu ia tinggal di Korea, kamar Yeji berukuran sedang dan tidak terlalu sempit. Yeji memang tidak terlalu suka tidur di kamar yang terlalu luas apalagi jika ia sendirian. Tapi karena saat ini dia tinggal dengan paman dan bibinya, mau tidak mau ia harus tidur di kamar pilihan bibinya. Sam dan I.N memasukkan barang Yeji ke kamar. Walaupun mereka orang kaya, mereka tidak pernah berniat untuk memamerkan kekayaannya pada orang lain.

"Lucy, take a rest. If you need something, just call me." ucap Sam.
"Thank you Sam." balas Yeji.
"Yeji, kalau butuh sesuatu bilang pada kami ya. Nanti kami akan bantu." ucap Tiffany ramah.
"Iya bibi, terima kasih." ucap Yeji.
"Ya sudah sekarang kau istirahat dulu saja. Lalu nanti berkasmu untuk masuk sekolah berikan pada paman ya. Kau akan bersekolah di tempat yang sama dengan Sam dan I.N." ucap Tiffany.
"Ah ne Imo. Kamsahamnida." jawab Yeji.
Mereka pun keluar dari kamar dan membiarkan Yeji beristirahat. Yeji pun mengganti bajunya dengan baju rumah santai. Waktu pun berjalan, tak terasa waktu menunjukkan pukul 8 Malam. Yeji lagi-lagi menelpon Jinyoung tetapi tidak ada jawaban. Ia pun juga baru ingat jika ia di Amerika dan ada perbedaan waktu. Yeji hanya terdiam dan memberikan pesan pada Jinyoung sebagai permintaan maafnya.

Tanpa sadar, Sam mengetuk perlahan Pintu kamar Yeji.
"Lucy.." panggil Sam dari luar.
Yeji berjalan membuka pintu kamarnya.
"Sam, ada apa?" tanya Yeji pelan.
"Ahm, ada yang ingin aku bicarakan. Tapi jangan disini." jawab Sam.
"Lalu?"
"Bisa ikut aku ke kolam renang? Kita duduk disana."
Yeji pun menyetujui dan ikut dengan Sam.
"Ada apa Sam?"

Apa yang akan Sam tanyakan pada Yeji? Apakah Yeji akan menjawab pertanyaan yang akan dilontarkan padanya?

-to be continue-

My Forever PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang