Entah apa yang membuat Jinyoung tiba-tiba teringat dengan senyuman Yeji. Tapi tetap saja, Jinyoung tidak percaya dengan yang namanya perasaan suka. Ia masih trauma ketika Xiyeon terang-terangan mengatakan jika ia ingin meninggalkan Jinyoung hanya karena status dan kepopuleran. Apalagi, Xiyeon berpacaran dengan kakak kelas dari kelas XII IPS 2 yang bernama Joo Haknyeon yang merupakan sahabat Jinyoung sewaktu SMP. Haknyeon menjadi kakak kelas Jinyoung di SMA karena ia memasuki kelas akselerasi ketika SMP.
"Aku tidak mungkin jatuh cinta dengan nenek lampir jutek itu." ucap Jinyoung dalam hati.
Jinyoung menggelengkan kepalanya pelan dan mencoba untuk tidur kembali. Sementara Seochan sedang belajar Kimia untuk ulangan besok. Ketika Jinyoung ingin menutup matanya kembali, ia dikejutkan dengan bunyi bantingan barang. Ia sudah tau pasti appa dan eommanya yang lagi-lagi bertengkar karena masalah sepele.
"Hyung.. Kalau seperti ini.. Aku jadi merindukan Yoon Jisung Samchon (paman dalam keluarga) Yoon Jisung Samchon sangat baik bahkan dia tidak pernah marah." ucap Seochan sedikit takut.
"Nado, tapi.. Kita kan tidak tau dimana Yoon Jisung samchon sekarang. Sejak kejadian kecelakaan dan Irene imo (bibi dalam keluarga) meninggal, Yoon Jisung samchon kan pindah. Entah sekarang ada dimana." balas Jinyoung.
"Aku ingin sekali bertemu Yoon Jisung Samchon."Terdengar suara hantaman barang yang mengenai pintu kamar mereka. Ditambah lagi suara teriakan ayah dan ibunya yang sedang bertengkar.
"Seochan, kau belajarlah. Besok kau ulangan kan? Hyung tidak akan mengganggumu." ucap Jinyoung sambil menahan sakit di punggungnya.
Seochan hanya mengangguk dan kembali belajar. Jinyoung mencoba duduk perlahan di kasurnya sambil menahan sakit. Ia mencoba berdiri untuk mengambil buku biologi dan jawaban benar yang sudah ia kerjakan tadi. Jinyoung mulai duduk di meja belajarnya dan mulai belajar."Hyung, hyung belajar apa?" tanya Seochan.
"Biologi. Lusa hyung ulangan." jawab Jinyoung datar.
"Ah, ok."
Jinyoung mulai belajar dengan pelan. Ia berusaha agar tidak remedial lagi. Tiba-tiba, 2 kakak beradik dikejutkan dengan ayahnya yang tiba-tiba membuka pintu. Dengan cepat Jinyoung menyembunyikan hasil ulangannya."Jinyoung-ah, apa yang kau sembunyikan itu?" tanya sang ayah yang matanya sudah berapi-api.
Jinyoung hanya diam tidak bergeming. Sang ayah menghampirinya dan tiba-tiba menarik tangan Jinyoung yang memegang kertas ulangan biologi bernilai 39 itu.
"Kau remedial lagi?" tanya sang ayah sambil menyunggingkan smirknya.
Jinyoung hanya menunduk tanpa menatap ayahnya.
"Hei! Kalau orang tua bertanya itu di jawab! Kau remedial lagi?"
Jinyoung hanya mengangguk pelan.
"Kau mau jadi apa Bae Jinyoung? Ingat sudah berapa mata pelajaran kau remedial! Makanya appa bilang BE-LA-JAR!" ucap Minki sambil mendorong kepala Jinyoung.
Seochan yang melihat itu tidak bisa berbuat apa-apa. Ia terlalu kecil untuk melawan sang ayah. Tapi ia sangat tidak tega melihat kakaknya diperlakukan tidak adil dengan ayahnya."Aku sudah belajar sungguh-sungguh. Tapi entah mengapa nilaiku jelek." ucap Jinyoung.
Ia tidak mau mengatakan kepada ayahnya jika ia tidak bisa berkonsentrasi karena pertengkaran di rumah.
"Halah! Kau ini alasan saja! Sini kau!"
Minki menarik Jinyoung dengan kasar. Seochan mengikuti kemana ayahnya membawa kakaknya. Seocah menarik tangan ayahnya itu tapi tenaga sang ayah lebih besar dari pada tenaganya.
"Ini hukuman untuk anak sepertimu." ucap Minki sambil melepas sabuk pinggangnya.
Ia mulai memukuli Jinyoung dengan sabuk tersebut. Jinyoung meronta sambil memeluk dirinya sendiri. Sakit pada kaki dan punggungnya yang belum pulih terasa lebih menyakitkan dari sebelumnya.
"Appa, meomchweo (hentikan)." ucap Seochan sambil melindungi kakak semata wayangnya itu.
"Heh! Bae Seochan! Jangan disini! Pergi! Kau itu tidak usah melindungi hyungmu. Dia bodoh!" marah sang ayah sambil menyeret Seochan ke pinggir.
Sang ayah menarik badan Jinyoung yang sudah tidak berdaya itu. Tanpa sengaja kuku kelingking Minki menggores punggung Jinyoung ketika ia menarik baju Jinyoung. Goresan itu agak dalam dan panjang. Entah apa yang ada dalam pikiran Bae Minki selaku ayah hingga melampiaskan kekesalannya pada Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...