Setelah Yiseul membereskan barangnya, Jisung datang menjemput Yiseul.
"Yiseul, kau sudah sembuh?" tanya Jisung yang baru datang ke kamar Yiseul.
Yiseul hanya menoleh dan mengangguk pada kakak sulungnya itu.
"Jisung Hyung" sapa Jinhyuk sambil tersenyum menyapa Jisung.
"Eh iya Jinhyuk. Oh ya, hari ini Yiseul sudah bisa pulang kan?" tanya Jisung.
"Iya hyung, Yiseul sudah boleh pulang. Hasil medisnya dia sudah baik. Cuman, untuk sementara Yiseul jangan terlalu di buat stress dulu. Bahkan kalau bisa, jika ada foto mantan tunangannya bisa di singkirkan. Ini hanya jaga-jaga saja." jawab Jinhyuk bijaksana.
"Ah, iya. Terima kasih banyak sudah merawat dan menjaga Yiseul ya."
"Sama-sama Hyung. Ini sudah tugasku."
Jinhyuk tersenyum hangat pada Jisung. Yiseul yang melihat senyuman hangat Jinhyuk mulai mencoba melengkungkan senyum kecilnya.
"Baiklah, kalau begitu, aku permisi ya Hyung. Aku masih harus melayani pasien yang lain. Yiseul, kau harus semangat. Ok?" ucap Jinhyuk sambil tersenyum hangat pada Yiseul dan mengelus kepala Yiseul.
Yiseul hanya mengangguk pelan dan malu. Perlakuan Jinhyuk padanya sangat berbeda 180 derajat dengan perlakuan Seongri dulu. Seongri hanya baik kepadanya ketika ada uang dan barang branded yang akan Yiseul berikan padanya.
"Dokter Jinhyuk baik dan hangat padaku. Dia berbeda drastis dengan Kim Seongri. Tapi, orang sebaik dan seganteng dokter Jinhyuk pasti sudah memiliki pasangan." ucap Yiseul dalam hati.
"Ahm, gomapta. Uisanim." ucap Yiseul pelan.
"Ne, Yiseul. Kau jangan sedih lagi ne? Kalau kau butuh sesuatu, hubungi aku saja. Aku terbuka 24 jam untuk mendengarkanmu." ucap Jinhyuk yang lagi-lagi tersenyum sambil memberikan kartu namanya.
Yiseul mengambilnya dan tersenyum kecil. Mereka pun keluar dari Bangsal tersebut.
"Jinhyuk nanti malam, aku mengundangmu dan Gaeun makan malam bisa? Ada yang ingin aku bicarakan." ajak Jisung.
"Ah, bisa koq hyung. Nanti aku sampaikan pada noonaku."
"Baiklah. Jam 7 ne. Di Swing restaurants ya."
"Ah, ok hyung."Mereka pun meninggalkan bangsal tersebut. Yiseul hanya diam tanpa bicara apapun. Yang ada dibenaknya hanyalah dirinya sangat kotor.
"Yiseul? Kenapa kau diam saja? Apa kau masih takut?" tanya Jisung pelan.
Yiseul lagi-lagi diam sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Lalu, apa yang menghantuimu? Apa kau ada masalah?" tanya Jisung lagi.
"Apa orang seperti aku... Sudah tidak bisa punya kehidupan yang baru? Apa masih ada lelaki yang baik seperti Dokter Jinhyuk yang akan menerima aku apa adanya?" tanya Yiseul sambil berkaca-kaca.
Jisung kaget dengan kalimat yang dilontarkan sang adik. Yiseul yang sejak tadi diam bahkan hanya mengeluarkan 1 2 kata sekarang tiba-tiba mengeluarkan kalimat yang begitu mendalam.
"Pasti ada Yiseul. Kau orang baik. Aku yakin kalu pasti bisa mendapatkan lelaki sebaik Lee Jinhyuk. Atau jangan-jangan, kau suka dengan dokter Lee Jinhyuk?" tanya Jisung.
Yiseul kaget dan hanya diam. Jujur saja dia malu. Bahkan dia sendiri justru takut jika keluarga Jinhyuk tidak mau menerimanya karena latar belakang masa lalunya.
"Mana mungkin orang sebaik dokter Lee Jinhyuk mau punya istri seperti aku?" tanya Yiseul datar.
"Jinhyuk itu tulus dan baik. Buktinya dia merawatmu dengan penuh kesabaran kan? Aku yakin dia pasti punya perasaan yang sama denganmu." jawab Jisung hangat.
Yiseul hanya diam dan tersenyum kecil. Sesampainya di rumah, Yiseul beristirahat di kamarnya. Tak lama, malam pun tiba. Yiseul di permak oleh seorang MUA yang dipilih Jisung untuk mempermak adik bungsunya itu.
"Hai, aku Kim Hyuna. Aku dipanggil CEO Yoon untuk mempermakmu." ucap Hyuna sambil masuk ke kamar Yiseul.
Yiseul hanya senyum kecil dan mengangguk pelan. Yiseul masih sedikit takut bertemu orang baru.
"Ah, tidak usah takut. Aku orang baik koq. Hehehe.. Kau ini teman SMA nya Jonghyun kan?" tanya Hyuna.
Yiseul mengangguk pelan dengan tatapan sedikit bingung.
"Um.. Darimana Eonnie tau?" tanya Yiseul pelan.
"Aku pernah melihatmu di buku tahunan Jonghyun. Aku kakaknya Jonghyun." jawab Hyuna sambil menyiapkan barangnya.
"Ah, eonnie kakaknya Jonghyun. Hmm.. Bagaimana kabar Jonghyun sekarang?" tanya Yiseul yang mulai berani untuk berbicara.
"Dia sudah menikah dan punya 2 anak. Saat ini dia sedang program anak ke 3. Dia bekerja sebagai guru matematika di Lila International School." jawab Hyuna sambil tersenyum pada Yiseul.
Yiseul hanya mengangguk pelan dan tersenyum kecil. Hyuna mulai merias wajah Yiseul. Hyuna cukup berpengalaman untuk masalah make up make up an. Hyuna merias wajah Yiseul se natural mungkin. Hyuna sendiri merupakan adik kelas Jisung sewaktu SMA. Ia seangkatan dengan Yoon Seulgi. Hanya saja, karena Hyuna masuk ke kelas akselerasi, sehingga Hyuna tamat bersama Jisung.Hyuna banyak bercerita pada Yiseul. Hyuna senang berbincang dengan Yiseul yang merupakan teman sekolah adiknya. Tak lama, Yiseul pun berganti pakaian dan melihat dirinya di cermin. Ia sendiri menatap cermin tak percaya jika bayangan cermin itu adalah dirinya sendiri.
"Ini aku?"
"Um! Kau itu cantik Yoon Yiseul. Tidak perlu make up yang berat. Make up natural dan sedikit polesan kau sudah cantik. Tipe wajahmu ini mirip dengan tipe wajah adik iparku. Tidak perlu make up tebal dan berat, wajahmu sudah terlihat sempurna." jawab Hyuna sambil tersenyum.
Yiseul tersenyum kecil melihat dirinya di cermin.
"Ayo, kita sekarang tunjukkan ke kakakmu."
Yiseul berjalan bersama Hyuna sambil memperlihatkan hasil make up Hyuna pada Jisung. Jisung sendiri terpesona melihat sang adik.
"Hyuna, kau benar-benar...." perkataan Jisung terhenti sambil memberikan jempol pada Hyuna.
"Hehehe, Gomapta oppa. Tuh Yiseul, oppamu saja suka melihatmu."
Yiseul tersenyum kecil.
"Aku yakin nanti pasti banyak yang mengantri." ucap Jisung.
"Oppa bisa saja." ucap Yiseul malu.
"Tapi yang di bilang oppamu benar. Kau cantik Yiseul. Bahkan kalau misalkan Jonghyun belum menikah, aku ingin kalian berjodoh. Hehehe."
Yiseul hanya tersenyum kecil dan malu. Ia dan Jonghyun hanya berteman sejak SMA. Tidak lebih. Bahkan saking dekatnya, Yiseul pernah dilabrak oleh Nayoung karena Yiseul sangat dekat dengan Jonghyun dimana kala itu Jonghyun sedang berpacaran dengan Nayoung.
"Oh ya Hyuna, totalnya berapa?" tanya Jisung.
"Ah, tidak usah. Untuk Yiseul gratis. Tidak apa-apa." Jawab Hyuna.
"Eh, jangan. Kau kan secara tidak langsung jual jasa. Nanti kau rugi. Teman memang teman, tapi bisnis tetap bisnis." ucap Jisung.
Hyuna merasa tidak enak jika temannya yang memanggilnya untuk make up. Hyuna sering memberikan gratis pada kerabatnya, walaupun ada yang membayarnya separuh harga ataupun full bahkan diberi bonus. Hyuna merasa jika teman tidak perlu membayar jasanya karena sudah kewajiban untuk membantu.
"Ah, aku sungkan. Karena oppa temanku, aku kasih 250 ribu won saja." ucap Hyuna sungkan.
Jisung mengambil uang di dompetnya. Dan memberikan uang 500 ribu pada Hyuna.
"Oppa, ini kebanyakan." ucap Hyuna mengambil uang tersebut.
"Tidak apa. Itu bonus untukmu. Rejeki tidak boleh di tolak. Ingat?" ucap Jisung sambil tersenyum.
"Baiklah. Terima kasih ya Oppa, Yiseul. Kalau begitu, aku permisi." ucap Hyuna sambil membungkukkan badannya.
"Gomapta eonnie." ucap Yiseul.
Hyuna hanya tersenyum dan berjalan keluar di antar oleh Jisung sampai ke pagar. Syukur saja Hyuna membawa mobil sendiri. Suaminya, Kim Hyojong sedang bekerja sebagai instruktur Gym di Cube Gymnastic.Setelah Hyuna pulang, mereka pun bersiap-siap menuju Swing Restaurant. Sesampainya disana..
"Ruang VIP atas nama Yoon Jisung." ucap Jisung tegas.
"Baik, mari kami antar."
Mereka pun menuju VIP room yang sudah Jisung sediakan. Tak lupa, Jisung memberitau Gaeun dan Jinhyuk dimana ruangannya. 15 menit kemudian, mereka pun tiba. Jinhyuk terkejut sekaligus pangling melihat Yiseul.
"Yiseul terlihat lebih cantik dari biasanya. Tapi memang aslinya dia cantik sih."ucap Jinhyuk dalam hati.
"Ahm, annyeonghaseyo sajangnim." sapa Gaeun.
"Jangan terlalu formal. Panggil Oppa saja." ucap Jisung sambil tersenyum.
"Ah, baiklah oppa."
"Hyung" sapa Jinhyuk sambil membungkukkan badannya.
"Ah Hi Jinhyuk. Yiseul kau tidak menyapa mereka?" tanya Jisung pada Yiseul.
Yiseul sontak sadar.
"A.. Annyeonghaseyo Gaeun eonnie, Jinhyuk uisanim." ucap Yiseul masih kaku.
"Ne Yiseul. Bagaimana kabarmu?" tanya Gaeun ramah.
"Ahm, aku.. Baik. Eonnie sendiri?"
"Aku juga baik. Oh ya, Oppa. Katanya ada yang ingin oppa bicarakan dengan kami."
"Ah iya. Aku berencana ingin menjodohkan Yiseul dengan Jinhyuk." ucap Yiseul.
Yiseul dan Jinhyuk terkejut mendengar hal ini.
"Apa? Jisung oppa mau menjodohkan aku dengan dokter Jinhyuk? Aku tidak yakin dia mau denganku, apalagi aku kan mantan pasiennya." ucap Yiseul dalam hati.
Yiseul memang nyaman dengan Jinhyuk. Tapi dia tidak yakin jika Jinhyuk juga memiliki perasaan yang sama dengannya.
"Ahm, tapi sajangnim. Eh maksudku oppa, maaf sebelumnya. Kami bukan dari keluarga yang kaya seperti Oppa. Apa oppa yakin mau menjalin keluarga dengan keluarga kami?" tanya Gaeun yang berusaha untuk sopan agar tidak menyinggung Jisung.
"Aku tidak pernah memandang harta. Aku juga berasal dari keluarga menengah ke bawah sebelum aku bisa sesukses ini. Kalau bukan karena kekuatan doa almarhumah istriku, aku tidak akan bisa sesukses ini." jawab Jisung sambil tersenyum.
"Jadi, bagaimana? Apa kau setuju jika Yiseul aku jodohkan dengan Jinhyuk." sambung Jisung.
"Aku sih, terserah dari Jinhyuk. Kan yang nanti punya istri dia. Hehehe. Lagipula, Yiseul anak yang baik dan manis. Aku yakin, dia bisa menjadi istri yang baik Jinhyuk nanti." ucap Gaeun.
"Jinhyuk? Bagaimana?" tanya Jisung.
Jinhyuk melihat Yiseul dengan tatapan hangat. Tiba-tiba, Jinhyuk memegang tangan Yiseul. Sontak Yiseul terkejut.
"I agree." ucap Jinhyuk mantap.
Jisung dan Gaeun pun senang. Berawal dari partner kerja mereka pun menjadi keluarga.
"Jujur saja setiap aku melihat Yiseul, aku selalu ingin melindunginya. Apalagi sejak aku tau masa lalunya." ucap Jinhyuk.
Yiseul tidak percaya dan bingung.Akankah Yiseul setuju?
-to be contin
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...