Yiseul terkejut ketika mendengar jawaban Jinhyuk yang menyetujui perjodohan ini. Yiseul tidak menyangka jika Jinhyuk mau menerimanya walau dirinya sudah 'kotor'.
"Yiseul, bagaimana denganmu? Apa kau setuju?" tanya Jisung sambil menepuk pelan bahu Yiseul.
"Ahm..."
Yiseul menarik tangannya dari genggaman Jinhyuk. Sontak saja mereka semua terkejut. Terutama Gaeun dan Jisung.
"Bagaimana kalau, kita jalan dulu saja? Aku... Aku masih tidak bisa memberikan keputusan saat ini." jawab Yiseul yang mulai pucat dan gemetar karena takut.
Ia masih trauma dengan pertunangannya yang gagal dulu. Iya ingat betul bagaimana Seongri memperlakukannya dengan manis diawal perjumpaan lalu terkuaklah sifat aslinya ketika Yiseul sudah memiliki apartment sendiri dan uang yang banyak. Jujur saja ia masih takut jika Jinhyuk akan memperlakukannya seperti itu juga. Ia tau betapa baik dan pedulinya Jinhyuk yang merawatnya saat masih di rumah sakit. Tapi trauma itu masih saja berkelebat dalam pikirannya.
"Ahm, aku permisi sebentar."
Yiseul berdiri dari kursinya dan berjalan keluar dari VIP room tersebut. Iya berjalan ke tempat yang agak sepi dan mulai menangis. Ia tidak tau harus bagaimana. Disatu sisi, dia senang karena Jinhyuk mau menerimanya. Tapi disisi lain, dia takut kalau ia tidak bisa membahagiakan Jinhyuk.
"Hyung, biar aku susul."
Jinhyuk menyusul Yiseul. Ia melihat Yiseul di tempat sepi itu.
"Yiseul-ah."
Mendengar namanya di panggil, Yiseul mengelap air matanya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
"Kau nangis? Ada apa?" tanya Jinhyuk.
Yiseul hanya menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau Jinhyuk tau perasaannya.
"Yiseul, jujur. Apa yang ada dalam pikiranmu? Aku tidak suka dengan orang yang berbohong." ucap Jinhyuk dengan nada tegas dan mendominasi.
Mendengar nada bicara Jinhyuk yang mulai berubah, Yiseul pun mulai takut. Ia tidak sangka orang sebaik dan sesabat Jinhyuk bisa berubah menjadi lelaki dominant dan tegas.
"Um..."
Yiseul mulai gemetar dan takut. Wajahnya pucat ia meremas rok pada gaunnya saking takutnya. Jinhyuk yang melihat hal itu langsung mencoba menenangkan Yiseul.
"Maaf, aku membuatmu takut. Aku hanya tidak suka dengan kebohongan. Katakan saja apa yang membuatmu tiba-tiba keluar dari VIP room tadi?" tanya Jinhyuk memegang tangan Yiseul sembari menenangkan Yiseul.
"Ahm.. Aku... Aku hanya.. Hanya takut dengan perjodohan ini." jawab Yiseul gemetar.
"Memangnya kenapa? Kau masih trauma dengan masa lalumu yang putus dengan tunanganmu?"
"Ahm, salah satunya itu. Hmm, ada lagi.. Aku.. Aku tidak yakin kalau Uisanim bisa bertahan denganku."
Jinhyuk menghela nafas panjang sambil tersenyum simpul pada Yiseul.
"Yoon Yiseul, dengarkan aku. Aku tau, kau memang mantan pasienku. Aku tau psikismu. Tapi, bukan berarti kau tidak pantas mendapatkan hal yang baik kan? Kau itu orang baik Yiseul. Aku yakin kau bisa bahagia. Ya aku tau itu akan butuh waktu. Asal kau tau, sejak pertama kali kau jadi pasienku, aku sudah memiliki perasaan padamu. Aku ingat saat pertama kali orang lain membawamu kemari dengan paksa. Aku tau betapa takutnya dirimu hingga aku mendapatkan cakaran ini darimu." ucap Jinhyuk sambil memperlihatkan bekas cakaran di lengannya.
"Tapi dari kejadian ini, baru kali ini aku merasa ingin melindungi pasienku. Aku tidak peduli apa kata orang tentangmu. Yang jelas, aku yakin, kau adalah calon istri dan calon ibu untuk anakku nanti. Yang Tuhan simpankan untukku." sambung Jinhyuk sambil tersenyum hangat.
Yiseul terharu mendengarnya. Ia tidak menyangka ada orang setulus itu yang mau menerima keadaan dirinya apa adanya.
"Sudahlah, jangan bersedih lagi. Tidak enak dilihat orang. Aku yakin kau butuh waktu untuk memulihkan keadaan psikismu hingga benar-benar pulih. Aku akan selalu mendampingimu."
"G.. Gomapta. Uisanim.." ucap Yiseul terbata-bata.
Jinhyuk memeluk Yiseul dengan hangat sambil mengelus rambutnya dengan pelan. Yiseul pun memeluk Jinhyuk dengan erat. Baru kali ini dia merasa aman berada di pelukan lelaki. Dulu saat Seongri memeluknya, ia tidak pernah merasa sehangat ini.
"Baru kali ini aku merasa hangat. Dulu Seongri tidak pernah memelukku sehangat ini." ucap Yiseul dalam hati.
Yiseul melepas pelukannya pelan. Mereka pun berjalan menuju ruang VIP lagi. Mereka mulai makan bersama dan bersenda gurau.
"Jadi bagaimana Yiseul? Kau menerima perjodohan ini?" tanya Jisung.
Yiseul menatap Jinhyuk sekilas dan mengangguk pelan.
"Terima kasih ya Yiseul. Kau mau menerima adikku." ucap Gaeun.
Yiseul hanya tersenyum kecil dan mengangguk pelan.
"Oh ya, mulai sekarang jangan panggil aku uisanim ya. Panggil Jinhyuk saja."
"Ne, uisa.. Ahm.. Maksudku.. Jinhyuk.."Butuh perjuangan ekstra untuk membuat Yiseul nyaman dan lepas. Jinhyuk tidak menyerah untuk memperjuangkan rasa sayangnya pada Yiseul. Walaupun Yiseul masih sedikit takut dan dingin padanya, tapi Jinhyuk tetap sabar menghadapi perilaku Yiseul itu. Hari-hari berlalu, Jinhyuk pun tau sifat Yiseul. Yiseul memang tampak cuek dan dingin. Bahkan Yiseul takut bercengkrama dengan orang. Tapi Jinhyuk tau, bahwa hati Yiseul sangat rapuh dan hangat. Hanya butuh waktu saja untuk menyesuaikan diri padanya.
3 tahun kemudian...
"Selamat ya Yiseul, Jinhyuk, kalian sudah menikah." ucap Jisung.
Yiseul hanya senyum dan mengangguk.
"Terima kasih. Oppa." ucap Yiseul kaku
"Ah ya, terima kasih Hyung." ucap Jinhyuk.
"Hei Yiseul si anak kecil. Selamat ya akhirnya anak bungsu menikah juga." ujar Seulgi, kakak perempuan Yiseul.
"Eonnie bisa saja." balas Yiseul pelan.
"Yiseul Imo, Jinhyuk Samchon, selamat ya." ujar Ki Sungjin, anak Yoon Seulgi dan suaminya Ki Jong Rim.
Yiseul lagi-lagi hanya tersenyum dan mengangguk.
"Iya terima kasih anak manis." ucap Jinhyuk sambil mengelus pipi Sungjin.
"Jinhyuk, Yiseul. Selamat ya. Semoga kalian bertahan sampai kakek nenek." ucap Gaeun yang datang dengan tunangannya, Han Seungwoo.
"Makasih noona."
"Terima kasih eonnie." ucap Yiseul kaku.
Semua teman Jinhyuk dan Yiseul datang ke acara tersebut.
"Yiseul!"
Yiseul menoleh. Ia terkejut melihat orang itu.
"Jonghyun?" ucap Yiseul pelan.
"Iya, kau tidak berubah sejak SMA. Selamat ya kau sudah menikah. Jangan ingat yang sudah lalu. Aku yakin, suamimu orang baik dan tulus." ucap Jonghyun sambil tersenyum.
"Makasih. Oh ya, katanya.. kau sudah punya 2 anak ya?" tanya Yiseul pelan.
"Iya, itu dia. Sedang bersama istriku." jawab Jonghyun sambil menunjuk ke arah Minkyung yang sedang mengurus Jian dan Shi An. Yiseul melihat ke arah wanita itu.
"Dia cantik. Dan anakmu juga ganteng sepertimu. Kau beruntung memiliki mereka." ucap Yiseul tidak sadar.
"Ah, kau ini. Kau juga cantik kok. Aku yakin anakmu juga pasti akan cantik dan ganteng. Kan suamimu juga ganteng." ucap Jonghyun sambil tersenyum.
"Hehe, ahm... Jonghyun ini suamiku Lee Jinhyuk."
Jonghyun dan Jinhyuk berjabat tangan 1 sama lain.
"Kau adiknya Lee Gaeun kan?" tanya Jonghyun.
"Iya, Gaeun adalah noonaku. Darimana kau mengenal noonaku?" tanya Jinhyuk balik.
"Iya, dulu aku pernah 1 sekolah dengannya sewaktu SMP. Di Pledis Junior high school. Dia sekertaris OSIS yang paling banyak mendapat surat cinta sewaktu mos dulu. Bahkan ya, jujur saja aku juga memberikan surat cinta padanya." jawab Jonghyun sambil bernostalgia.
"Oh, pantas saja. Hahaha. Iya noonaku memang cantik. Wajar saja jika dia banyak yang suka." ucap Jinhyuk.
Mereka bercengkrama dan setelah itu mengunjungi beberapa teman yang lain. Tak lama kemudian, waktu malam pun tiba. Yiseul dan Jinhyuk memasuki kamar yang sudah di booking oleh Jisung untuk mereka berdua.#flashback_end
"Untung saja Yiseul Imo sudah mendapatkan lelaki yang baik." ucap Seochan sambil memakan makanannya.
"Iya, dokter Jinhyuk sangat menyayangi Yiseul Imo jika aku mendengar cerita Samchon. Oh ya, siapa nama anak Yiseul Imo?" tanya Jinyoung.
"Namanya Lee Rowoon. Dia baru berumur 3 tahun. Syukur saja mereka bisa punya anak. Jadi kalian ada teman main. Hehehe" jawab Jisung.
"Wah, apa dia ganteng seperti aku?" tanya Seochan.
"Kasihan Yiseul Imo kalau anaknya seperti dirimu. Pasti dia ganteng seperti aku. Buktinya aku bisa punya gandengan." jawab Jinyoung.
"Yak! Wajah kakek peyot seperti hyung mana bisa dibilang ganteng? Hyungkan matanya rabun. Hihihi." ujar Seochan.
"Yak! Begini-begini aku punya gandengan ya. Walaupun aku sering memanggilnya nenek lampir jutek. Tapi sekarang dia bukan nenek lampir jutek lagi."
"Etjieh hyung.. Ehem.."
"Sudah-sudah makanlah. Nanti kalau dingin tidak enak." ucap Jisung.Setelah selesai makan, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Siapakah itu?
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...