"Halo? Jinyoung, baru aku mau menelponmu. Aku..."
"Yeji, kita putus saja. Aku sudah pertimbangkan baik-baik."
"Jinyoung, kita bisa bicarakan ini baik-baik. Aku dan Sam hanya sepupu. Tolong percaya denganku. Kalau aku memang ingin selingkuh, sudah dari lama aku lakukan." jawab Yeji.
Tanpa Yeji sadar, Seungmin memperhatikan gerak tubuh Yeji dari belakang.
"Sepertinya Yeji sedang ada masalah dengan penelpon." ucap Seungmin Tiba-tiba.
Semua memperhatikan Yeji.
"Biar aku kesana." ucap Sam.
Sam berjalan menghampiri Yeji.
"Lucy, what happened?" tanya Sam.
Yeji terkejut mendengar namanya di panggil.
"Sam? Ahm aku.." jawab Yeji yang belum mematikan panggilannya.
"Lucy? Siapa Lucy?" tanya Jinyoung dalam hati.
"Oh, jadi kau pakai nama samaran hmm? Tidak salah lagi, kau pasti selama ini merahasiakan hal ini sejak lama. Pergilah dan jangan pernah hubungi aku lagi. Aku sudah tidak mau mendengar apapun dari wanita murahan sepertimu!" marah Jinyoung.
"Jinyoung. Dengarkan aku dulu. Apa kau lupa dengan janji kita di sungai Han? Aku dan Sam sepupu. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Sam. Kau salah paham." jawab Yeji berkaca-kaca.
Yeji tidak sangka jika Jinyoung akan sekasar itu. Sam yang tidak tega melihat sepupunya diperlakukan seperti itu, Sam mencoba berbicara dengan Jinyoung. Sam mengambil ponsel Yeji dan mencoba berbicara dengan Jinyoung.
"Halo, ini aku Sam. Aku sepupunya Yeji dari Amerika. Kau salah paham. Aku sudah punya kekasih. Dan tidak mungkin aku memacari sepupuku sendiri kan?" tanya Sam baik-baik.
"I don't even care. Aku tidak peduli kau siapa dan kau ingin menjelaskan apapun. Aku sudah tidak peduli dengan wanita murahan itu!"
Jinyoung menutup panggilannya.
"Hey jaga mulut mu! Hey!" pekik Sam dengan nada Marah.
Yeji mengelap air matanya. Ia tidak sangka kepergiannya ke Amerika berujung seperti ini hanya karena 1 kelalaian.
"Lucy, Don't cry. He is not good for you. Kalau dia lelaki yang baik, dia pasti akan mendengar penjelasanmu dulu. Dan lelaki yang jantan tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar untuk perempuan." ucap Sam.
"Maafkan aku Sam. Semua ini salahku. Aku..."
Perkataan Yeji terhenti karena Sam meletakkan jari telunjuknya di bibir Yeji.
"Sudah, jangan diteruskan. Tidak apa-apa. Semua sudah terjadi. Tuhan sudah memperlihatkan padamu siapa dia sebenarnya. Aku yakin, dia akan menyesal suatu saat nanti. Ingat, kebaikan akan selalu menang dan selalu terungkap." ucap Sam sambil melepas perlahan jarinya.
"I hope so." ucap Yeji sambil mengelap matanya.
Sam memeluk Yeji dengan hangat untuk menenangkan Yeji.
"Sudah, ayo masuk." Ujar Sam sambil mengajak Yeji masuk.
Semua bingung kenapa mata Yeji sembab.
"Lucy? Why? Are you crying?" tanya Peter.
"Ahm, nothing. I'm fine." Jawab Yeji sambil mencoba tersenyum.
"Biasanya, kalau perempuan bilang I'm fine it means like she not fine." ucap Felix.
"Mungkin dia belum mau cerita. Tidak apa-apa." ucap Seungmin.
"Masih mau disini atau jalan?" tanya Sam.
"Jalan saja." jawab I.N
"Terserah sih. Tapi, aku tidak ikut. Aku ada janji dengan hyungku." ucap Felix.
"Oh iya tidak apa."
"Ya sudah, aku duluan ya."
"Ok Hati-hati."
Felix pun pergi Meninggalkan mereka. Yang lain pergi berjalan-jalan hingga waktu menunjukkan pukul 6 sore. Mereka pun pulang ke rumah masing-masing sedangka I.N Yeji dan Sam kembali ke butik milik Tiffany."Nunna, tadi kenapa menangis?" tanya I.N
"Ahm, tadi ada sedikit masalah. Tapi, sudah selesai koq." jawab Yeji pelan.
"I.N, kalau misalkan kalau ada masalah bicarakan baik jangan langsung menggunakan kata-kata kasar." ucap Sam yang masih kesal dengan perlakuan Jinyoung pada Yeji.
"Sam, sudahlah, jangan emosi."
"Eh? Nuna diberi kata-kata kasar? Jahat sekali orang itu."
"Hey, ada apa?" tanya Tiffany yang baru saja menutup butiknya.
"Eomma, ada orang yang bicara kasar dengan Lucy Nunna. Dia jahat sekali." jawab I.N semangat.
"Her Ex boyfriend do that to her." sambung Sam.
"Oh my gosh, baby. Sorry to hear that. Don't worry Lucy, you will get the better one than him." ucap Tiffany sambil menghibur keponakannya itu.
Yeji pun mulai mencoba kuat walaupun berat. Ia masih merasa mimpi dengan hal yang dia alami. Baru kali ini dalam hidupnya ada lelaki yang berani mengatakan bahwa dirinya adalah wanita murahan. Ia berharap, walaupun ia sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan Jinyoung, ia bisa mendapatkan yang lebih baik lagi.Bagaimana dengan Jinyoung? Jinyoung menggemparkan teman Ganknya dengan beredarnya berita bahwa Yeji dan Jinyoung putus. Ditambah lagi, beberapa org dalam ganknya tau jika Jinyoung melontarkan kata kasar saat putus.
"Kau gila Jinyoung! Yeji begitu tulus menyayangimu dan kau memutuskannya hanya karena salah paham?" tanya Jihoon dengan nada sedikit marah. Jihoon paling tidak suka bila ada lelaki yang kasar pada perempuan, apalagi bila perempuan itu menyayangi dengan tulus.
"Jinyoung, pikirkan baik-baik. Jangan sampai kau menyesal. Bisa saja itu keluarganya kan? Memangnya kalau keluarga tidak boleh pelukan? Jangan cemburu buta Jinyoung." ucap Woojin pelan.
Jinyoung memperlihatkan Screenshot foto Yeji dan Sam yang berpelukan dengan caption "My pumpkin Sam 🤗😘"
"Apa ini bisa dibilang sepupu? Hmm?" tanya Jinyoung dingin dan datar.
"Terserahlah. Yang jelas, jangan menyesal jika suatu saat Yeji bisa dapatkan yang terbaik." jawab Jihoon yang langsung meninggalkan tempat itu.
"Jinyoung, saranku, Pertimbangkan lagi keputusanmu. Ya aku tidak memaksa sih. Hanya, kebenaran akan terungkap suatu saat. Kau sudah punya pengalaman ketika Yeji difitnah dulu kan? Kau sangat marah padanya karena kau mengira Yeji yang mencuri dompetmu? Bahkan kau mengatakan kalau Yeji adalah pencuri. Tapi setelah tau kalau dia difitnah, akhirnya apa? Kau tau kan kalau bukan Yeji pencurinya. Lagipula kalau memang Yeji tidak menyukaimu, sudah sejak awal dia menolakmu. Ya sudah, tenangkanlah dirimu dulu. Biar pikiranmu jernih." ucap Woojin sambil mencoba menenangkan Jinyoung.
Sesampainya di rumah, Seochan sang adik sangat bingung melihat sang kakak yang murung dan sedih. Sejujurnya, masih ada rasa sayang dihati Jinyoung untuk Yeji. Bahkan dia sangat berat untuk mengucapkan selamat tinggal pada Yeji. Tapi api cemburunya yang membuatnya kesal dan tidak bisa memaafkan Yeji.
"Hyung, ada apa?" tanya Seochan.
"Aku sedang badmood." jawab Jinyoung datar dan dingin seperti biasa.
Seochan yang sudah hafal dengan karakter kakaknya itu langsung diam dan masuk kamar. Jinyoung pun masuk ke kamarnya sendiri yang berada di sebelah kamar Seochan. Jinyoung merebahkan badannya di kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Ia kembali teringat dengan kenangan yang dia buat bersama Yeji. Tanpa sadar Jinyoung mulai berkaca-kaca. Bukan karena dia menyesal, melainkan ia merasa sakit karena ia teringat dengan postingan dan caption Yeji.Yeji pun demikian, sesampainya di rumah, Yeji berpamitan untuk masuk kamar dan ganti baju lalu merebahkan badannya di kasur. Ia kembali menangis karena teringat kata 'wanita murahan' yang diberikan Jinyoung padanya. Dulu Jinyoung mengatakannya pencuri karena ia difitnah oleh Lia tapi setelah itu dia menyesal dan meminta maaf pada Yeji. Tapi kali ini, tidak ada kata maaf yang terlontar dari mulut Jinyoung. Bahkan Jinyoung tidak mau lagi berhubungan dengan Yeji. Yeji hanya berharap, semua menjadi baik walaupun mereka sudah tidak bersama lagi. Yeji juga mendoakan yang terbaik untuk Jinyoung.
"Jinyoung-ah, mian. Annyeong~" ucap Yeji sambil menatap langit-langit kamarnya dan mencoba tersenyum sambil menahan pilu.
"Yeji-yah, goodbye~" ucap Jinyoung sambil menangis pelan dan memeluk erat dirinya sendiri.Bagaimana kehidupan percintaan mereka selanjutnya?
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...