Beberapa bulan kemudian...
Nayoung pergi ke acara reuni SMA nya. Ia bertemu dengan beberapa temannya seperti Chungha yang merupakan istri dari Kim Yongguk, seorang CEO Industri garmen (pakaian) asal China. Kim Nayoung, pemilik toko permen gugudan's candy yang pernah berpacaran dengan Han Sanghyuk yang saat ini sudah menjadi kepala sekolah di salah satu sekolah di Mexico, Sanggyun pemilik perkebunan sayur terbesar Gwangju saat ini, dan masih banyak lagi.
"Sudah lama aku tidak berkumpul dengan temanku. Ya mumpung aku sudah bebas dari kekangan Minki. Lagipula dia kan di penjara. Sudah miskin juga, untuk apa aku peduli dengannya?" tanya Nayoung dalam hati.
Nayoung melajukan mobilnya menuju tempat reunian. Sesampainya disana, ia berjalan menuju tempat tersebut.Di kediaman Jonghyun...
"Jonghyun, aku ikut acaramu ya? Aku bosan di rumah terus." ucap Minkyung yang masih duduk di kasur.
"Tidak usah Minkyung. Kau kan sedang hamil besar. Lebih baik, kau istirahat saja ya di rumah. Oh ya, nanti kau juga mau kontrol ke dokter kan sama Joshua. Jangan terlalu capek, kasian kandunganmu nanti. Lagipula aku cuman sebentar di acara reuni." ucap Jonghyun sambil tersenyum hangat pada istrinya.
"Ya sudah kalau begitu, tapi jangan malam-malam ya pulangnya. Jian dan Seo An selalu mencari papanya kalau tiap malam."
"Iya sayang. Ya sudah, aku berangkat ya. Aku sudah ditunggu temanku."
"Iya, hati-hati pa."
Jonghyun tersenyum hangat lalu keluar dari kamar. Jonghyun mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar sambil membuka pintu utama. Saat hendak keluar, Jonghyun berpapasan dengan Joshua, kakak iparnya.
"Eh, hi Jo. Mau jemput Minkyung?"
"Hi Jonghyun, iya aku mau jemput Minkyung. Minkyung nya ada kan?"
"Iya Jo. Mari ku antar."
"Tidak usah Jonghyun, kau kan ada acara. Nanti kau terlambat. Pergilah." ucap Joshua sambil tersenyum hangat.
"Ah, baiklah. Maaf aku merepotkanmu. Ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu ya."
Joshua mengangguk dan tersenyum. Jonghyun melajukan mobilnya menuju tempat reuni. Sedangkan Joshua mengajak adiknya itu untuk kontrol kandungan ke dokter.Sesampainya di tempat reuni, Jonghyun berjalan bersama temannya Jang Moonbok yang merupakan seorang guru di sebuah sekolah yang agak jauh dari Seoul.
"Hei, Jonghyun. Lama tidak bertemu." sapa Moonbok.
"Moonbok-ah! Astaga iya, maaf aku baru kali ini ikut reuni. Kebetulan ada iparku yang baru datang dari Los Angeles jadi ada yang menemani istriku." ucap Jonghyun.
"Wah, enak ya kalau sudah punya istri."
"Lho, kau belum menikah? Bukannya kau sudah tunangan waktu itu?"
"Kami putus Jonghyun. Heo Chanmi noona pergi tinggalkan aku demi karirnya. Ternyata dia mau terima pertunangan kami karena demi warisan ayahnya."
"Ckck, keterlaluan sekali. Ya sudah, semoga kau mendapatkan jodoh yang baik. Bersyukurlah karena kau sudah tau sifatnya seperti apa."
Moonbok mengangguk pelan. Ini yang membuat pertemanan Moonbok dan Jonghyun berjalan sampai sekarang. Jonghyun orang yang rendah hati dan sederhana. Selain itu, dia benar-benar baik dan suka menolong.
"Minkyung beruntung punya suami sepertimu. Kau baik, sederhana, pintar, bertanggung jawab, dan yang pasti ganteng. Hehe." ucap Moonbok dengan nyengir khasnya.
"Aish, kau ini." balas Jonghyun malu.
Tanpa ia sadar, Jonghyun menabrak Nayoung.
"Eh, sorry."
"Iya, tak apa. Jonghyun?"
"Nayoung?"
Merasa tidak enak dengan kondisi tersebut, Moonbok pamitan dengan Jonghyun dengan alasan ambil minum.
"Jonghyun, aku ambil minum dulu ya." pamit Moonbok.
Jonghyun hanya mengangguk. Moonbook pun pergi meninggalkan Nayoung dan Jonghyun.
"Nayoung, kau tidak menjenguk Minki? Dia di penjara kan?" tanya Jonghyun.
"Ya, dia di penjara. Tapi aku tidak peduli dengan dia. Sejak kami menikah, kami tidak pernah bisa akur. Aku jadi berpikir kalau aku salah memilih pasangan hidup." jawab Nayoung dengan tidak merasa bersalah. Padahal ia yang menyebabkan Minki korupsi.Jonghyun tau sifat Nayoung yang sangat hedonisme. Ia juga tau jika Nayoung bicara seperti itu karena ia ingin balikan. Tapi bukan Jonghyun namanya kalau tidak berprinsip. Sejak putus dari Nayoung sewaktu SMA, Jonghyun tidak pernah berhubungan lagi dengan Nayoung. Ia ingat betul bagaimana Nayoung memutuskan hubungan mereka hanya karena Jonghyun bukan berasal dari keluarga kaya.
#flashbackon
"Nayoung, kita bisa bicarakan ini baik-baik kan? Ok, aku minta maaf karena aku tidak bisa memberikan apa yang kau mau. Tapi tolong kau pahami kondisiku." ucap Jonghyun sambil menarik tangan Nayoung.
Nayoung menghempas tangan Jonghyun dengan kasar.
"Jonghyun, sudah berapa kali kau katakan itu padaku? Aku sudah bosan dengar kalimat itu. Sampai kapan kau seperti itu, huh? Untuk apa aku bertahan denganmu kalau ada lelaki kaya yang akan menjadi suamiku nanti." maki Nayoung.
Jonghyun terkejut mendengar perkataan Nayoung.
"Maksudmu?"
"Kau sepertinya kurang pintar mencerna kalimatku Jonghyun. Aku sudah dijodohkan dengan orang lain yang lebih baik darimu. Bahkan dia berasal dari keluarga kaya. So, hubungan kita cukup sampai sini saja. Dan jangan pernah ganggu hidupku lagi!" maki Nayoung yang langsung meninggalkan Jonghyun begitu saja.
Jonghyun amat sedih melihat tingkah laku Nayoung yang seperti itu. Ia akui, Nayoung memang berasal dari keluarga yang kaya. Ayahnya adalah pemilik agen properti terbesar se Korea Selatan, sedangkan dirinya hanya anak seorang petani sayuran dari Gangwondo. Bahkan Jonghyun bisa bersekolah di Seoul International high school karena beasiswa full.#flashbackoff
"Ahm, ya namanya juga pernikahan Nayoung. Kadang ada baik, kadang juga bertengkar. Aku dan istriku juga begitu. Tapi itulah kehidupan." ucap Jonghyun bijak.
Jonghyun berusaha mundur pelan-pelan tanpa membuat Nayoung tersinggung. Ia tau jika sekarang ia punya istri dan anak. Apalagi istrinya sedang mengandung anaknya.
"Gaya bicaramu tidak berubah Jonghyun. Masih sama seperti dulu. Maaf ya, aku pernah kasar denganmu." ucap Nayoung datar.
"Tidak apa, yang lalu biar saja. Sudah lewat koq. Ahm, Nayoung, kalau aku boleh saran- kau sesekali jenguk Minki. Bagaimanapun, kalian masih suami istri. Ya, maaf. Aku tidak bermaksud ikut campur urusan rumah tanggamu. Tapi.." perkataan Jonghyun terhenti.
"I still love you Jonghyun." ucap Nayoung santai.
Jonghyun terkejut mendengar perkataan Nayoung. Ia berpikir kalau Nayoung mulai gila dan stress karena Minki di penjara.
"Nayoung, kau jangan gila. Kita sudah punya pasangan hidup masing-masing bahkan sudah punya anak."
"Aku tidak peduli Jonghyun, aku ingin kita kembali. Kau bisa tinggalkan istrimu itu."
Nayoung memegang tangan Jonghyun. Tanpa sadar, ada sepasang mata mengamati mereka.
"Jadi karena ini kau tidak mau aku ikut acaramu?" tanya Minkyung yang entah dari mana datangnya.
"M.. Minkyung." Jonghyun terkejut dan langsung melepaskan tangan Nayoung.
"Minkyung, aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti yang kau kira." Jawab Jonghyun.
"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi." ucap Minkyung sambil membawa anak-anaknya pulang.
"Seo An mau ketemu papa." ucap Seo An sambil menggandeng tangan Minkyung. Jonghyun mengejar istrinya itu.
"Minkyung, Minkyung, kita selesaikan ini baik-baik. Tolong jangan disini."
Minkyung yang masih marah tiba-tiba tidak bisa menahan rasa pusingnya. Jonghyun yang takut ada apa-apa dengan istrinya, ia langsung menggendong Minkyung dan membawanya pulang bersama Joshua.Sesampainya di rumah, Minkyung pun sadar.
"Minkyung? Kau sudah sadar?" tanya Jonghyun sambil memegang tangan istrinya itu
"Tidak usah pegang aku!" marah Minkyung.
"Minkyung, kau salah paham. Aku dan Nayoung tidak ada hubungan apa-apa. Dia hanya curhat denganku karena suaminya di penjara."
"Oh, kalau curhat harus bergandengan tangan dan harus sedekat itu? Sudahlah, aku tidak mau mendengarkan apapun lagi. Sekarang keluar dari sini!"
"Minkyung, aku.."
"KELUAR!" teriak Minkyung.
Baru kali ini Jonghyun mendengar teriakan Minkyung. Semarah-marahnya Minkyung, Baru kali dia berteriak dan mengusir. Jonghyun pun keluar dari kamarnya dan membiarkan Minkyung sendiri."Jonghyun, ada apa? Kenapa Minkyung sampai marah begitu?" tanya Joshua dengan sabar.
Joshua terkenal sabar dan tidak pernah marah. Ia selalu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Jonghyun pun menceritakan semuanya pada Joshua. Joshua mendengarkan dengan seksama tanpa memotong pembicaraan Jonghyun.
"Aku paham Jonghyun. Hmm.. Mungkin Minkyung sedang tidak stabil emosinya. Namanya juga perempuan jika sedang hamil. Nanti aku coba bicara dengannya." ucap Joshua bijaksana.
"Maafkan aku Joshua, aku tidak bisa menjadi suami yang baik untuk Minkyung." ucap Jonghyun sambil merasa bersalah.
"Jonghyun jangan begitu. Kau sudah melakukan yang terbaik selama ini. Lagipula secara logika, kalau memang kau memiliki pikiran untuk menduakan Minkyung pasti sudah sejak awal kalian tidak akan bertahan kan?"
"Iya sih. Tapi aku tidak sedikitpun memiliki niat untuk mendua. Aku sangat menyayangi Minkyung."
"Papa, mama bungkus baju. Katanya mau pergi dari rumah." ucap Jian.Akankah rumah tangga Jonghyun dan Minkyung akan selamat? Atau justru kandas setelah dikaruniai anak ketiga?
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...