Sudah hampir 2 minggu Yeji menjenguk Jinyoung. Tidak hanya menjenguk, Yeji bahkan merawat Jinyoung yang sering sendirian karena Seochan mempersiapkan dirinya untuk try out dan persiapan untuk masuk SMA favorite.
"Yeji, terima kasih sudah merawatku." ucap Jinyoung hangat dan pelan.
Yeji benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dia dengar. Entah ada angin badai apa yang membuat lelaki yang sering membuatnya kesal hingga ia memanggilnya dengan sebutan Kakek Peyot ini secara tiba-tiba memanggil namanya.
"Tumben dia memanggilku dengan namaku." ucap Yeji dalam hati.
"Hei, Hwang Yeji. Kau kenapa? Apa ada yang salah denganku?" tanya Jinyoung dengan nada yang mulai ketus kembali.
"Ah, tidak. Tidak apa Jinyoung. Ahm, oh ya. Maaf kalau aku lancang. Ada satu hal yang ingin ku tanyakan pada mu." jawab Yeji.
"Hmm? Tanya apa?" tanya Jinyoung cuek.
"Ahm, sudah seminggu lebih ini aku tidak pernah melihat orang tuamu datang kesini. Apa mereka tau kau ada disini?" tanya Yeji hati-hati.
Jinyoung menghela nafasnya. Entah ada apa gerangan, Jinyoung mulai menceritakan kehidupannya. Padahal, tidak ada 1 pun teman Jinyoung yang tau tentang kehidupan Jinyoung secara mendalam.
"Aku.. Tidak pernah merasakan kehangatan keluarga dari orang tuaku. Sejak aku kecil, orang tuaku tidak terlalu mengurusku. Aku bukan anak yang mereka harapkan." ucap Jinyoung sambil tersenyum miris.
Yeji terkejut mendengarkan apa yang dikatakan oleh Jinyoung. Ia tidak menyangka jika Jinyoung mengalami hal seperti itu.
"Pantas saja Jinyoung sering ketus dan kasar jika bicara. Bahkan, dia tidak pernah sedikitpun untuk tidak dingin dengan orang lain." ucap Yeji dalam hati.
"Lalu, siapa yang membesarkanmu?" tanya Yeji.
"Dulu aku sempat tinggal dengan pamanku Yoon Jisung. Tapi sejak pamanku pindah keluar kota dan sempat mengalami kecelakaan sampai istrinya meninggal, aku sudah tidak pernah bertemu pamanku. Pamanku sangat baik dan aku sudah seperti anaknya. Orang tuaku tidak menginginkanku hanya karena mereka ingin anak pertama mereka yeoja. Dan, mereka tidak pernah melihat kerja kerasku. Mereka merasa bahwa apa yang aku lakukan selalu salah dimatanya. Yang sayang denganku di rumah, hanya Seochan." jawab Jinyoung datar.
"Hmm, apa..." perkataan Yeji terhenti.
"Pasien atas nama Bae Jinyoung? Waktunya terapi dan ganti perban. Kita terapi dulu ya." ucap seorang perawat yang masuk ke kamar Jinyoung.
"Yeji, kau mau temani aku terapi kan? Mumpung Seochan hari ini sedang try out jadi tidak bisa menemaniku."
Yeji mengangguk pelan dan menemani Jinyoung. Yeji dengan sabar menemani dan memperhatikan Jinyoung. Jinyoung juga semangat dalam menjalani terapinya. Tanpa mereka sadari. Ada sepasang mata disana.
"Aku semakin benci dengan Yeji. Kenapa dia selalu disebelah Bae Jinyoung? Apa dia tidak tau kalau aku bisa membuat dia keluar dari sekolah? Aku akan pisahkan kalian berdua." marah seseorang.Keesokan harinya di sekolah...
Banyak orang terkejut melihat Yeji yang basah kuyub setelah keluar dari kamar mandi. Entah siapa dan apa motif di balik penyiraman yang ia dapatkan.
"Yeji? Kenapa kau bisa basah begini? Mari, ikut Seonsaengnim. Ganti bajumu lalu masuk ke kelas." ajak Sejeong Seonsaengnim selaku guru etika yang merupakan guru BP. Yeji pun mengikuti Sejeong Seonsaengnim dan mengambil baju seragam baru untuk Yeji. Yeji pun menggati pakaiannya di kamar mandi ruang BP. Setelah selesai, Yeji pun berjalan menuju kelasnya. Saat Yeji memasuki kelasnya, beberapa anak menatapnya dengan sinis. Termasuk ketua kelasnya sendiri, Lia Choi.
"Kenapa mereka menatapku dengan sinis? Terutama Lia. Apa salahku?" tanya Yeji dalam hati.Sepanjang pelajaran, Yeji hanya diam saja. Entah mengapa, tiba-tiba saja ia merindukan Bae Jinyoung. Sosok pemuda bertampang dingin yang memiliki hati yang baik dan hangat aslinya.
"Bae Jinyoung, cepatlah sembuh. Aku tidak nyaman saat ini. Entah mengapa ada beberapa orang di kelas membenciku." ucap Yeji dalam hati.Apakah Yeji dapat bertahan pada situasi seperti itu? Akankah Jinyoung tau jika Yeji mulai terkena bully di sekolah?
Dan siapakah orang yang melakukan perbullyan tersebut pada Yeji?-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
FanfictionBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...