Waktu istirahat pun tiba. Tampak Woojin dan Jihoon yang sedang duduk berdua di kantin sambil menunggu anak-anak yang lain keluar dari kelasnya.
"Tumben anak lain belum datang. Apa mereka belum keluar kelas?" tanya Jihoon penasaran.
"Mungkin. Ya sudah sabar dulu saja. Lagipula, makanannya juga masih disiapkan." ucap Woojin.
"Oh ya, Chaeyeon mana?" tanya Jihoon.
"Dia tidak datang hari ini, adiknya dehidrasi dan masuk rumah sakit." jawab Woojin
"Chaeryoung? Atau Chaemin?"
"Chaeryoung. Dia dehidrasi dan kelelahan. Makanya dia masuk rumah sakit."
"Oh, hmm.. Oh ya.. Kemarin katamu di chat ada yang ingin kau bicarakan denganku. Memangnya ada apa? Jangan bilang kau mau punya istri lagi. Eh maksudku.. Ingin punya pacar lagi. Atau.. Jangan-jangan... Kau dan Chaeyeon.." ucap Jihoon terhenti.
"Hey!! Ngomongnya ya... Aku tau apa yang kau maksud. Aku tidak sebejat itu tau! Sampai melakukan hal itu. Aku dan dia juga tidak pernah melakukan apa-apa. Dan aku tidak berniat cari yang lain. Aku akan tetap setia dengan Lee Chaeyeon meskipun ada yang lebih cantik/sexy dari dia. Eh, serius ini. Ini tentang Bae Jinyoung." ucap Woojin.
"Jinyoung? Memangnya dia kenapa?"#flashbackon
"Tolong suster, saya butuh waktu untuk mencari uang untuk melunasi semua biaya rumah sakit kakak saya." ucap Seochan sedikit panik.
Woojin yang baru keluar dari kamar Chaeryoung diam-diam melihat Seochan yang sedang mengurus biaya administrasi Jinyoung.
"Sepertinya anak itu lagi butuh bantuan, tapi aku bisa apa?" tanya Woojin dalam hati.
Woojin pun diam-diam mengawasi Seochan. Ia penasaran dengan anak yang berwajah mirip dengan Bae Jinyoung itu.
"Seochan, hmm.. Paman sudah coba menghubungi appa dan eomma. Tapi, mereka tidak angkat." ucap sopir Jinyoung dan Seochan.
"Appa dan eomma benar-benar tidak punya hati! Jinyoung Hyung sakit seperti ini kan karena mereka." ucap Seochan sedikit kesal.
Woojin terkejut mendengarnya.
"Jadi anak itu adiknya Jinyoung? Jinyoung sakit? Dan sakitnya karena orang tuanya? Tapi kenapa Jinyoung tidak pernah cerita?" tanya Woojin dalam hati.
Seochan bergegas bersama sopirnya menuju rumah untuk mengambil dompet dan uang tabungan yang ia tabung sejak ikut olimpiade.#flashbackoff
"Begitu ceritanya Jihoon." ucap Woojin sembari menceritakan hal tersebut.
"Tapi kenapa Jinyoung tidak pernah cerita?" tanya Jihoon.
"Kau tau sendiri kan dia seperti apa. Dia sangat introvert dan tertutup. Mana mau dia cerita apa yang dia alami." jawab Woojin.
"Iya juga sih. Apa jangan-jangan.. Bae Jinyoung korban kekerasan dalam keluarganya? Kau ingat kan saat kita datang membela dia ketika dia berkelahi dengan Joo Haknyeon?" tanya Jihoon dengan nada bicara seperti detektif.
"Ah-Ha~ wae?"
"Kelihatan kan dia seperti menahan sakit? Dan mukanya pucat? Dan yang anehnya lagi, kenapa Jinyoung tetap memakai jaket padahal kelas XI IPA A kan AC nya sedang di perbaiki. Apa kau tidak merasa aneh? Lalu ketika kita kita membantunya berdiri dia cepat-cepat menarik tangannya seperti ditangannya ada luka."
Woojin mencoba mencerna penjelasan Jihoon. Ia pun mengingat kejadian itu.
"Iya sih. Masuk akal. Hmm.. Bisa jadi seperti itu. Dia juga pakai masker sepanjang hari. Padahal kita tau Jinyoung suka pakai masker memang, tapi tidak di dalam ruangan. Sudah lah, nanti kita bicarakan lagi. Nanti di dengar anak lain tidak etis. Tapi janji ya. Jangan bilang anak lain. Terutama pada anak IPA A." ucap Woojin tegas.
Jihoon hanya mengangguk. Tak lama, teman mereka yang lain datang ke tempat mereka duduk."Woojin, Chaeyeon mana?" tanya Lia.
"Dia tidak datang. Dia harus merawat adiknya yang masuk rumah sakit." jawab Woojin.
"Ah, hehehe.. Oh ya.. Kalian tidak mengantri ambil makan siang?" tanya Lia lagi.
"Eh iya, sudah siap. Ayo ambil makan siang mumpung masih sepi." jawab Jihoon.
"Kau ini kalau makan cepat sekali. Untung temanku. Hihihi" ganggu Woojin.
"Eish! Kau ini! Ayo." ajak Jihoon.
"Kau pergi dengan Lia dulu saja. Aku jaga tempat dengan Yeji. Nanti gantian." ucap Woojin.
"Kalian kalau mau ambil makan ambil saja tidak apa. Aku bawa bekal sendiri koq." ucap Yeji sambil tersenyum tipis.
"Ah baiklah. Tapi tidak apa. Aku menemanimu dulu. Nanti kau diganggu orang." ucap Woojin.
"Lapor Chaeyeon ah... Nanti kau diceraikan sama Chaeyeon. Oh ya, aku juga akan lapor Jinyoung nanti. Biar kau kena hukuman karena sudah duduk dengan teman sebangkunya." ujar Jihoon ceplas ceplos.
Tanpa sadar, Lia sedikit cemburu ketika Jihoon secara tidak langsung mencomblangkan Jinyoung dengan Yeji. Yeji yang mendengar hal itu hanya tersenyum kecil.
"Kalian ini ada-ada saja. Sudah sana ngantri. Aku dengan Woojin disini tidak apa-apa koq." ucap Yeji dengan sedikit lesu.
"Baiklah. Hati-hati dengan Woojin ya. Dia rabies."
Yeji hanya tertawa.
"Aish! Dasar gembul! Yeji, perkataan Jihoon tidak usah didengarkan ya." ucap Woojin.
Yeji hanya tersenyum tipis. Tampak dari wajahnya ia memikirkan sesuatu. Entah apa yang ada di dalam pikiran Yeji saat ini. Sejak tadi, dia hanya diam seperti memikirkan sesuatu.Apakah Yeji mulai menyimpan rasa pada Jinyoung, musuh bebuyutannya yang sering ia panggil dengan sebutan kakek peyot aneh?
Apakah Yeji akan mengetahui apa yang Jinyoung alami selama ini?
-to be continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Forever Promise
Hayran KurguBanyak yang bilang cinta itu beda tipis dengan benci. Ketika rasa benci yang kita miliki bergeser menjadi cinta, itu tandanya orang itu telah berhasil mengubah pandangan kita. Cinta membutuhkan komitmen dan saling percaya. Walaupun jarak dan waktu m...