Part 6, Serious squabble

29 6 5
                                    

Jinyoung tertidur dikelasnya tanpa bergerak sama sekali. Mungkin efek sekujur tubuhnya yang sakit dan suhu tubuhnya yang meningkat akibat pukulan sang ayah semalam dan benturan keras yang ia dapatkan dari Haknyeon tadi. Semua anak telah masuk ke kelas. Begitupun dengan Kim Sejeong Seonsaengnim, guru etika dan character building masuk ke kelas XI IPA A. Yeji dengan pelan membangunkan Jinyoung.
"Jinyoung... Bae Jinyoung.. Jinyoung-ah... Ireona.. Seonsaengnim sudah ada di kelas." ucap Yeji sambil menggoyangkan lengan Jinyoung pelan.
Jinyoung tidak juga bergerak. Jujur saja Yeji mulai panik karena Jinyoung tidak bergerak seperti orang mati. Ia takut jika terjadi sesuatu dengan teman sebangkunya itu karena takut dituduh telah membunuh teman sebangkunya, tapi Yeji berusaha agar tidak terlihat di depan temannya jika ia khawatir pada Jinyoung.
"Jinyoung-ah.. Ayo bangun.." ucap Yeji yang masih membangunkan Jinyoung.
Kesal karena istirahatnya diganggu, Jinyoung pun bangun dan marah pada Yeji.
"BISAKAH KAU BERHENTI MENGGANGGUKU? AKU SEDANG SAKIT! APA KAU TIDAK BISA MENGERTI?" Teriak Jinyoung sambil menggebrak meja dan berdiri.
Seluruh murid di kelas terkejut dengan suara lantang Jinyoung dan melihat mereka berdua.
"AKU HANYA MEMBANGUNKANMU KARENA SEONSAENGNIM SUDAH DATANG! JIKA AKU TIDAK MEMBANGUNKANMU AKU AKAN KENA TEGUR KARENA KAU TEMAN DUDUKKU! APA KAU AKAN TANGGUNG JAWAB JIKA AKU KENA PERINGATAN?" balas Yeji dengan kesal dan juga ikut berdiri.
"Yeji, sabarlah." ucap Daehwi sambil mencoba menenangkan Yeji.
"Bae Jinyoung, Yeji. Kenapa kalian berteriak? Ini bukan hutan. Ini kelas. Ada apa dengan kalian?" tanya Kim Sejeong Seonsaengnim.
"Aku hanya membangunkan dia Seonsaengnim. Karena Seonsaengnim sudah datang. Daripada Seonsaengnim menegur kami berdua, jadi kubangunkan." jawab Yeji tegas dengan nada yang sedikit dingin.
"Aku sedang tidak enak badan Seonsaengnim. Makanya aku tidur di kelas. Maaf aku membuat kegaduhan di kelas." ucap Jinyoung sambil membungkukkan badannya.
"Ya sudah kalau begitu. Bae Jinyoung kau istirahat saja di UKS. Lee Daehwi, tolong antar Bae Jinyoung ke UKS ya." ucap Kim Sejeong Seonsaengnim.
Daehwi mengangguk dan mengantar Jinyoung ke UKS. Pelajaran pun di mulai. Yeji mencoba menstabilkan emosinya Gara-gara marah dengan Jinyoung tadi. Ia tidak menyangka Jinyoung akan semarah itu. Jujur saja ini pertama kalinya ia dimaki dengan temannya. Maklum saja, ayah Yeji tidak pernah memaki jika sedang marah sehingga Yeji terkejut ketika Jinyoung memakinya ketika marah.

Di UKS, Daehwi membantu Jinyoung merebahkan badannya.
"Jinyoung-ah, istirahatlah. Nanti jika sudah pulih, kembalilah ke kelas." ucap Daehwi sambil menyelimuti Jinyoung.
"Hmm.. Gomawoseoyo Daehwi." ucap Jinyoung datar.
Daehwi mengangguk pelan dan pamitan dengan Jinyoung untuk kembali ke kelas. Jinyoung mulai menutup matanya perlahan dan beristirahat.

Daehwi pun kembali ke kelasnya dan mengikuti pelajaran di kelas. Tak terasa setelah pergantian jam pelajaran, bel tanda pulang sekolah pun berbunyi.
"Yeji, maafkan Jinyoung ya. Dia pasti tidak sengaja memakimu." ucap Daehwi sambil membereskan barang Jinyoung.
"Iya, ucapan Jinyoung tadi jangan diambil hati ya Yeji." timpal Jaechan.
Yeji mengangguk pelan dan sedikit badmood.
"Aku pulang duluan ya." ucap Yeji lesu.
"Hati-hati Yeji."

Yeji berjalan keluar kelas dengan wajah yang lesu. Baru beberapa hari ia di sekolah barunya itu, ia sudah makan hati karena ulah teman sebangkunya itu. Tapi entah mengapa, hati kecil Yeji merasa iba dengan Jinyoung. Bahkan sewaktu Ia tau jika Jinyoung sakit dan hendak dipukuli Kakak kelas, ia khawatir jika terjadi apa-apa dengan Jinyoung.

Apakah ini pertanda jika hati Yeji sudah luluh? Dan apakah Jinyoung akan meruntuhkan tembok es dihatinya dengan perhatian yang Yeji berikan selama ini?

-to be continue-

My Forever PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang