Part 64, Disturbance of relationships

15 4 0
                                    

3 bulan kemudian...
Yeji dan Peter semakin dekat dan akrab. Bahkan, Mark selaku kakak dari Peter setuju dengan hubungan mereka. Walaupun Peter belum menceritakan hubungannya dengan orang tuanya.
"Dear, nanti malam apa kau ada acara?" tanya Peter.
"Ahm, sepertinya tidak ada. Kenapa?"
"Sayangku, kau lupa kalau kita sudah 3 bulan? Aku mau kita rayakan. Hehehe. Lagi pula, hari ini kan hari Sabtu."
"Hmm... Bisa. Nanti kabari aku saja. Hehehe. Biar aku siap-siap."
"Hei, kalian serius sekali." ucap Sam sambil duduk disebelah Peter.
"Ini rahasia kami berdua. Nanti malam aku pinjam Lucy ya. Tenang saja, ku kembalikan dengan utuh dan selamat." ucap Peter dengan gaya khasnya.
"Bilangnya utuh dan selamat tapi nanti tiba-tiba ada tanda-tanda." ujar Felix yang datang bersama Seline entah darimana.
"Lucy, hati-hati ya. Jangan sampai bajumu bergeser atau ada tanda dileher." ucap Sam.
"Heh! Aku tidak sebejat itu!" ucap Peter sedikit meninggi.
"Sam, kau hafal sekali detailnya. Jangan-jangan kau pernah melakukan dengan Mina?" tanya Felix usil.
"Tidak lah! Kalau aku berani buat seperti itu, papaku akan mencoret namaku dari kartu keluarga. Bahaya tau." jawab Sam.
"Oh ya, Mina kemana ya? Sudah lama tidak kelihatan?" tanya Yeji.
"Mina kan lagi study banding di Canada." jawab Sam.
"Ah, begitu rupanya. Pantas aku tidak pernah melihat dia lagi." ucap Yeji.

Hari ini memang Hari Sabtu. Mereka hanya masuk hingga jam 12 siang. Tidak seperti sekolah yang lain yang libur pada hari Sabtu. Tidak terasa, waktu menunjukkan pukul 12.00. Semua mirid pun pulang.
"Don't forget later dear. I will pick you up from your house at 6 pm." ucap Peter.
Yeji hanya mengangguk dan tersenyum. Sam mengajak Yeji menuju butik ibunya agar Yeji bisa memilih baju untuk nanti malam. Dibantu sang bibi, Yeji mencoba beberapa pakaian.
"Wah, you are so pretty Lucy. Use this! Aunt believe, Peter will like to see you." ucap Tiffany sambil melihat keponakannya itu.
"Hehehe. Bibi bisa saja. Baiklah, aku ambil yang ini. Nanti aku transfer ya bi."
"Eh, tidak usah. Kamu bawa saja. Tidak apa. Kamu kan keponakan bibi."
"Eh, jangan bi. Nanti bibi rugi."
"Tidak apa. Kebetulan stoknya masih banyak di gudang. Sudah ambil saja. Hehehe.."
"Terima kasih bibi."
Tiffany hanya senyum. Sam mengajak Yeji pulang untuk beristirahat. Tak lama, malam pun tiba. Peter menjemput Yeji tepat pukul 6 sore.
"Lucy, have fun ya." Ucap Paman Diego.
"Iya paman. Terima kasih. Aku pergi dulu ya paman, bibi, Sam." ucap Yeji.
"Iya hati-hati sayang." ucap Tiffany sambil keluar dari rumah untuk mengantarkan Yeji.
I.N tidak ada di rumah karena ia sedang mengikuti Olimpiade Matematika di Miami.

Sam mengantarkan Yeji ke mobil Peter. Alangkah terkejutnya Peter melihat Yeji yang lebih cantik dari biasanya.
"Ehm! Tolong matamu di jaga Quokka." tegur Sam.
"Ish kau ni! Kacau je! Ya dah. Aku pergi dulu ya."
Mereka berpamitan dan Peter melajukan mobil SUV keluaran terbarunya itu menuju restoran termahal di Kota itu. SUV yang dibawa oleh Peter merupakan hadiah dari Mark sewaktu Mark menang tander dengan perusahaan lain.
"Kau sangat cantik malam ini." ucap Peter.
"Ah, ini juga dibantu bibiku. Hehehe.." balas Yeji pelan.
"Oh ya, pakaianmu itu sedikit terbuka. Nanti lelaki lain melirikmu."
"Memangnya kenapa? Kan mereka punya mata juga Peter."
"Tapi aku tidak suka mereka melihatmu. Nanti mereka jatuh cinta padamu. Aku tidak mau kalau kau jatuh ke tangan orang lain. Apalagi kalau dia orang jahat." ucap Peter sambil memajukan bibirnya.
Yeji tertawa melihat gaya Peter yang seperti anak-anak. Tak terasa, mereka pun sampai di restoran bintang 5 itu. Mereka pun turun dari mobil dan masuk ke restoran tersebut. Mereka mulai memesan makanan dan mulai makan bersama. Tiba-tiba ada orang yang melihat Yeji dengan intens. Merasa kekasihnya dilihat, Peter membuka Jasnya dan memakaikannya ke tubuh Yeji. Yeji bingung dengan tingkah Peter yang tiba-tiba memberikan jasnya.
"Ehm, disini dingin. Aku tau kau kedinginan." ucap Peter sambil duduk kembali ke kursinya kembali dan membuka kancing lengan kemejanya.
"Ah, baiklah."
Yeji pun melanjutkan makannya. Tiba-tiba...
"Ei, kau ni Peter kan? Anak uncle Bryan?" tanya Seorang perempuan yang kurang lebih seumuran dengan kakaknya.
"Kak Chloe? Ah, akak pa kabar?" tanya Peter yang berdiri sambil menjabat tangan perempuan itu.
"Ahm, akak baik. Akak datang dengan suami dan anak akak. Hehehe.. Peter, who is she?"
"Ah, she is my girlfriend akak. Lawa (cantik) kan?"
"Ih lawa sangat. Kau ni bijak (pintar) lah cari girlfriend."
Yeji hanya tersenyum. Jujur saja dia tidak paham dengan perkataan Peter yang memakai bahasa Malaysia. Tak lama, merekapun berpisah dan Peter kembali makan bersama Yeji.
"Tadi itu kakak sepupuku dari Malaysia. Kebetulan suaminya kerja disini. Tenang saja, dia sudah punya suami dan anak." ucap Peter meyakinkan.
"Ah, iya Peter. Aku tidak cemburu koq. Hehehe." balas Yeji sambil menyelesaikan makannya.

Tak lama mereka pun selesai makan. Peter menggulung lengan bajunya dan mengajak Yeji jalan sebentar.
"Lucy, I promise to always take care of you." ucap Peter sambil memegang tangan Yeji.
"Thank you Peter. Me too. I never leave you." balas Yeji.
Peter tersenyum mendengarkan perkataan Yeji. Mereka pun pulang.

Keesokan harinya, Yeji berjalan bersama Peter menuju supermarket. Tidak sengaja Yeji melihat seorang wanita dengan baju sudah terobek dan badan penuh luka.

Siapakah wanita itu?

-To be continue-

My Forever PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang