Kini Velyn dan Arthur sudah berada di arena balapan.
Awalnya Velyn ingin menggunakan motor. Namun, Arthur melarangnya dengan alasan ketidak seimbangan antara motor dan mobil. Tentunya Velyn akan menang dengan mudah kalau begitu.
Dan sekarang, terlihat kacamata hitam sudah bertengger indah di kedua hidung mancung itu.
Masih dengan setelan formalnya, Velyn bersenderan di depan mobil mewahnya yang belum lama ia beli di Italia.
Cahaya matahari pagi yang menyinari wajahnya pun berhasil membuat kecantikan wanita itu semakin terpancar.
Sama halnya dengan Velyn, Arthur pun juga bersenderan di mobil hitamnya masih dengan keadaan mulut yang menghisap rokok.
Sembari bersenderan, Arthur melepaskan jas abu-abu dari badannya. Lantas hanya tersisa kemeja putih saja. Tak lupa ia melipat kedua lengan kemejanya sampai ke siku hingga membuat sosok pria bertubuh atletis itu terkesan lebih maskulin.
"Are you ready, Miss Evelyna?" Arthur bertanya tanpa menoleh ke arah Velyn.
(Apakah kau siap, Nona Evelyna?)
"Of course, Mr Brilian Handerson." Velyn pun bergegas masuk ke dalam mobilnya.
(Tentu saja, Tuan Brilian Handerson.)
Tercetak senyuman miring nan remeh dari bibir Arthur. Ia kemudian menjatuhkan rokoknya di aspal, lalu menginjak rokok tersebut menggunakan sepatu pantofel hitamnya. Setelah dirasa rokok itu sudah mati, barulah ia melangkah masuk ke dalam mobilnya.
Vroom! Vroom!
Suara mesin mobil pun terdengar menguasai ruangan terbuka itu. Keduanya secara bersamaan membuka jendela mobil untuk melemparkan tatapan tajam.
Velyn kemudian membuka suara untuk berhitung mundur sebagai tanda mulainya balapan.
"Tiga... Dua... Satu...."
CIT!!!
Banyaknya asap yang keluar dari aspal menandakan kedua mobil itu sudah melaju.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELUNA [SELESAI]
Romance"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [𝙎𝙚𝙦𝙪𝙚𝙡 𝘽𝙖𝙮𝙞 𝘿𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣] [𝘿𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝]