VL²⁵ - Terungkap

28.2K 4.5K 1K
                                    

"J-jadi, dia yang bakar VioleTics?" tanya Velyn dan dijawab anggukan mantap oleh Arsean.

Velyn diam sejenak. Sambil menyipitkan matanya, Velyn serius memperhatikan layar ponsel sang Daddy. Dari rekaman cctv itu, terlihat seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam beserta topeng kain hitam yang berlubang di bagian mata serta mulutnya.

Orang itu terlihat was-was memandangi sekitarnya. Tak lama kemudian, orang tersebut mendongakkan kepalanya menghadap ke arah kamera cctv. Selang beberapa detik, video rekaman pun berakhir kala sang pelaku menembakkan satu peluru pistolnya ke cctv.

"Bangsat! Berani sekali dia," geram Velyn sambil mengepal kuat tangannya.

"Memangnya kau tau siapa orangnya?" Daren menundukkan kepalanya upaya melihat Velyn.

Sama halnya dengan Daren, begitupun dengan teman-teman Velyn yang lain termasuk Arsean. Mereka semua memandangi Velyn penasaran.

Dan seperti tak ada dosa, Velyn mengendikkan bahunya acuh pertanda ia juga tidak tau. Hal itu sontak mengundang rasa kesal teman-temannya. Serentak, mereka menyoraki Velyn seraya mendorong kepala wanita itu hingga terjungkal ke depan.

"Sialan kalian!!" celetuk Velyn sebelum kembali duduk di sofa.

"Huh! Ku pikir kau tau." Galen berdecak sebal.

"Ah ngomong-ngomong, Daddy sendiri tau siapa pelakunya?" tanya Ivan sok asik seraya melingkarkan tangannya di lengan Arsean.

Pada dasarnya, dari semua teman Velyn, hanya Ivan lah yang paling akrab dengan Arsean. Hal itu dikarenakan Ivan yang sangat hobi dengan anak bayi. Terlebih dengan aroma khas pria paruh baya itu yang sama persis seperti bayi.

Ugh, rasanya Ivan ingin tukaran tempat dengan Bibi Zala.

"Aku juga tidak tau. Itu sebabnya aku memperlihatkan ini kepada kalian," jawab Arsean setelah memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Tapi, aku curiga ini semua ulah...." Arsean menggantung perkataannya.

"Ulah siapa?" tanya Aaron penasaran.

Arsean pun memandangi wajah teman-teman Velyn satu-persatu.

"Sebelumnya aku harus memastikan kalau diantara kalian tak ada yang munafik."

"Maksud Daddy?" Velyn mengangkat sebelah alisnya heran.

Arsean pun meraih botol dot yang ada di atas meja, lalu menghisap dot yang berisi susu pisang itu. Lanjut, ia kembali meletakkan benda itu ke atas meja sebelum menyandarkan punggungnya di sofa.

"Ini menyangkut tentang mafia," ucap Arsean dengan nada serius.

"Mafia apa?" heran Bryan.

"Organisasi rahasia," timpal Daren.

"Ck! Aku tau. Maksudku ada apa dengan mafia?"

"Tifon," kata Arsean to the point membuat suasana seketika hening.

"Tifon? Makanan jenis apa itu?" Aaron menggaruk-garuk kepalanya kebingungan.

Sontak, Galen pun langsung menoyor kepala Aaron. "Bodoh! Itu makanan yang pernah Bibi Zala buat untuk kita. Kau lupa?"

"Ah, iya aku baru ingat!!" Ivan mengangkat tangannya semangat. "Yang bentuknya bola-bola kecil dan berisi gula merah kan?"

Velyn pun spontan menjentik kuat bibir merah Ivan. "Itu klepon, bodoh!"

Arsean memutar bola matanya malas melihat tingkah Velyn dan teman-temannya. Bagaimana mungkin ia ingin memberikan tanggung jawab besar kepada mereka sedangkan kelakuan mereka sendiri seperti ini?

VELUNA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang