Kini Arthur sudah tiba di rumah sakit yang letaknya tak jauh dari menara Euromast.
Dengan langkah jenjangnya, Arthur menggendong tubuh Velyn masuk ke dalam ruangan yang ada di rumah sakit itu. Setelah menidurkan tubuh Velyn di atas brankar, Arthur bergegas keluar mencari pertolongan.
Matanya langsung tertuju pada ruangan seberang. Ia dapat melihat sosok pria berjas putih tengah memeriksa pasien lain. Dapat Arthur pastikan bahwa pria itu adalah dokternya.
Tanpa basa-basi lagi, Arthur segera masuk ke dalam ruangan itu.
"Dokter, istriku pingsan!!" pungkas Arthur panik.
"Lalu?" sahut dokter itu tanpa berbalik badan.
"Ya kau periksa, bodoh! Dokter macam apa kau ini?!"
Sang dokter pun tertawa mendengar perkataan Arthur. "Tuan berlebihan sekali. Istri Anda hanya pingsan."
"Hanya pingsan kau bilang? HANYA?!!"
Geram, Arthur sontak meraih kerah jas milik dokter itu, lalu menyeretnya masuk ke dalam ruangan dimana Velyn berada.
"Periksa cepat! Aku tidak mau tau," titah Arthur setelah mendorong tubuh dokter itu ke arah brankar Velyn.
"Astaga Tuan, Anda tidak sopan sekali."
"Diam! Lakukan saja tugas mu. Kau tau? Aku bisa saja menutup rumah sakit miskin ini jika aku mau."
Sang dokter hanya bisa menghela napas panjang. Ia terpaksa memasukan eartips stetoskop ke dalam telinganya, kemudian memeriksa detak jantung Velyn.
"Bagaimana bunyinya?" tanya Arthur iseng-iseng penasaran.
Dengan polosnya dokter itu malah menjawab, "Deg, deg, deg... Begitu Tuan."
"Ck, bukan saatnya bercanda!" tukas Arthur pada sang dokter. "Katakan, bagaimana keadaannya sekarang?"
"Dia pingsan, Tuan."
Refleks Arthur menjentik bibir dokter itu membuat sang empunya mengaduh kesakitan.
"Bukan itu maksudku, bodoh!"
"Astaga, Tuan kasar sekali. Pantas saja istri Anda pingsan."
Sekali lagi Arthur menjentik keras bibir dokter itu. "Kau sudah bosan kerja, hah?!"
Dokter itu menggeleng cepat. Ia kemudian tersenyum kikuk sembari memukul-mukul pundak Arthur pelan. "Hehehe... Jangan begitu, Tuan."
Arthur memutar bola matanya malas.
"Kalau boleh tau, kenapa istri Anda bisa pingsan?" lanjut dokter bertanya.
"Dia takut ketinggian," jawab Arthur seadanya.
"Oh, aku tau sekarang. Pasti Anda yang memaksa istri Anda untuk naik ke Euromast."
Sambil berkacak pinggang, Arthur memperhatikan dokter itu dengan alis yang hampir bertautan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELUNA [SELESAI]
Romance"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [𝙎𝙚𝙦𝙪𝙚𝙡 𝘽𝙖𝙮𝙞 𝘿𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣] [𝘿𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝]