VL⁴⁵ - Menyesal

22.3K 3.8K 887
                                    

Yang dari kemarin² nungguin notif dari Veluna, sini ngumpul🔥

•••

Malam pun telah tiba.

Seperti permintaan Kevin pagi tadi, sekarang Luna sudah berada di dalam Mansion Arsean.
Tak ada yang mengetahui kedatangan Luna mengingat ia masuk secara diam-diam.

Perlahan Luna mulai menaiki anak tangga untuk menghampiri ruang kerja Arsean. Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul 11 malam. Itu pertanda, Arsean sudah selesai bekerja.

Tiba di depan ruangan itu, tanpa mau berlama-lama lagi Luna langsung memegang gagang pintu itu sebelum membukanya dengan berhati-hati.

Sayangnya, keberuntungan tidak berpihak pada Luna. Detik itu juga ia terperanjat begitu berpapasan dengan Arsean dan juga Dirga.

"D-daddy, K-kakek..." Luna gelagapan.

Diam-diam Arsean tersenyum tipis melihat kedatangan Luna. Senyum yang sangat tipis hingga nyaris tak terlihat.

"Luna?!" Mata Arsean berbinar-binar memperhatikan Luna. Langsung saja ia menarik tubuh wanita itu, memeluknya dengan sangat erat.

"Astaga, Daddy sangat merindukanmu!!" seru Arsean ala-ala dramatis.

Merasakan pelukan itu justru membuat emosi Luna meningkat. Ia kembali mengingat perkataan ayah kandungnya yang memberitahu sekejam apa Arsean dan Zara pada keluarganya dulu.

Hal itu membuat Luna mengepal kuat tangannya.

Mendengar suara bising dari luar sontak membuat Zara yang tadinya baru terlelap mendadak kembali membuka mata. Penasaran, ia pun buru-buru keluar dari kamarnya.

"Kakek, lihat!! Kau tidak rindu cucu kesayanganmu ini?" tanya Arsean pada Dirga.

Dirga tersenyum paksa. "Hahaha... Tidak."

"What the fff—" Zara melipat mulutnya ke dalam begitu melihat pemandangan yang ada di depannya.

Mendengar suara Zara, refleks membuat Arsean, Dirga, dan Luna menoleh ke arahnya.

Zara menghembuskan napas kasar. Tanpa basa-basi lagi, ia langsung mendekati Luna dan menjambak rambut wanita itu sekuat tenaga.

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI!! BERANI SEKALI KAU DATANG KE SINI SETELAH SEMUA YANG SUDAH KAU LAKUKAN!!" bentak Zara dengan wajah yang sudah merah padam.

Melihat Zara yang tiba-tiba berbuat seperti itu, Arsean pun hanya bisa memukul jidatnya pasrah. Padahal Arsean berniat ingin memancing emosi Luna terlebih dahulu.

Huh! Zara memang tidak bisa diajak bekerjasama.

Merasakan rasa sakit yang menjalar di kulit kepalanya sontak saja membuat Luna meringis pelan. Sedangkan Zara semakin geram dan terus melancarkan aksi jambak rambut itu.

"ASHHH... LEPASKAN!" timpal Luna sembari berusaha melepaskan cengkraman Zara dari rambut panjangnya.

"TIDAK AKAN! AKU INGIN MENCABUT KEPALA MU SEKARANG JUGA! KAU PIKIR AKU AKAN DIAM SETELAH KAU INGIN MEREBUT SEMUANYA DARI VELYN?!!"

"Istrimu keren," bisik Dirga pada Arsean.

"HENTIKAN!!" teriak Luna yang sudah tak tahan lagi. Secepat mungkin ia mendorong tubuh mungil Zara membuat wanita itu terpental ke lantai.

"Shit!" pekik Arsean sebelum membantu Zara berdiri. Ia kemudian menatap Luna tajam. "Apa-apaan kau ini?!"

Napas Luna memburu memperhatikan Arsean dan Zara secara bergantian. Sungguh ia ingin segera mengakhiri hidup sepasang suami-istri itu yang telah tega membunuh ibu kandungnya.

VELUNA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang