"JASON FUCKING RIVERS!!!"
Dengan mata yang sudah membola sempurna, Arthur mengepal kuat tangannya. Napasnya memburu memperhatikan seluruh kain busana Velyn yang berada di tangan Jason. Mulai dari kaos atasan, celana, bahkan dalaman Velyn.
Arthur kemudian melirik Velyn yang tengah duduk di atas kasur dengan pakaian yang berbeda dari sebelumnya.
"KAU BENAR-BENAR MENGGANTI PAKAIAN ISTRI KU?!!" murka Arthur sambil menatap Jason tajam.
Tanpa aba-aba, Arthur sontak melayangkan sebuah tonjokan yang sangat keras dan berhasil mengenai tulang pipi Jason.
BUGH!
Alhasil tubuh Jason terjungkal ke lantai. Dengan ekspresi ketakutan, ia memegang pipi nya yang kini terasa panas.
"T-tuan, A-anda salah pa-"
BUGH!!
Sekali lagi Arthur menonjok pipi Jason tepat di bagian yang sama. Buru-buru Arthur mendekat, lalu membungkukkan badannya upaya menarik kerah baju Jason. Sebelum ia kembali melayangkan tinjuan, Arthur melirik ke arah Velyn sejenak.
"Hihihi... Yay!! Main bunuh-bunuhan." Velyn bertepuk tangan antusias melihat aksi suaminya itu.
Astaga, melihat baju yang dikenakan Velyn sekarang membuat Arthur semakin geram. Tanpa basa-basi lagi, ia lanjut meninju pipi Jason berulang-ulang kali dengan sekuat tenaga.
BUGH!!
BUGH!!
BUGH!!
Tiga tonjokan di pipi yang sama, sukses membuat sudut bibir Jason sedikit robek dan mengeluarkan cairan berwarna merah segar. Ia meringis kesakitan sembari menghapus jejak darah itu.
"Tuan, aku ingin menangis," ucap Jason memelas.
"Kenapa kau berani melakukannya, hah?!!" Arthur semakin mengeratkan cengkraman nya pada kerah baju sang asisten.
"Aku tidak melakukannya Tuan. Tadi Nyonya Velyn sendiri yang mengganti bajunya."
Menyipitkan matanya, Arthur menatap Jason curiga. "Lalu kenapa pakaiannya ada di tangan mu?"
"Saya hanya disuruh Nyonya Velyn untuk menjemur pakaian nya, Tuan. Ssshhh...."
"Kau tidak berbohong?"
Jason sontak mengangkat kedua jarinya hingga membentuk huruf v. "Demi dewa, Tuan."
Beralih, Arthur menatap Velyn. "Kau ganti baju dimana?" tanyanya.
Dengan cepat, Velyn mengangkat tangannya, lalu menunjuk ke arah dinding.
Arthur mengangguk paham. Ia rasa, mungkin Velyn ingin menunjuk ke arah kamar mandi Arthur, namun mengingat wanita itu masih mabuk, jadi dia asal menunjuk saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELUNA [SELESAI]
Romance"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [𝙎𝙚𝙦𝙪𝙚𝙡 𝘽𝙖𝙮𝙞 𝘿𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣] [𝘿𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝]