📍 Bontang Kuala, Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia
Setelah perjalanan yang amat panjang, akhirnya Arthur dan Velyn tiba di tempat tujuan mereka. Kini mereka berada di Bontang Kuala, kampung laut yang terkenal dengan sari lautnya.
Arthur menutup hidungnya kala aroma khas terasi serta ikan asin menyengat indera penciumannya.
"Astaga, aku tak suka tempat ini. Bau nya sangat aneh. Apa tidak ada tempat yang lain?" gerutu Arthur sambil memandangi sekitarnya.
"Memang bau nya seperti ini, bodoh! Tak usah banyak bicara. Uangmu tidak ada dan uangku hanya tersisa lima puluh ribu."
Velyn menghela napas panjang sebelum mulai melangkah masuk ke kampung laut tersebut.
Jujur saja, Velyn cukup kagum selama berjalan diatas susunan kayu ulin yang menjadi jembatan. Tempat ini terlihat seperti kampung terapung karena berdiri kokoh di atas lautan.
Tak hanya penduduk asli, di Bontang Kuala juga ramai akan pengunjung. Tempat ini dijadikan sebagai tempat wisata yang menyediakan berbagai kafe serta rumah makan di atas laut. Tak sedikit juga pengunjung yang datang hanya ingin menikmati sunset.
"Shit!" Arthur mengumpat sembari menutup telinganya. "Tempat ini sangat berisik."
Faktanya, setiap motor yang berlalu lalang di atas jembatan itu memang menimbulkan suara yang cukup bising mengingat jembatan tersebut terbuat dari kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELUNA [SELESAI]
Romance"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [𝙎𝙚𝙦𝙪𝙚𝙡 𝘽𝙖𝙮𝙞 𝘿𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣] [𝘿𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝]