VL⁵¹ - Maaf

24.4K 4K 2K
                                    

Kini sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Suasana di hutan semakin terasa mencekam. Sebagian polisi sudah membawa anggota Tifon pergi, sedangkan sebagiannya lagi masih sibuk menyelidiki berkas-berkas yang ada di rumah Kevin.

Satu ambulans yang sudah dihubungi oleh Arsean pun akhirnya datang. Dengan cepat sang petugas medis membuka pintu belakang ambulans.

"Kalian bawa Arthur masuk. Biarkan Paman yang menggendong Velyn," pungkas Arsean pada teman-teman Velyn.

Aaron, Daren, dan Galen pun mengangguk mantap sebelum berjalan mendekati Arthur. Mereka sama-sama membopong tubuh pria itu, dan membawanya masuk ke dalam ambulans. Begitupun dengan Arsean yang juga membawa Velyn masuk ke mobil itu.

Beruntung brankar yang ada di dalam mobil itu berukuran sedikit lebar. Dengan begitu, Velyn dan Arthur diletakkan saling bersebelahan di brankar yang sama.

"San Francisco VA Medical Center. Kalian menyusul saja ke sana. Paman dan Bibi akan ikut di ambulans." Arsean menepuk pundak Aaron dan Daren beberapa kali sebelum menarik tangan sang istri agar segera masuk ke dalam ambulans.

Suara sirine ambulans pun mulai membising di tengah hutan pertanda mobil itu akan segera melaju.

Di dalam mobil, Zara tak henti-hentinya memandangi wajah Velyn dengan raut khawatir. Sesekali ia mengusap rambut wanita yang wajahnya kini tampak pucat.

"Mommy yakin kau kuat, Sayang," lirih Zara.

Arsean mengusap punggung Zara lembut seolah menenangkan sang istri.

Salah satu petugas medis yang duduk di hadapan mereka terlihat sibuk mengurus Arthur. Petugas itu membuka kemeja putih Arthur yang lusuh hingga akhirnya menampakkan bercak-bercak biru bekas cambukan di bagian kulitnya.

Arsean meringis ngeri.

"Apa pria ini suaminya?" tanya petugas medis itu.

Zara mengangguk cepat. "Ya, dia suami anakku."

Petugas itu kemudian memperhatikan wajah damai Arthur dan Velyn secara bergantian. Melihat sepasang suami-istri itu membuat sang petugas menjadi merasa kasihan.

"Akan ku usahakan pria ini akan sadar secepatnya. Pasti istrinya sangat membutuhkannya sekarang," ucap petugas itu.

"Dia tidak apa-apa, kan?" tanya Arsean yang juga penasaran dengan keadaan menantunya.

Sang petugas pun mengangkat satu telunjuknya guna memeriksa napas Arthur dari hidung. "Dia hanya pingsan. Aku yakin tak lama lagi dia akan sadar."

Mendengar ucapan petugas medis tersebut membuat Arsean dan Zara menghela napas lega. Petugas itu lanjut menekan-nekan dada Arthur lalu mendekatkan alat bantu pernapasan di hidung Arthur.

Tak lama kemudian, seketika jari Arthur bergerak, menyentuh tangan mulus Velyn.

"Dia sudah sadar!" seru petugas itu.

"Bangun, Arthur. Sekarang istrimu membutuhkanmu." Zara menatap Arthur penuh harapan.

Perlahan mata Arthur mulai terbuka. Bersamaan dengan matanya yang masih sayup-sayup, ia pun menggenggam erat tangan wanita yang terbaring di sebelahnya. Pria itu meringis pelan saat hendak bergerak, merasakan sensasi perih pada kulitnya.

"Velyn... Sshh...." Arthur memejamkan matanya upaya menahan rasa sakit.

Selang beberapa detik, Arthur baru menyadari sesuatu. Sontak saja matanya membelalak lebar begitu tersadar bahwa kini dirinya sedang berada di dalam mobil ambulans.

"Velyn!!"

Refleks Arthur mengubah posisinya menjadi duduk. Entah kenapa rasa perih di tubuhnya mendadak hilang. Berganti rasa cemas kala melihat sang istri terbaring lemah.

VELUNA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang