VL⁴ - Tanggung Jawab

36.7K 4.6K 1.3K
                                    

"Wanita ini mengandung anakmu," ujar Richard membuat mata Arthur reflek membola sempurna.

"Mengandung anakku?" Arthur mengernyit heran. "Menyentuh wanita saja aku tak pernah."

"Bohong! Dia sudah menyentuhku, Tuan Richard!" Velyn memegang dadanya seolah dirinya tertekan.

Benar-benar dramatis.

Richard semakin memperdalam tatapannya kepada Arthur. Ia menyipitkan matanya seakan curiga pada anaknya sendiri.

"Come on, Dad! Kau tau aku tak suka buang-buang waktu demi wanita." Arthur mencoba memberikan penjelasan.

"Sialan, kau masih tak mau mengaku?!" Ivan angkat bicara. Bibirnya sudah sangat gatal sekarang. "Daddy, aku sendiri sering melihat Arthur datang ke club ku membawa jalang."

"Daddy?" Helen kebingungan.

"Ah, maaf Nyonya. Saya sudah terbiasa memanggil om-om tampan dengan sebutan Daddy."

"Kaparat! Omong kosong apa yang kau katakan?! Aku memang pernah datang ke club, tapi aku sama sekali tak pernah membawa jalang, cuih!"

"Intinya aku tidak mau tau. Kau harus tanggung jawab." Velyn kembali berbicara.

Oh astaga rasanya Arthur ingin menerkam wanita yang tengah bersandiwara di depannya ini. Melihat wajah sok kalem nya membuat Arthur muak.

Setelah menatap tajam wajah Velyn, beralih Arthur memelas pada Richard.

"Dad, percayalah dia hanya sedang menjebak ku." Dengan wajah murungnya, Arthur mencoba meyakinkan sang Daddy.

Huh! Pria ini tidak mau kalah! Batin Velyn geram.

Akhirnya Velyn memilih berdiri setelah melepas paksa high heels nya. Dengan kaki telanjang, ia menghampiri Daren untuk merebut kantongan plastik dari tangan temannya itu. Selanjutnya Velyn menumpahkan segala isi kantongan tersebut ke lantai.

Mulut Richard dan Helen sama-sama terbuka lebar melihat banyaknya benda yang berjatuhan di lantai itu.

Sontak Velyn berjongkok untuk mengambil dua testpack yang ia jatuhkan tadi. Setelah itu, ia lanjut melangkah mendekati Richard dan Helen, lalu menunjukkan kedua testpack itu tepat di depan wajah mereka.

Helen bungkam melihat benda itu. Ia tak bisa berkutik lagi.

Sedangkan Richard setengah mati menahan emosi serta rasa malunya. Ia mengepal kuat tangannya seolah berusaha memendam amarah.

"Dad, jangan percaya! Bisa saja itu punya orang lain," bela Arthur pada dirinya sendiri.

Samar-samar Helen mengangguk. Yang dikatakan Arthur ada benarnya juga. Bisa saja testpack itu milik orang lain.

"Kalau tak percaya, tanyakan saja pada keponakan kalian." Velyn berbalik badan menatap Daren dan Galen.

"Betul, Bibi Helen. Kami semua lihat sendiri bagaimana Arthur memperkosa Velyn di ruang rapat." Galen menyahut dan Daren pun hanya sekadar mengangguk.

Arthur hanya bisa mengusap wajahnya kasar mendengar perkataan Galen. Sejak kapan sepupu-sepupunya itu jadi ikut-ikutan bersandiwara? Arthur takut Daddy nya malah akan percaya.

"R-ruang rapat?" gagap Helen.

Sekali lagi Daren mengangguk.

"Ku rasa saat itu Arthur sedang mabuk. Jadi ia tak mengingat kejadian saat itu." Aaron menimpal.

"Saat itu aku mengadakan pertemuan dengan pengusaha-pengusaha muda di kantor ku, Nyonya. Akan tetapi, yang dilakukan anakmu waktu itu benar-benar membuatku malu," jelas Bryan dengan tampang sedihnya.

VELUNA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang