Sebagai manusia biasa, author juga tidak luput dari kesalahan. Untuk itu, mohon bantu koreksi ya kalau ada typo atau kesalahan kata, hehehe..
•••
"Umm... Ini enak sekali, Arthur."
Tak henti-hentinya mulut Velyn bergerak mengunyah mangga muda yang sudah dipotong-potong kecil. Velyn mengayunkan kedua kakinya yang berada di dalam kolam, menunjukkan bahwa dia sangat menyukai mangga hasil keringat Arthur. Dan soal luka yang ada di badannya, Velyn sama sekali tak mempedulikan rasa sakit itu.
Arthur yang baru saja selesai membersihkan dedaunan di sekitar kolam pun langsung beranjak mendekati sang istri. Ia kemudian duduk bersila di pinggir kolam dengan menghadap ke arah Velyn.
"Kau suka?" tanya Arthur.
Velyn mengangguk cepat. Rasa kecut pada mangga muda ini sangat menggiurkan membuat Velyn semangat melahapnya hingga ludes.
"Kau juga mau?" tawar Velyn mengangkat satu biji mangga yang sudah botak tak ada daging.
"Kau telan saja."
Velyn terkekeh pelan mendengar perkataan Arthur. Ia pun mengambil satu buah mangga muda yang masih untuh di sampingnya. Tak lupa juga ia meraih pisau yang ada di sebelah mangga itu.
"Sini, biar aku yang kupas kulitnya." Mangga serta pisau itu pun beralih ke tangan Arthur.
Sembari menunggu Arthur mengupas mangga tersebut, Velyn termenung memperhatikan air kolam yang tampak tenang di depannya. Ia tiba-tiba kepikiran dengan perkataan Mommy nya tadi.
Bisa-bisanya Zara mengatakan Velyn mengidam. Velyn sangat yakin bahwa ia tak mungkin hamil. Kalaupun berpatokan dengan jadwal menstruasi, jujur saja Velyn tak tahu-menahu soal itu. Dia saja tak pernah perhatikan kapan biasanya ia akan menstruasi.
Tetapi, setelah Velyn pikir-pikir, akhir-akhir ini dirinya belum mengalami menstruasi. Apa mungkin benar dia benar-benar hamil?
"OH SHIT!!"
Mendengar suara Arthur seketika membuyarkan lamunan Velyn. Velyn pun menggeleng cepat untuk menghilangkan pikiran anehnya tadi, lalu menoleh ke arah Arthur.
Mulut Velyn sedikit terbuka begitu melihat jari telunjuk Arthur mengeluarkan banyak darah. "Arthur, jarimu?!"
Tanpa aba-aba Velyn langsung meraih tangan Arthur, lalu mengulum jari telunjuk suaminya itu ke dalam mulutnya. Velyn menghisap darah yang keluar dari jari Arthur. Sangat terlihat jelas dari wajahnya bahwa wanita itu sedang khawatir.
Arthur yang menyaksikannya pun hanya bisa tersenyum tipis. Ia memperhatikan lekat wajah Velyn yang masih sibuk menghisap darah dari jarinya. Perlahan tangannya yang lain bergerak menyingkirkan beberapa helai rambut Velyn yang menutupi wajah cantik wanita itu.
Sebenarnya Arthur pun sempat kepikiran dengan pernyataan mertua perempuannya tadi. Dimana saat Zara mengatakan bahwa Velyn sedang mengidam. Jujur saja Arthur sangat berharap bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi.
"Ck, kau harus berhati-hati," pungkas Velyn setelah menjauhkan jari Arthur dari mulutnya.
"Sini mangga ku." Velyn kemudian merampas mangga dari tangan Arthur dan langsung memakannya tanpa dipotong kecil-kecil terlebih dahulu.
"Velyn," panggil Arthur dan dijawab deheman oleh Velyn.
"Apa benar kau hamil?" tanya Arthur langsung pada intinya.
Detik itu juga tenggorokan Velyn terasa tercekat oleh ludahnya sendiri. "UHUK!! UHUK!!"
Dengan cepat Arthur memukul-mukul punggung Velyn agar wanita itu berhenti batuk. "Pertanyaanku salah?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELUNA [SELESAI]
Romance"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [𝙎𝙚𝙦𝙪𝙚𝙡 𝘽𝙖𝙮𝙞 𝘿𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣] [𝘿𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝]