BRUK!
Suara keras yang berasal dari luar sukses membuat Zara yang tadinya sedang membuat susu Arsean seketika terperanjat kaget.
"Suara apa itu?" gumam Zara beranjak dari dapur.
Sesampainya di luar, sontak mata serta mulutnya terbuka lebar begitu melihat tubuh Velyn bertelungkup di pinggir kolam bak cicak yang menempel di lantai. Tak hanya itu, Zara juga melihat beberapa ranting pohon beserta dedaunan berserakan di halaman villa itu.
"VELYN!!!" Secepat mungkin Zara berlari menghampiri putrinya yang sudah tak bergerak lagi.
Teriakan Zara yang cukup keras spontan membangunkan Arthur dan juga Arsean. Mereka yang tadinya berleha-leha tidur di atas kursi pantai di dekat kolam pun sontak saja bangkit berdiri.
"Ada apa?!!" tanya Arsean panik sambil mengucek-ngucek matanya.
"YA AMPUN, ISTRI KU!!" pekik Arthur kemudian berlari mengelilingi kolam untuk menghampiri Velyn.
Masih dalam keadaan setengah sadar, Arsean langsung ikut berlari di belakang Arthur. Namun sayangnya, langkah kakinya tak searah dengan sang menantu. Rasa kantuk yang masih menyerangnya membuat Arsean mendadak kehilangan seimbang. Alhasil pria bercelana boxer Ironman itu tercebur ke dalam kolam renang.
BYUUURRR!!
"Sayang!!" Zara mengguncang-guncang tubuh Velyn. "Kau pingsan?"
"Astaga!" Arthur membekap mulutnya dramatis melihat badan Velyn yang masih setia menempel di lantai. "Ada apa dengan istriku?"
"Seharusnya aku yang bertanya ada apa dengan istrimu. Apa-apaan kau ini! Kenapa kau tinggal Velyn tidur?!" bentak Zara pada Arthur.
"T-tadi aku hanya-"
Arthur tak jadi melanjutkan perkataannya begitu melihat kepala Velyn perlahan terangkat naik.
"Ssshhh... Dasar pohon sialan!" Velyn meringis kesakitan sambil berusaha berbalik badan.
Dengan ekspresi panik, Arthur langsung duduk di samping Velyn, lalu meletakkan kepala wanita itu di pahanya.
"Kau tidak apa-apa?" tanyanya.
Splash!!
Dari dalam kolam, Arsean sengaja menyemprotkan air hingga berhasil membasahi wajah Arthur.
"Kenapa kau masih bertanya? Jelas-jelas keadaan anakku itu tidak baik-baik saja," pungkas Arsean.
Arthur pun menundukkan kepalanya, memperhatikan Velyn mulai dari wajahnya hingga kakinya. Terlihat beberapa luka di dahi, lecet di bagian hidung, serta beberapa luka memar di bagian kaki Velyn. Tampak sangat mengenaskan.
"Ada apa denganmu, Sayang? Kau jatuh darimana?" tanya Zara.
"Tadi aku manjat di pohon itu." Perlahan tangan Velyn terangkat upaya menunjuk sebuah pohon mangga yang ada di samping tembok pembatas villa. "Entah kenapa aku tiba-tiba ingin merasakan mangga muda itu."
Detik selanjutnya suasana mendadak hening.
Zara terdiam sejenak sebelum membuka suara. "M-mangga?"
Terkejut mendengar perkataan yang baru saja dilontarkan oleh sang putri, sontak saja Arsean keluar dari kolam renangnya. Ia segera mendekati Arthur, lalu menoyor kepala pria itu dari samping.
"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA ANAKKU, HUH?!" Arsean berkacak pinggang memperhatikan Arthur, sedangkan yang diperhatikan hanya bisa mengernyit kebingungan.
"Apa yang aku lakukan?" heran Arthur tak paham kemana arah pembicaraan Arsean.
Zara menghela napas panjang. "Begini Arthur, di Indonesia biasanya mangga muda sangat identik dengan ibu hamil. Itu pertanda, bisa saja sekarang Velyn sedang mengidam."
KAMU SEDANG MEMBACA
VELUNA [SELESAI]
Romance"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [𝙎𝙚𝙦𝙪𝙚𝙡 𝘽𝙖𝙮𝙞 𝘿𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣] [𝘿𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝]