VL¹⁰ - Tifon

33.7K 4.5K 1.9K
                                    

*Ini bukan konflik. Bacanya jangan dilompat-lompat ya biar kalian ga kaget kalau udah nyampe konflik.

•••

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu dari luar sontak membuat kedua mata Arthur terbuka. Ia menyipitkan mata kala sinar matahari pagi yang menembus gorden putih berhasil menyoroti wajahnya.

Dengan suara serak-serak basah, Arthur sedikit berteriak, "Ada apa?"

"K-kalian berdua disuruh turun untuk sarapan pagi," jawab pelaku yang tak lain adalah Luna.

Mengetahui suara Luna, Arthur malah kembali menutup matanya.

"Velyn," panggil Luna. "Vel? Kau belum bangun?"

"Velyn."

"Velyn!!"

TOK TOK TOK

Dengan napas yang memburu, Arthur mengubah posisinya menjadi duduk. Ia mengacak rambutnya kesal. Sungguh Arthur tak suka bila ada orang yang berani mengganggu tidurnya.

Ia melirik sinis ke arah pintu yang masih tertutup sebelum mengalihkan pandangannya ke lantai.

Betapa terkejutnya Arthur saat tak melihat Velyn di lantai itu. Hanya ada bantal dan selimut saja. Kemana perginya Velyn?

Tanpa basa-basi, Arthur bergegas turun dari kasur. Baru saja ia ingin menginjak lantai, tiba-tiba...

"ARGH!!!"

Reflek Arthur mengangkat kakinya saat mendengar suara teriakan dari seorang wanita. Ia pun menundukkan kepalanya untuk mengecek sesuatu yang barusan ia injak tadi.

Terlihat tangan yang muncul dari bawah ranjang. Arthur tau, jelas itu adalah tangan Velyn. Memang siapa lagi yang ada di kamar ini selain dirinya dan Velyn.

Penasaran, Arthur pun hendak menurunkan kepalanya upaya melihat Velyn yang berada di kolong ranjang kasur.

Belum sempat Arthur mengintip, Velyn lebih dulu berteriak, "JANGAN!!"

Arthur memutar bola matanya malas. Ia pun langsung berdiri, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Velyn merasa lega begitu melihat langkah Arthur dari bawah ranjang. Dengan begitu, ia buru-buru merayap keluar dari ranjang.

Tak mau membuang-buang waktu, Velyn berlari mengitari kamar itu. Dua putaran kemudian, ia merasa ngos-ngosan.

Merasa bodoh, Velyn menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Seketika ia lupa apa tujuannya tadi.

Ah, dia baru ingat! Tadi Velyn berniat ingin memakai baju. Bisa-bisanya ia malah lari keliling kamar seperti orang bodoh.

Dan sialnya, Velyn teringat bahwa ia tak membawa baju. Tak mungkin ia menggunakan gaun pengantin itu lagi.

Ia pun dengan cepat mendekati lemari Arthur dan membukanya. Untung saja lemari itu tak di kunci. Dengan begitu, Velyn bisa mengambil baju serta celana milik Arthur. Segeralah ia memakai baju dan celana itu.

Walaupun tinggi Velyn hampir sejajar dengan tinggi Arthur, tetap saja pakaian Arthur akan terlihat kebesaran di badan Velyn. Tentu karena Velyn memiliki tubuh yang langsing.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Arthur yang baru keluar dari kamar mandi.

Spontan Velyn menutup lemari itu dan berbalik badan. "A-aku tak bawa-"

Arthur sontak menarik tangan Velyn agar tak menghalangi lemarinya. Entahlah, ia hanya malas berdebat. Ia mendadak badmood setelah Luna datang mengganggu tidurnya.

VELUNA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang