Malam ini adalah malam yang paling ditunggu-tunggu oleh Luna. Malam dimana sebentar lagi umurnya akan bertambah.
Tepat saat jam delapan malam, suasana di sekitaran kolam pun mulai ramai. Yup! Pesta ulang tahun Luna dan Velyn diadakan di area kolam renang yang sudah di sewa oleh Luna.
Arsean dan Zara tak hadir di sana karena memang pesta itu hanya di khususkan untuk anak muda yang sepantaran dengan mereka.
Berbagai jenis makanan serta minuman sudah berjejer rapi di atas meja beralaskan kain ungu. Kali ini konsep pestanya adalah serba ungu. Hal itu karena Luna menyukai warna ungu. Bisa dilihat dari dekorasi serta lampu kelap kelip pun mendominasi warna ungu. Bahkan kolam renangnya tampak berwarna ungu sebab ada lampu yang menerangi dari bawah kolam tersebut.
Luna sangat semangat untuk merayakan ulang tahunnya. Saking semangatnya, ia lebih dulu hadir di pesta ini daripada tamu undangannya. Walau lebih dulu datang hingga tak terkesan surprise, tetap saja banyak yang terpukau dengan penampilan wanita itu.
Dari rambut hitam nan lurus diurai begitu saja, terdapat mahkota putih yang menghiasi pucuk kepalanya. Sangat serasi dengan gaunnya yang berpadu antara warna ungu dan juga putih.
Sembari menunggu Velyn dan juga tamu undangan yang lain, Luna memutuskan untuk menyapa satu persatu tamu yang sudah datang.
Baru saja ia asyik berbincang dengan salah satu tamu, tiba-tiba terdengar suara sosok pria yang memanggil namanya dari arah belakang. Sontak Luna pun berbalik badan.
"Galen?" pekik Luna saat tau bahwa pelakunya adalah Galen.
Luna kemudian melirik penampilan Galen dari bawah hingga atas. Mulai dari sneakers ungu hitam, celana jeans panjang berwarna hitam, serta kemeja polos lengan pendek yang juga berwarna ungu gelap.
Jujur saja Luna sedikit kagum melihat penampilan pria itu. Terlebih saat warna kesukaannya dipadukan dengan wajah tampan Galen. Luna tak habis pikir, sedari dulu pria itu memang sudah tampan.
"Malam ini kau terlihat sangat tampan," puji Luna sambil tersenyum kikuk.
Galen merapikan kerah kemejanya dengan sombong. "Aku tau. Ngomong-ngomong, kau pun tak kalah cantik."
Luna cekikikan pelan mendengar pujian yang juga dilontarkan oleh Galen.
"GALEN!!" Suara teriakan dari Daren membuat Galen spontan menoleh ke asal suara dimana Daren dan teman-temannya yang lain berkumpul.
Melihat Daren yang langsung membulatkan matanya seketika membuat Galen baru tersadar akan tujuannya.
"Oh iya, dimana Velyn?" tanya Galen.
Kenapa harus Velyn? Batin Luna kesal.
"Ah, dia belum datang. Kalau kau mau, kita bi—"
"Yasudah, aku permisi dulu," potong Galen segera beranjak dari hadapan Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELUNA [SELESAI]
Romance"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [𝙎𝙚𝙦𝙪𝙚𝙡 𝘽𝙖𝙮𝙞 𝘿𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣] [𝘿𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝]