Tepat pukul delapan pagi, akhirnya pesawat pribadi Arthur mendarat dengan selamat di Los Angeles.
Dengan langkah tergesa-gesa, Arthur dan Velyn turun dari pesawat. Melihat kedatangan Arthur, sang anak buah pun langsung bergegas menghampiri bos nya itu.
"Ini Tuan," ucap sang anak buah seraya memberikan dua kunci mobil kepada Arthur.
Tanpa basa-basi lagi, Arthur segera mengambil kunci tersebut. Ia kemudian melemparkan satu kunci mobilnya kepada Velyn dan dengan sigap wanita itu menangkapnya.
Cup!
"Aku ada urusan penting. Kau duluan saja," ujar Arthur setelah mengecup kening Velyn.
Velyn mengangguk mantap. Ia pun segera melenggangkan langkahnya masuk ke dalam mobil, lalu menancapkan gas hingga mobil itu pun melaju dengan kecepatan tinggi.
Arthur menghela napas panjang sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana. Ia memandangi kepergian Velyn dengan ekspresi yang sulit untuk ditebak.
•••
Bagi Velyn, jalan raya yang ada di hadapannya sekarang hanyalah arena balapan. Ia sama sekali tak memperdulikan riuh suara klakson dari berbagai kendaraan. Ia terus menyalip kendaraan yang ada di depannya bahkan sampai melanggar rambu-rambu lalu lintas demi sampai di tujuannya dengan cepat.
Tanpa mengalihkan pandangan dari jalan raya, Velyn merogoh kantong celananya. Ia mengambil ponsel miliknya, lalu menekan kontak yang bernama Dir.Jack .
"Jack," pungkas Velyn setelah menempelkan benda pipih itu ke telinganya.
"Mrs Velyn? Anda sudah tau perihal VioleTics?"
"Sudah. Datang ke lokasi kejadian secepatnya. Sebentar lagi aku sampai."
"Baik, Nyonya."
Tut tut tut...
Setelah memutuskan sambungan telepon, Velyn melempari benda itu ke belakang.
Seolah meluapkan amarahnya, Velyn mencengkram erat setir mobil itu. Ia menginjak keras pedal gas hingga membuat kecepatan mobil itu semakin meninggi.
•••
Sesampainya di kantor VioleTics, Velyn segera turun dari mobilnya.
Hal yang pertama kali Velyn lihat adalah garis polisi yang melintang di depan gedung yang sebagian bangunannya telah hangus terbakar.
Tak lama setelah itu, mobil Jack pun berhenti tepat di samping Velyn yang tengah berdiri.
Jack yang berperawakan tinggi, berkulit putih sedikit kemerah-merahan dengan rambut berwarna coklat. Pria itulah yang memegang tanggung jawab atas VioleTics selama sang CEO berada Rotterdam, atau dengan kata lain Jack merupakan seorang Direktur dari perusahaan kosmetik tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELUNA [SELESAI]
Romance"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [𝙎𝙚𝙦𝙪𝙚𝙡 𝘽𝙖𝙮𝙞 𝘿𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣] [𝘿𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝]