Setelah lama berenang di pantai, malam ini cuacanya terasa lebih dingin. Biasanya, jika cuaca dingin seperti ini Velyn lebih suka menghabiskan waktunya untuk melakukan fitnes.
Untungnya di rumah Arthur terdapat ruangan khusus untuk melakukan fitnes. Dengan begitu, Velyn tak perlu susah-susah lagi mencari studio fitnes agar ia bisa berolahraga tipis-tipis.
Dan disinilah Velyn sekarang. Berlarian di atas treadmill elektrik yang berada di ruangan fitnes milik Arthur.
Kali ini ia tak sendirian karena Arthur pun juga ada di sana.
Jika kalian menduga bahwa Arthur juga ikut serta melakukan olahraga bersama Velyn, maka dugaan kalian salah besar. Nyatanya pria itu malah asyik mengamati pemandangan lekuk tubuh istrinya, alias cuci mata.
Bagaimana tidak? Saat ini penampilan Velyn terlihat jauh berbeda dari biasanya. Wanita itu hanya mengenakan celana legging hitam serta bra sport berwarna krem yang hampir senada dengan warna kulitnya. Hal itu tentu membuat perut mulus Velyn terpampang sangat jelas.
Mana mungkin Arthur tidak tergiur.
"Kau tau, ada penelitian yang membuktikan bahwa wanita yang sedang berkeringat akan terlihat dua kali lipat lebih cantik dari biasanya," ucap Arthur yang kini berdiri di hadapan Velyn.
Velyn yang masih sibuk berlarian di atas treadmill pun hanya bisa memutar bola matanya malas. Sesekali ia menghapus jejak keringat yang membasahi pelipis serta dagunya.
"Sekarang tidak."
Sontak Arthur menjentikkan jarinya antusias. "Ah, aku baru ingat!"
"Ada juga penelitian lain yang membuktikan bahwa wanita akan terlihat sepuluh kali lipat lebih cantik saat ia menghapus keringat nya," lanjut Arthur tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Velyn.
Mendengar perkataan Arthur sukses membuat pipi Velyn merona. Ia pun dengan cepat memalingkan wajahnya agar Arthur tak melihat pipi nya.
Sialan! Tak biasanya Velyn mudah ciut seperti ini.
"Hadap sini, Mommy Wolfy. Aku suka melihat pipi merah mu," ujar Arthur setengah berbisik.
Velyn berdecak pelan. Ia pun mematikan mesin treadmill nya, lalu berkacak pinggang menatap Arthur kesal.
"Bisakah kau diam saja?"
"Aku tak akan diam sebelum kau menjawab pertanyaanku yang tadi sore."
"Pertanyaan?"
Arthur mengangguk cepat. "Kenapa kau mau pulang ke LA?"
Sambil menghela napas panjang, Velyn beranjak turun dari treadmill. Ia kemudian mengambil handuk kecil yang tadinya ia gantung di belakang pintu, lalu mengusap handuk itu ke seluruh bagian wajahnya.
"Aku tak bisa meninggalkan VioleTics terlalu lama," jawab Velyn seadanya.
"Huh! Kau ini sudah terlahir dari keluarga kaya raya. Suamimu pun tak kalah kaya. Ayolah Velyn, kita bisa memulai kehidupan baru di sini. Kau hanya perlu diam di atas kasur melayani suamimu. Bukankah itu menyenangkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VELUNA [SELESAI]
Romance"Pada dasarnya, menikah dengan musuh bukanlah jalan menuju balas dendam." [𝙎𝙚𝙦𝙪𝙚𝙡 𝘽𝙖𝙮𝙞 𝘿𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣] [𝘿𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙥𝙞𝙨𝙖𝙝]