VL³⁰ - Persiapan Ulang Tahun

26.6K 4.1K 1K
                                    

Selepas dari hutan itu, Velyn menyuruh Daren untuk langsung mengantarnya pulang. Daren yang merasa kasihan melihat sahabatnya itu pun hanya bisa menurut.

Selama perjalanan suasana mendadak hening. Sampai akhirnya Daren lebih dulu membuka suara hingga memecahkan keheningan.

"Pilihanmu tak salah," pungkas Daren sembari fokus menyetir mobil.

Mendengar perkataan Daren, Velyn segera mengalihkan pandangannya ke jendela yang ada di sampingnya. Air matanya pun kembali mengalir untuk kesekian kalinya.

Velyn benci menangis. Di satu sisi ia tak mau terlihat lemah di depan orang lain. Namun, di sisi lain ia tak sanggup untuk menahan dirinya agar terlihat tetap tegar.

"Daren bodoh!" Ivan menoyor kepala Daren dari belakang. "Kau malah membuat Velyn tambah sedih."

"Heh! Tapi yang dibilang Kakakku itu memang benar, Ivan." Galen menimpal.

Ivan mengernyit heran memperhatikan Galen yang duduk di sampingnya. "Tumben kau memanggil Daren Kakak."

"Dia memang Kakak terbaikku tau! Aku senang memiliki kembaran seperti dia." Galen tersenyum bangga memperhatikan wajah Daren dari pantulan cermin.

"Daren," panggil Galen.

Daren berdehem sebagai sahutan.

"Besok malam aku pinjam mobilmu. Oke?"

Daren menggeleng cepat. "Kau mau pakai kemana?"

"Astaga, kau lupa? Lusa ada yang ulang tahun."

Seketika semuanya terdiam. Secara bersamaan, mereka semua menoleh ke arah Velyn.

"Wah, sebentar lagi Velyn beruban!!" seru Galen bertepuk tangan riang dan diikuti yang lain.

Hal itu membuat Velyn yang tadinya sedih seketika terkekeh pelan. Ia menghapus air matanya sebelum menghadap ke belakang upaya menjentik kening Ivan.

"Bitch!! Kenapa jadi aku yang kena?" celetuk Ivan tidak terima.

"Galen terlalu jauh," jawab Velyn.

"Kau cantik kalau senyum begitu. Untuk apa menangis?" Galen tersenyum manis memperhatikan wajah Velyn.

Aaron mengangguk setuju. "Umur mu sudah bau tanah, Velyn. Nikmati saja semasa hidupmu sebelum Tuhan memanggil."

Tak terima, sontak Bryan meludahi Aaron dari samping. "Cuih!"

"Kenapa kau ludahi aku, sialan?!!" maki Aaron sembari menghapus jejak kematian di lengan bajunya.

"Bajingan! Liurmu terasa sampai di sini!!" timpal Ivan membuat Velyn cekikikan lucu.

Sekilas, terlihat senyuman tipis di bibir Daren. Ia merasa lega melihat Velyn kembali tersenyum. Akan tetapi, tetap saja Daren masih marah perkara suami Velyn. Jangan lupakan bahwa Daren pun sangat tak suka melihat Velyn menangis.

Urusannya dengan Arthur belum selesai.

Setelah lama bergelut dengan angin jalan, akhirnya mobil Daren berhenti tepat di depan apartemen Velyn. Dengan begitu, Velyn pun langsung keluar dari mobil tersebut.

"Jangan minum alkohol," peringat Daren seakan tau apa yang akan wanita itu lakukan nantinya.

Velyn mengangguk mantap. "Aku tak ada selera minum."

"Kalau begitu harus selera makan."

"Aku juga tak selera makan."

VELUNA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang