VL⁴⁹ - Luna

21.9K 3.6K 807
                                    

Hai readers!! Karena dalam cerita VELUNA terdapat banyak adegan kekerasan / kata-kata kasar, mohon jangan ditiru ya. Buang sisi negatifnya, ambil sisi positifnya. Aku berharap kalian semua suka sama cerita ini. Dan sebagai pembaca yang baik, hargai penulisnya dengan cara tinggalkan jejak vote and comment, oke? Selamat membaca💗

•••

Seperti perintah Arthur tadi, semua teman Velyn pun segera membawa Velyn keluar dari gedung itu. Begitu keluar, mereka langsung disambut oleh terik matahari siang. Entah sudah berapa jam mereka terlelap akibat obat bius itu.

Tepat saat melihat mobil Arthur terparkir di depan sana, mereka pun bergegas untuk masuk ke dalam.

Galen dan Ivan memilih duduk di kursi penumpang paling belakang, Aaron dan Velyn duduk di kursi bagian tengah, sedangkan Daren duduk di kursi penumpang bagian depan.

Masih dengan kain hitam yang membalut tubuhnya, Velyn menekuk wajahnya memperhatikan gedung itu. Ada rasa tidak puas saat meninggalkan Bryan begitu saja.

"Daren, cepat buka bajumu!" pinta Aaron tiba-tiba.

Sontak saja Galen dan Ivan membekap mulut mereka masing-masing upaya menahan tawa.

"Apa maksudmu?" Daren melirik Aaron sinis.

"Positive thinking, mungkin Aaron lebih suka melihat tubuh pria daripada wanita." Ivan menjilati bibir atasnya secara perlahan membuat tawa Galen pecah saat itu juga.

Geram mendengar suara tawa Galen, Velyn spontan berbalik badan dan menggerutu, "Bisakah tak usah tertawa?! Sekarang aku sedang emosi."

"Oh my gosh..." Perlahan Galen mengangkat kedua tangannya untuk menutupi mata Ivan dan juga matanya.

Melihat kain hitam yang hampir terlepas dari tubuh Velyn, dengan cepat tangan Aaron bergerak untuk memperbaikinya. "ASTAGA VELYN, JANGAN BANYAK BERGERAK!!"

Daren hanya bisa menghela napas panjang sambil memalingkan wajahnya. Seakan paham maksud perintah Aaron tadi, Daren pun langsung membuka kaos hitamnya lalu memberikan baju itu pada Velyn.

"Pakai," ucap Daren.

"Terima kasih." Buru-buru Velyn mengenakan kaos milik Daren. "Galen, cepat buka celanamu!"

"What?!" Refleks mata serta mulut Galen terbuka lebar. "Disini ada suamimu, Velyn! Aku tidak mau memiliki nasib seperti Bryan."

Sontak saja Ivan menoyor kepala Galen. "Dasar bodoh! Velyn hanya ingin meminjam celanamu. Mana mungkin dia memakai baju tanpa memakai celana."

"Lagian kau juga!" Ivan memukul pundak Velyn. "Bisa-bisanya kau keluar hanya memakai jubah mandi."

"RAWRR!!!" Aaron menjambak rambut keriting Ivan membuat sang empunya spontan menundukkan kepala. "Bukan saatnya untuk marah-marah. SIAPAPUN TOLONG BERIKAN VELYN CELANA!!"

"AARRRGGGHHH!!" Galen ikut-ikutan berteriak.

Mendadak suasana di mobil Arthur menjadi ramai akibat teriakan mereka. Hal itu tentunya berhasil membuat Velyn kembali naik pitam.

"SHUT THE FUCK UP!!!" teriak Velyn lantang membuat suasana menjadi hening.

Velyn pun menarik napasnya dalam-dalam sebelum membuangnya secara perlahan guna menetralkan emosinya. "Jadi aku harus memakai celana siapa?"

"Kau saja, Aaron. Celana ku jeans. Pasti tak akan muat diperut Velyn," ujar Galen sambil mendorong bahu Aaron.

"Celanaku juga jeans. Kalau begitu kau saja, Ivan." Aaron mendorong bahu Ivan.

VELUNA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang