Sorry ni agak-agak isinya🙂
Selamat membaca ^_^
"Kamu ngapain sih?"
"Masih ada yang mau aku omongin sama kamu."
"Apalagi??"
"Yaudah masuk dulu yuk, jangan marah-marah."
"Kenapa ditutup?" tanya Jehan saat Haechan menutup pintu dibelakangnya.
"Biar gak ada yang dengar." Jehan memutar bola matanya. "Kamu kenapa sih sayang, sensi banget, lagi dapat tamu?"
"Enggak."
"Terus kenapa?"
"Ya pikir aja sendiri, aku masih marah lho sama kamu. Jangan kamu pikir setelah kamu ngomong kayak tadi aku langsung maafin kamu. Ingat ya buktinya belum ada, baru kemungkinan."
Haechan menghela napas. "Yaudah, sini duduk dulu ngobrolnya." ia mengajak gadisnya untuk duduk di sisi kasur. Jehan mengikuti dengan wajah malas.
"Aku punya rencana, tapi harus dengan persetujuan kamu."
"Apa?"
"Setelah ini semua selesai, aku mau publish hubungan kita."
"Kenapa pingin publish?"
"Biar gak ada kejadian kayak gini lagi, biar gak ada salah paham, baper atau semacamnya lagi. Aku juga pingin pacaran terang-terangan. Emangnya kamu gak capek gini terus? Pacaran diam-diam, ngerasa waswas, takut ketauan."
"Capek sih.." lirih Jehan.
"Nah, kamu setuju kan sama rencana ini?"
"Emang boleh sama perusahaan?"
"Aku udah rundingin soal hubungan kita dari lama. Mereka bolehin asalkan konsekuensinya aku yang tanggung."
"Kita gak akan kenapa-napa kan? Aku, karir kamu.."
"Kalau niat dan tujuan kita baik mudah-mudahan gapapa, sayang.. Pasti akan ada yang mendukung dan menentang hubungan kita. Semoga aja yang mendukung lebih banyak dari yang menentang."
Jehan mengangguk-angguk. "Yaudah, boleh."
"Makasih, sayang." Haechan mengecup kening Jehan.
Jehan mengangkat kedua alisnya. "Kenapa makasih?"
Haechan menjawab dengan gelengan. "Oh ya, gak ada yang mau kamu tanya ke aku?"
"Banyak."
"Tanya aja sekarang, aku jawab semuanya."
Jehan menghela napas sebelum memulai. "Kenapa kamu gak ceritain ke aku dari dulu, dari awal teror itu datang?"
"Hmm.. Awalnya aku pikir kamu gak perlu tau, aku takut kamu kepikiran. Ditambah lagi, aku belum punya bukti kalau yang dia maksud itu bukan aku."
"Aku lebih kepikiran kalau sikap kamu aneh tapi bilangnya gapapa. Kamu tau kan, aku paling gak suka kalau ada yang ditutup-tutupin dari aku."
"Iya, maaf yaa.. Aku gak akan gitu lagi. Apa lagi?"
"Kemarin kamu suruh balik kantor tiba-tiba gara-gara ini? Aku belum ngerti yang tadi kamu bilang, post di medsos maksudnya gimana?"
"Kamu belum tau ya, cuma baca berita yang tadi itu doang?"
"Kan hp aku langsung kamu rebut, aku ke rumah Nina gak bawa hp lho. Tadi juga nelepon pake hp Nina."
Haechan menyengir. "Jadi, si dia ini upload rekaman cctv sama foto kayak yang dia kirim di teror pertama ke aku. Caption-nya dia ngaku mengenal aku secara pribadi dan lagi mengandung anakku tapi akunya gak mau tanggung jawab katanya. Dia juga nambahin foto usg bayinya, yang kalau dihitung usia kandungan sama tanggal kejadian itu pas. Terus katanya dia terpaksa buat share ceritanya itu ke medsos karena dia pingin aku tanggung jawab, bayinya bentar lagi lahir dan dia gak mau bayinya lahir tanpa ayah."
![](https://img.wattpad.com/cover/227686999-288-k12277.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] So I Married My Idol ✔
FanfictionMenjadi pasangan hidup seorang Lee Donghyuck selalu menjadi impian Jehan. Hanya mimpi, imajinasi, sebatas menghibur diri. Namun siapa sangka, beberapa kali dipertemukan secara tak sengaja membuat keduanya saling mengenal dan menaruh hati satu dengan...