Selamat membaca ^_^
"Haechan, mau sampai kapan lo begini?" tanya Mark. Usai latihan untuk konsernya yang akan datang, Haechan, Mark, dan manajer hyung berkumpul untuk mengobrol."Emang gue kenapa?" tanya Haechan datar.
"Lo beda, Chan." sahut manajer hyung yang ikut berkumpul bersama mereka. "Dan beberapa fans mulai menyadari itu."
"Cuma beberapa kan?"
"Sumpah, Chan. Ini bukan lo!" seru Mark.
Haechan tetaplah Haechan yang sama saat tampil di panggung, tapi berbeda dengan Haechan di luar panggung. Ia lebih banyak diam dan melamun. Sikapnya berubah dingin, tidak ada lagi Haechan yang ceria dan jahil. Beberapa penggemar yang menyadari itu mulai membicarakannya di media sosial.
"Emang baru beberapa Chan, tapi dari beberapa itu bakal terus ngomongin dan bikin yang lain sadar juga. Hyung pernah bilang kan, lo boleh pacaran tapi jangan sampai mengganggu karir."
"Gue udah gak pacaran." Haechan melengos.
"Tapi Chan, dengan lo kayak gini sama juga mengganggu karir."
"Terus gue harus apa? Kalian berdua tau masalah gue gak sekadar putus cinta, gue pusing!" nada bicara Haechan meninggi.
"Apa yang bisa bikin lo balik lagi, Chan?"
"Gue gak tau!"
"Apa dengan balikan sama Jehan bisa bikin lo kembali kayak dulu lagi?" Haechan terdiam. "Kalau iya, mendingan lo balikan aja daripada lo kayak gini."
"Gak bisa. Gue udah nyakitin dia dengan kata-kata gue. Gue gak mau nyakitin dia lagi."
"Lo gak coba hubungi dia? Siapa tau masih bisa diperbaiki, mungkin dia mau maafin lo?"
Haechan diam, menimbang-nimbang saran dari Mark. Ia menggeleng kemudian, "Nanti. Gue mau selesaiin masalah di sini dulu."
"Lo gak takut dia keburu move on?"
"Gue yakin gak akan mudah buat dia move on dari gue." Haechan tersenyum sekilas-- senyum percaya diri yang lebih terkesan sombong.
"Jangan kepedean, Chan!"
"Udah deh, sekarang gue tawarin, jarang-jarang nih gue kayak gini, kurang untung apa lo, Chan." ujar manajer hyung.
"Tawarin apa?"
"Nanti pas konser di Indo, lo ke rumah Jehan deh, minta maaf terus baikan. Selesaikan masalah kalian, kalau dia terlanjur sakit hati lo bujuk sebisa mungkin. Gue gak mau tau, balik dari Indo kalian harus udah balikan, atau minimal baikan. Sama mantan tuh jangan musuhan, Chan. Balik ke Korea Haechan si fullsun harus udah kembali juga "
"Curang lo, hyung.." sahut Mark.
Haechan menghela napas. "Ntar deh, gue pikirin dulu."
"Yaudah. Nanti bilang gue aja keputusan lo apa."
Haechan mengangguk menanggapi. Setelahnya, mereka kembali ke asrama masing-masing.
~
Haechan berusaha keras untuk tetap tampil ceria di konser terbarunya di Jakarta, ia bisa menampilkan senyum terbaiknya. Tapi, tak dapat dipungkiri kalau dalam beberapa bulan ini, kondisi kesehatannya menurun.
Di akhir konser, wajah Haechan sudah sangat pucat dan itu mengundang kekhawatiran penggemar. Lelaki itu menjawab kalau ia hanya kelelahan. Sampai di backstage, Haechan langsung terjatuh di sofa. Ia tidak pingsan, hanya saja kakinya tidak kuat lagi menopang beban tubuhnya.
"Hyung.., manajer hyung.." Haechan memanggil manajernya.
"Kenapa?" yang dipanggil mendekat.
"Gue mau ke rumah Jehan." bisiknya lemah.
Manajer hyung melihat sekeliling, para member sedang berganti pakaian, ada pula yang sedang membersihkan make up.
"Oke. Sekarang lo ganti baju dulu, nanti kita kesana. Mark lo ikut gue." ujarnya.
Mark tersenyum simpul lalu mengiyakan. "Siap, hyung."
Di satu mobil terpisah, Haechan bersama Mark dan manajer mereka, ditambah satu bodyguard yang merangkap supir pergi menuju rumah Jehan. Saat mobil yang lain menuju hotel, mereka berbelok ke arah rumah Jehan.
Tempat mereka konser kali ini masih satu daerah dengan perumahan Jehan. Jadi, tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai. Sesampainya di sana, Haechan turun dituntun oleh Mark.
"Serius lo ini rumahnya?" Mark tercengang.
"Bukan saatnya lo begitu." ujar Haechan. "Ada bel tuh, pencet belnya!"
"Langsung masuk aja kali, gak dikunci."
"Gak dikunci?" Haechan langsung membuka matanya yang sedari tadi terpejam. "Ya ampun, gimana si Je, masa gak dikunci, kalau ada maling masuk gimana??"
"Kayaknya kita malingnya. Udah, gue buka dulu." Mark menyandarkan Haechan di tembok pagar, lalu membuka pagarnya.
Mark kembali merangkul Haechan setelah pagar terbuka.
"Woahh, lo bilang Jehan susah dulu, Hyuck. Tapi ini?" Mark bertanya sambil terus melihat sekeliling.
"Ini rumah peninggalan ayahnya, dulunya dia orang punya, tapi waktu ayahnya meninggal pas umurnya tujuh tahunan, keadaannya jungkir balik. Di situ mereka harus mulai dari nol lagi. Tapi sekarang, mereka udah bangkit lagi lewat usaha bunda Jehan."
Haechan ikut melihat sekeliling, halaman rumah Jehan sudah dirubah menjadi taman yang cantik, rumahnya pun sudah di cat ulang, berbeda dari terakhir kali ia kesini. "Waktu gue kesini belum begini. Syukurlah, berarti usaha bunda lancar terus." Haechan tersenyum.
"Kalau-"
"Lo jangan ngomong aja deh. Gue udah gak kuat ini."
Haechan memberi kode pada Mark untuk pergi. Ia memencet bel rumah Jehan yang ada di samping pintu.
"Udah sana pergi, gue mau kangen-kangenan sama Jehan. Lo jangan ganggu."
"Gue harus ngomong dulu lah ke Jehan, nitipin lo."
"Gak usah, gue yang urus."
"Gue harus mastiin kalau ini rumah Jehan."
Haechan memijat pelipisnya yang semakin terasa pusing. "Yaudah, lo tunggu di balik tembok situ. Pas gue udah ketemu Jehan lo pergi."
"Lo yakin Jehan ada di rumah?"
"Yakin, hyung. Ya ampun.., keburu pingsan gue." kesal Haechan.
"Yaudah." ujar Mark lalu memencet bel secara brutal.
"Mark!" seru Haechan tertahan.
"Iyaa, sebentar!" terdengar seruan Jehan dari dalam rumah. "Siapa sih, gak sabar banget." kali ini suaranya lebih pelan tapi masih terdengar oleh Haechan. Dari suaranya, dapat Haechan pastikan kalau gadis itu baru saja terbangun dari tidurnya.
Haechan mengibaskan tangannya pada Mark, menyuruhnya untuk cepat pergi. Mark menuruti, ia menunggu di balik tembok.
Setelah memastikan kalau Haechan sudah bertemu pujaan hatinya, Mark kembali menuju mobil.
~~ Tbc ~~
~🌹N
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] So I Married My Idol ✔
FanficMenjadi pasangan hidup seorang Lee Donghyuck selalu menjadi impian Jehan. Hanya mimpi, imajinasi, sebatas menghibur diri. Namun siapa sangka, beberapa kali dipertemukan secara tak sengaja membuat keduanya saling mengenal dan menaruh hati satu dengan...