35 - LDR

1.1K 137 14
                                    

Selamat membaca ^_^


Agustus 2025, hari wisuda Jehan.

Jehan menerima ijazahnya disaksikan bunda dan adiknya, Rafy. Meskipun sempat tertinggal, Jehan lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Bunda terharu melihat putri sulungnya kini sudah berstatus sarjana. Andai saja ayah Jehan ada disini, beliau pasti sangat bangga dengan pencapaian putrinya.

Setelah acara selesai, mereka menuju ke kediaman keluarga Lee, eomma mengajak mereka makan malam bersama dirumahnya --untuk merayakan kelulusan Jehan.

~

"Kamu gak usah ikutan, biar ibu-ibu aja." bunda menghalangi Jehan yang ingin ikut memasak.

"Benar kata bunda kamu, udah sana keluar, jangan di dapur." tambah eomma.

"Enggaklah, aku gak enak. Aku ikut masak aja ya.." Jehan tetap bersikeras.

"Shut! Kamu ratunya hari ini. Jangan ikut masak!" tegas eomma.

"Udah sana, ayang beb nya datang tuh!" potong bunda sebelum Jehan berucap lagi. Jehan melihat ke arah pintu dapur --arah pandangan bunda. Haechan disana, berjalan kearah mereka. Lelaki itu baru sampai setelah melakukan siaran radio, jadwal terakhir dari rangkaian padat comeback nya kali ini. Maksudnya, masih ada beberapa jadwal, tapi jarak tanggalnya lumayan jauh --tidak begitu padat.

Haechan membungkukkan badannya lalu tersenyum. "Halo bunda, apa kabar?"

"Kabar baik. Akhirnya kita ketemu juga ya." Bunda balas tersenyum.

Eomma menyenggol lengan putranya yang berdiri di sampingnya. "Cium tangan!" bisiknya.

"Ne?" Haechan bingung.

"Di Indonesia cium tangan kalau ketemu orang tua." jelas eomma masih dengan berbisik.

Haechan mengulurkan tangannya pada bunda dengan kaku.

"Salim." eomma bicara pada bunda lewat gerakan mulut. Bunda membalas uluran tangan Haechan. Haechan membungkukkan badannya dan mencium tangan bunda.

Bunda tersenyum dan menepuk-nepuk pundak Haechan dengan tangan satunya. "Ternyata aslinya ganteng banget ya, sopan lagi. Pantas si Jeje suka banget."

Eomma tersenyum bangga.

"Yaudah, nanti lagi ya ngobrol sama bundanya. Sekarang kalian kangen-kangenan aja dulu." eomma mengusir secara halus.

"Bunda sama eomma juga mau kangen-kangenan, kamu, kalian, jangan ganggu." bunda menyela sebelum Jehan sempat berbicara. Haechan yang tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan hanya tersenyum kikuk.

"Yaudah deh, semangat masaknya ibu-ibu." Jehan menatap nanar kedua ibunya. "Ayo, oppa." Ia menarik tangan Haechan keluar dari dapur. Haechan mengikuti langkah Jehan masih dengan kebingungan yang melandanya.

Sebenarnya ada yang ingin dibicarakan para ibu berdua saja, perihal anak-anak mereka. Soal memasak hanyalah alasan. Ya, karena makanan sudah siap semua.

"Selamat ya, udah lulus. Kalau sekarang benar kan udah sarjana?" ujar Haechan begitu mereka keluar dari dapur.

Jehan mengangguk. "Makasih, oppa."

Haechan membawa gadisnya ke dalam dekapan. "Chukhahae. Sugohaesseo.."

* Chuk-(h)a-hae 축하해 = Selamat
Su-go-haess-eo 수고했어 = Good job = kerja bagus (kamu sudah bekerja keras) *

[1] So I Married My Idol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang