42 - Menikmati Surya Perlahan Menghilang

914 116 11
                                    

Selamat membaca ^_^


Haechan tahu kalau Jehan sangat menyukai taman hiburan. Mereka belum pernah pergi saat mereka masih di Korea, karena Jehan sangat takut Haechan akan ketahuan.

"Kamu gak bisa nyamar kalau mau naik wahana, kalau pakai topi nanti topinya terbang, kalau pakai masker nanti kamu sesak napas." begitu kata Jehan.

Jehan juga mengatakan hal yang sama kemarin saat Haechan mengajaknya pergi. Tapi, lelaki itu sebisa mungkin memberi alternatif cara agar mereka tidak ketahuan. Lagipula, setidaknya penggemar di Indonesia tidak sebanyak di Korea.

Hingga mereka selesai bermain, cara yang dipakai Haechan bisa dibilang manjur. Sejauh ini, tidak ada yang mengenalinya. Keluar dari area taman hiburan, mereka melanjutkan perjalanan ke Kota Tua.


~


"Wooo.." Jehan bersorak riang di boncengan Haechan. Jehan sangat senang berboncengan naik sepeda onthel sambil menikmati suasana klasik yang mengelilingi mereka.

"Senang?" tanya Haechan sambil terus mengayuh sepedanya.

"Senang banget!!" Jehan memeluk erat pinggang Haechan membuat lelaki itu hampir kehilangan keseimbangan.

Haechan terkekeh dengan reaksi gadisnya. "Mau foto-foto gak?"

"Mau, tapi nanti dulu tunggu mataharinya agak turun lagi, biar sunset."

"Oke."

Hening sejenak, mereka saling menikmati momen.

"Aku kesal dengan jarak." Jehan menyanyikan lagu favoritnya. "Yang sering memisahkan kita- enggak deh, yang akan memisahkan kita."

"Hingga aku hanya bisa, berbincang denganmu di Whats- tapi kita gak pakai whatsapp." lirih Jehan di akhir kalimatnya.

Haechan terkekeh, lagi. "Kamu nyanyinya gimana sih?"

Jehan menyengir. "Aku kesal dengan waktu, yang tak mau berhenti bergerak.. Barang sejenak agar ku bisa menikmati tawamu.."

"Inginku berdiri di sebelahmu, menggenggam erat jari-jarimu, mendengarkan lagu Sheila on seven, seperti waktu itu.. Saat kau di sisi ku.." Kepala Haechan bergerak mengikuti nada. "Dan tunggulah aku di sana memecahkan celengan rinduku.. Berboncengan denganmu, mengelilingi kota, menikmati surya perlahan menghilang."

"Hingga.. Kejamnya waktu menarik paksa kau dari pelukku, lalu kita kembali menabung rasa rindu saling mengirim doa, sampai nanti sayangku."

[1] So I Married My Idol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang