Selamat membaca ^_^
Pernikahan diadakan di cottage yang tak jauh dari rumah nenek Jehan. Prosesi pernikahan dimulai sekitar pukul empat sore, dilanjutkan resepsi sehabis petang hingga pukul delapan malam. Tentu saja acara ini diadakan secara private, undangan hanya keluarga besar Jehan, keluarga besar Lee Donghyuck, teman-teman Jehan yang tahu hubungan mereka, dan orang-orang dekat Haechan di perusahaan.Resepsi kedua diadakan di Korea seminggu kemudian. Kebanyakan kolega Haechan khususnya orang-orang perusahaan memilih untuk menghadiri resepsi kedua di Korea. Undangan memang dipersilahkan untuk memilih akan menghadiri acara yang mana, baik itu salah satu, atau bahkan keduanya.
Sungkeman adalah momen paling mengharukan dalam rangkaian prosesi pernikahan.
Jehan tidak dapat membendung air matanya. Di satu sisi Jehan merindukan ayahnya, sangat berat bagi anak perempuan menikah tanpa ayahnya. Di sisi lain, Jehan merasa bersalah 'meninggalkan' bunda melalui ikatan barunya bersama sang suami. Dan satu lagi, kalimat-kalimat simbah yang selalu bisa menembus hingga ke lubuk hati. Simbah mendampingi bunda untuk mewakili ayah.
* Simbah sama aja kayak mbah, panggilan kakek/nenek Bahasa Jawa *
Begitupun dengan Donghyuck, pesan kedua orangtuanya juga orangtua Jehan begitu dalam. Kini pundaknya terasa lebih berat, tanggung jawab baru bertengger kuat di sana.
"Je.." Alea memeluk Jehan sambil menangis. "Teman gue udah kawin, hiks."
Jehan balas memeluknya. "Cepat nyusul dong."
"Nyusul gimana calonnya aja belum ada.." Alea tambah menangis. "Lu kalau mau ngomong gitu sama si Wanda kenapa, jahat bener sama gue."
"Wanda dah kenyang digituin, mending gue ngomong ke lo biar sadar."
"Makasi Je, sayang deh." sahut Wanda. "Awas dong lo, lama banget si. Gue juga mau meluk Jeje."
"Jahat kalian, hiks. Peluk aja sini." Alea menunjuk punggungnya.
"Kalau gitu gue meluk lo dong bukan Jeje.."
"Sini sini." Jehan membuka tangannya, memindahkan sebelah tangan Alea ke pinggang Wanda, lalu mereka berpelukan.
"Kalian makan aja dulu. Gue mau ganti."
Mereka sedang berada di ruang ganti aula tempat pernikahan. Jehan di sana untuk berganti outfit. Kedua mempelai menggunakan pakaian adat Jawa untuk prosesi pernikahan, untuk resepsi baru mereka akan menggunakan gaun dan setelan yang tempo lalu mereka pilih di butik mama Wanda.
"Gapapa lah, kita mau temenin lo." ujar Wanda.
Alea mengangguk setuju. "Btw, laki lu ganteng banget tau gak pake baju Jawa gitu, cocok banget. Gak keliatan kayak orang Korea sumpah."
"Emang laki gue pake apa aja juga cakep kan?" Jehan tersenyum sombong.
"Iya deh, iyain aja."
Setelah selesai berganti pakaian, mereka memulai resepsi seperti pernikahan pada umumnya.
"Selamat ya Je, akhirnya nyusul juga." Niko --si mantan yang sempat membuat Haechan cemburu-- menyapa Jehan dan memeluknya. Haechan yang melihatnya sontak melotot.
"Makasi ya." Jehan membalas pelukannya. Haechan tidak bisa menahan wajahnya untuk tidak mencibir.
Setelahnya, Niko beralih memeluk Haechan. "Congrats for your wedding, brother."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] So I Married My Idol ✔
Fiksi PenggemarMenjadi pasangan hidup seorang Lee Donghyuck selalu menjadi impian Jehan. Hanya mimpi, imajinasi, sebatas menghibur diri. Namun siapa sangka, beberapa kali dipertemukan secara tak sengaja membuat keduanya saling mengenal dan menaruh hati satu dengan...