39 - Seni Mencintai

1K 135 20
                                    

Selamat membaca ^_^

Bunda dan Rafy berdiri bersisian menghadap pintu kamar Jehan dan Haechan yang juga bersisian.

"Emang ya, mereka tu jodoh." bunda menatap sepasang kekasih yang sama-sama sedang terlelap di kamar masing-masing.

Sudah hampir malam dan mereka masih terlelap. Terhitung sejak semalam, Jehan hanya bangun untuk menggosok gigi dan sarapan setelah itu langsung kembali ke kamar dan terlelap lagi. Sedangkan Haechan masih sempat membantu bunda mencuci piring dan melakukan sedikit workout bersama Rafy, lalu kembali ke kamar dan terlelap juga.

"Bunda beneran restuin ini pasangan begini?" Rafy menghela napas, miris.

"Bunda sih terserah anaknya, semoga aja anaknya cabes gak dapat apes dari mpok lu."

"Cabes apaan?"

"Calon besan."

"Kenapa cabes sih?"

"Ya masa casan?

"Au dah. Lagian ini cowok se 'wah' ini, kenapa mau sama kakak gue sih?"

"Hush!" Bunda menyenggol lengan Rafy. "Bersyukur aja sih. Kalau bukan dia, siapa coba yang mau sama si Jeje?"

"Iya sih.." mereka memang kompak kalau soal menistakan Jehan.

"Yaudah lu bangunin sono, gue bangunin Jeje."

"Siap dan!" Rafy memberi hormat pada bunda.

"Kak, bangun.." bunda menepuk-nepuk pipi Jehan. Jehan membuka matanya, tapi ia hanya membalikkan tubuh dan terlelap lagi.

"Je, bangun.. Seenggaknya mandi kek, gak malu apa sama pacar?"

"Udah mandi kemarin.." lirih Jehan dengan mata yang masih terpejam.

"Ya mandi lagi sekarang, malu ih."

"Biarin dia mah, Jeje gak mandi dua hari juga tahu dia.."

"Ya Illah!" bunda menepuk jidatnya. "Serius lu?"

Jehan mengangguk, matanya masih terpejam. Andai situasinya lebih baik, ia akan terlihat menggemaskan.

Bunda geram, menampar paha Jehan yang terbuka karena baju tidurnya tersingkap. "Banguuunn...!!!"

"Awww!!" Jehan akhirnya bangun dan terduduk. Paha Jehan memerah membentuk cap tangan bunda.

"Lu jangan bikin malu bunda dong, masih syukur dia mau sama lu. Gak usah malu-maluin ntar dia ilfeel gimana?!"

"Gak akan, percaya sama Jeje." Jehan mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

"Sombong amat." cibir bunda.

"Doa dan kenyataan, ajaran bunda."

"Hish!" bunda mencubit lengan Jehan. "Udah buru sana mandi. Bunda gak mau tau ya, makan malam harus udah rapi."

"Malas makan.." rengek Jehan.

"Gak usah ngadi-ngadi. Udah tahu sakit maag, pake acara gak mau makan segala. Lu udah lewat makan siang tadi, makan malam gak boleh lewat juga!"

"Hmm.." Jehan menyeret kakinya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

"Jangan tidur di kamar mandi!"

"Iyaa!" seru Jehan dari dalam kamar mandi.

~

Sementara di kamar sebelah, Rafy bingung memikirkan cara untuk membangunkan Haechan.

[1] So I Married My Idol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang