33 - Sidang

1.2K 140 3
                                    

Selamat membaca ^_^

Setelah rangkaian comeback Haechan selesai, Jehan justru disibukkan dengan skripsinya. Mulai dari bimbingan dosen, rangkaian sidang, sampai pengerjaan skripsinya sendiri tentu menguras waktu Jehan.

Haechan tidak suka dengan sifat gadisnya yang satu itu, kalau ia sudah menginginkan sesuatu ia tidak akan berhenti sampai kondisinya benar-benar drop. Gadis itu bahkan sempat dirawat di rumah sakit dan harus istirahat total.

Tak ayal, Haechan juga sadar kalau dirinya memiliki sifat yang sama, jadi ia tidak bisa sepenuhnya melarang Jehan. Sesekali ia mencoba mengajak Jehan pergi ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya, ia ingin Jehan setidaknya keluar dari kamarnya dan mengistirahatkan pikirannya sejenak.

Di tengah pengerjaan skripsi Jehan, Haechan kembali disibukkan dengan jadwal comeback berikutnya. Mengingat usaha Haechan sebelumnya, Jehan mulai sadar untuk mengatur waktu antara tugas dan istirahat. Sesekali gadis itu mengunjungi Haechan di tempat latihannya, supaya kekasihnya tidak lagi khawatir dan percaya kalau ia sudah bisa mengatur waktunya.

~~~

"Kapan sidang akhirnya?" Haechan bertanya saat mereka hendak makan siang bersama di gedung tempat Haechan berlatih.

"Tanggal 9, oppa mau datang?"

"Hmm, kayaknya aku ada photoshoot deh."

"Jam berapa?"

"Seharian, tempatnya jauh soalnya."

Jehan merengut. "Yaudah deh kalau gak bisa, yang penting oppa doain aja."

"Pasti, sayang." Haechan mengulum bibirnya agar tidak tertawa. Sebenarnya, tanggal 9 nanti ia tidak ada jadwal alias libur.

~~~

Hari ini, Jehan akan melaksanakan sidang untuk tugas akhir kuliahnya alias skripsi. Beberapa hari ini ia terus menghubungi bundanya karena Jehan merasa sangat gugup. Bunda mengucapkan kalimat-kalimat yang bisa menenangkan putrinya. Jehan pun sempat menghubungi Haechan tadi, meminta semangat dari kekasihnya itu.

Saat ini, Jehan didampingi beberapa temannya, menunggu giliran untuk masuk ke ruang sidang.

"Semangat Jehan!"

"Good luck!"

"Semangat Je, gue tinggal ya. Nanti kalau udah bilang aja." ujar Nina. Jehan mengangguk menanggapi.

Jehan menarik napas dalam sebelum melangkahkan kakinya masuk ke ruangan. Tatapan tegas dengan senyum percaya diri yang ia tunjukkan tanpa menimbulkan kesan sombong membuatnya disenangi para dosen. Jehan sangat baik dalam presentasi dan mampu menjawab setiap pertanyaan dengan lugas tanpa mengurangi rasa hormatnya pada para penguji.

~

Keluar dari ruang sidang, Jehan mengirim pesan singkat pada Nina dan langsung menghubungi bundanya tapi tidak diangkat.

"Gimana?" Nina datang bersama Seungmin. Sekadar informasi, mereka sudah berpacaran selama hampir dua tahun, lima bulan lebih dulu dari Haechan dan Jehan.

"Nina-ya.." Jehan langsung memeluk Nina.

"Gimana hasilnya? Kok malah nangis?" Nina mengurai pelukannya.

"Gue lulus."

"Serius??" Jehan mengangguk. Nina kembali memeluk Jehan erat. "Selamat ya.."

"Dasar cewek." cibir Seungmin membuat dua gadis itu menatap sinis padanya.

[1] So I Married My Idol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang