44 - Pamit

812 109 8
                                    

Selamat membaca ^_^

Haechan akan kembali ke tanah kelahirannya tepat di hari ke tujuh ia di Indonesia.

Jehan tentu mengantarnya ke bandara. Kali ini, mereka pergi menggunakan mobil Wanda. Awalnya Jehan ingin naik taksi karena Rafy sedang ada kelas tambahan, tapi Haechan tidak setuju kalau Jehan pulang sendirian setelah mengantarnya. Jadilah, mereka mengajak Alea dan Wanda yang kebetulan sedang free hari ini.

"Oppa, hati-hati." Jehan menatap khawatir pada kekasihnya.

"Harusnya kamu bilang gitu ke pilotnya." canda Haechan.

"Ih, bukan itu. Nanti kalau yang duduk sebelah kamu-"

"Iya, sayang.." Haechan tertawa. "Udah pokoknya kamu gak perlu khawatir ya.. Aku udah jalan 10 tahun jadi selebritas. Aku tahu kok cara nyamar yang sebaik-baiknya."

Jehan menatap Haechan menelisik. Lelaki itu sama sekali tidak membiarkannya bicara. "Yaudah deh, hati-hati pokoknya. Kalau udah sampai langsung kabarin aku."

"Iya.." Haechan mengangguk dengan senyuman manisnya.

"Salamin buat eomma, sama Seunghee, sama keluarga kamu semuanya. Salam dari bunda juga."

"Salamin juga buat Chenle." Alea menyahut dari belakang Jehan.

"Apasi lu, ikut-ikutan aja." Wanda menarik Alea.

"Yaudah itu juga tuh salam Alea buat Chenle." ujar Jehan.

"Makasih, Jeje." Alea sumringah.

"Lah.., gue juga kalau gitu. Salamin ya, oppa, buat semua member."

"Semua member apa nih? Semua nct atau nct dream atau nct 127?" Haechan terkekeh.

"Eh, iya ya.." Wanda terdiam. "Nct dream sama 127 aja, yang lainnya kalau oppa ketemu aja, kalau gak ketemu gak usah. Maksudnya kalau nyampe sana langsung ketemu."

"Oke."

"Aku juga, samain kayak Wanda." tambah Alea.

"Oke. Kamu mau juga?" tanya Haechan pada gadisnya.

"Boleh deh."

"Oke. Berasa di titipin makanan aku." Haechan terkekeh, lagi.

"Yaudah, sana." Jehan hendak melepas genggaman tangannya.

"Sebentar." Haechan memindahkan tangannya yang sedari tadi menggenggam tangan Jehan. Ia menarik tengkuk gadisnya dan menciumnya. Jehan tidak menolak melainkan membalasnya.

"Oh my God!" seru Alea tertahan. "Jangan depan gue napa!"

"Diem lo, udah jangan dilihat!" Wanda menutup mata Alea seolah ia anak kecil yang tidak boleh melihat adegan di depannya.

Alea menarik tangan Wanda dan mengintip. "Wan.., jadi kangen Lele.."

"Bacot lo, diem napa jangan ganggu!" desis Wanda.

Jehan mendorong pelan dada kekasihnya, memberi kode untuk menyudahi.

Haechan melepas pagutan mereka. "Jangan nangis, nanti kita ketemu lagi." ujarnya sambil mengusap air mata Jehan.

Jehan mengangguk. "Yaudah sana, takut ketinggalan."

"Enggak kok, masih lama."

"Ih, udah.. Nanti gak jadi pulang lagi kamu." Jehan mendorong kekasihnya untuk segera pergi.

"Tau aja, aku gak jadi pulang."

"Ih, pergi gak!" ujar Jehan sedikit membentak.

Haechan tertawa. "Ngusir nih?"

[1] So I Married My Idol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang