Selamat membaca ^_^
Pagi tadi, bunda pamit pada Jehan untuk pergi ke Bogor. Catering bunda mendapat kepercayaan untuk mengurus acara kenalannya disana.Seharusnya hari ini Haechan bisa berduaan dengan gadisnya, karena Rafy juga sedang ada jadwal kuliah. Tapi, kedatangan dua 'teman sejati' Jehan membuyarkan semua rencananya.
"Kenapa sih lo berdua datangnya gak tepat banget?!" ujar Jehan pada tamunya.
"Bunda mana?" tanya Wanda, mengabaikan pertanyaan Jehan.
Jehan mendengus. "Ke Bogor."
"Abang?"
"Kuliah."
"Berarti kita datangnya tepat Wan." Jehan mendelik mendengar pernyataan Alea. "Kalau kita gak datang yang ada setan yang datang, jadi kita penyelamat lo Je.."
Jehan memutar bola matanya malas. "Kenapa sih kesini gak bilang-bilang?"
"Mata lo gak bilang-bilang?!"
"Kita udah spam chat plus nelponin lo dari kemarin Je, tapi gak dibalas." Benar saja, Jehan belum membuka ponselnya sejak hari keberangkatan mereka dari Korea.
"Benar tuh! Yaudah deh sekalian aja mau kasih surprise niatnya, eh malah kita yang dapat surprise." Alea melirik pada Haechan yang duduk di samping Jehan dengan tangan yang merangkul gadisnya.
Jehan menoleh pada kekasihnya yang sedang asyik menonton tayangan televisi tanpa terganggu dengan perdebatan gadis-gadis di sebelahnya. "Kalau ini sih, gue juga surprise. Tiba-tiba ngikut."
Wanda tersenyum simpul. "Berarti lo belum buka HP sampai sekarang Je?" Jehan menggeleng.
"Terus mertua lo udah dikabarin belum? Takutnya mikirin kalau lo gak ada kabar."
"Mertua?" Jehan menautkan alisnya. "Oh iya! Oppa, oppa! Kamu udah kabarin eomma belum, kalau kita udah sampai??" Jehan menepuk-nepuk lengan kekasihnya heboh.
Haechan menoleh kaget. "Udah kok, baru sampai langsung aku kabarin."
Jehan menghela napas lega, lalu menyenderkan tubuhnya ke sandaran sofa dengan lengan Haechan sebagai bantal. Tangannya menggenggam jemari kekasihnya.
"Ekhem! Bu, gak usah mesra-mesraan bisa kan." tegur Alea yang merasa terganggu dengan pemandangan di depannya.
"Mesra apaan sih? Biasa aja." balas Jehan. "Ooh, iya sih mesra ya bagi jomblo."
Wanda sontak tertawa melihat wajah Alea yang berubah masam. "Cari pacar makanya Le!"
"Au dah, punya teman gak pengertian amat."
"Lagian, betah amat ngejomblo." Jehan ikut tertawa.
"Tinggal lo disini yang jomblo Le."
"Kenapa ketawa?" tanya Haechan yang bingung dengan situasi.
"Itu lho~~" Haechan ikut tertawa mendengar cerita Jehan.
"Oppa!!" Alea berseru kesal.
"Ah, maaf maaf. Mau dicariin pacar gak?"
"Mau!!!" Alea mengangguk ribut. "Jodohin sama Chenle ya!"
Mereka kembali tertawa melihat respon Alea.
"Aku gak punya hak buat jodoh jodohin dia." Haechan semakin usil.
"Deketin aja.. Nanti aku yang urus." Alea merengek.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] So I Married My Idol ✔
FanfictionMenjadi pasangan hidup seorang Lee Donghyuck selalu menjadi impian Jehan. Hanya mimpi, imajinasi, sebatas menghibur diri. Namun siapa sangka, beberapa kali dipertemukan secara tak sengaja membuat keduanya saling mengenal dan menaruh hati satu dengan...