Selamat membaca ^_^
"Kalau kamu se-suka itu sama aku, mau gak jadi pacarku?" ujar Haechan tiba-tiba membuat Jehan terdiam seketika.
"A.. Apaan si.. Udahlah lanjutin beres-beresnya." Jehan langsung bangkit hendak melanjutkan kegiatannya.
Haechan menahan tangan Jehan.
"Oppa, masih banyak yang harus diberesin. Nanti lagi ya, kalau udah beres kan ngobrolnya juga enak." Jehan tersenyum, berusaha menghindar sebenarnya.
"Arasseo.." Haechan tersenyum simpul. Mereka pun melanjutkan merapikan barang-barang Jehan.
* Ar-ass-eo 알았어 = Baiklah (secara bahasa artinya 'saya mengerti', bisa dianggap sebagai 'ya' atau 'baik(lah)' *
~
"Akhirnya selesai juga." ujar Haechan.
"Kamu mau makan apa?" Jehan bertanya.
"Apa aja terserah kamu."
"Hmm... Oke.." Jehan membuka lemari pendingin.
Jehan mengambil sebungkus fillet dada ayam dan beberapa jenis sayuran. Ia sempat belanja bahan makanan kemarin dan menyusunnya di lemari pendingin.
"Oppa bisa bantu aku?" pinta Jehan sambil menyiapkan bumbu-bumbu yang dibutuhkan.
"Apa yang bisa ku bantu nona cantik?" Haechan terseyum manis, namun terlihat aneh di mata Jehan.
"Apaan si, kayak om om pedofil. Itu tolong potongin ayam sama sayurnya, jangan lupa dicuci."
"Siap bos!"
Jehan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
"Memangnya nona cantik mau masak apa?" tanya Haechan dengan gaya bicara yang sama seperti tadi.
"Oppa..." Jehan mengetatkan rahang membuat Haechan tertawa kecil.
"Aku mau bikin tumis ayam sayur." Jehan menjawab sambil tangannya mulai menumis bumbu.
"Kayaknya bakal enak nih."
"Coba aja nanti ya."
Sambil menunggu masakan matang, Haechan merapikan bahan makanan yang sudah tidak digunakan ke tempatnya, juga membuang bungkus kemasan kosong ke tempat sampah.
"Dada ayam?" tanya Haechan saat membaca tulisan di kemasan. Jehan mengangguk.
"Kenapa harus dada ayam?" Haechan bertanya lagi.
"Karena dada ayam kaya akan protein, juga mengandung banyak vitamin dan mineral. Cocok untuk orang-orang yang banyak beraktivitas kayak kita, butuh banyak energi dan kesehatan tetap terjaga."
"Tapi, aku dapat energinya dari kamu, ngeliat kamu, dengar suaramu. Kayaknya gak butuh ayam ini."
Jehan terkekeh. "Sombong kamu ya, bilang ga butuh, nanti dia nangis lho." Jehan menunjuk daging ayam dengan dagunya. "Terus dagingnya juga banyak. Dada ayam juga cocok untuk diet, karena kandungan gizinya itu tadi."
"Kamu suka makan kayak gini?"
"Iya. Dari kecil aku suka, tapi kandungannya aku baru tahu sekarang-sekarang ini. Kadang aku masak untuk lauk, kadang dimasak untuk camilan aja, tapi gak sering juga kok, kan stock-nya juga harus dibatasi. Maklum, kantong mahasiswa, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] So I Married My Idol ✔
FanficMenjadi pasangan hidup seorang Lee Donghyuck selalu menjadi impian Jehan. Hanya mimpi, imajinasi, sebatas menghibur diri. Namun siapa sangka, beberapa kali dipertemukan secara tak sengaja membuat keduanya saling mengenal dan menaruh hati satu dengan...