16 - Tentang Rasa (lagi)

1.9K 203 3
                                    

Selamat membaca ^_^


Sudah seminggu Jehan dan keluarga Haechan di Indonesia. Haechan sudah sangat merindukan mereka.

NCT sedang melakukan rekaman untuk comeback terbaru mereka. Selesai merekam bagiannya, Haechan langsung duduk di sofa yang ada di ruang rekaman. Haechan membuka roomchat dengan Jehan di ponselnya, mereka memang sering bertukar pesan belakangan ini.

"Donghyuck-a! Lee Haechan! Lo kok jadi aneh si?" Mark mengambil tempat di sebelah Haechan.

"Aneh gimana?" balas Haechan.

"Lo bukan tipe orang yang dikit-dikit buka hp pas lagi kerja. Tapi, apa yang gue liat sekarang? Ada apa tu di hp-nya?" Mark melirik layar ponsel Haechan.

"Ooohh, gue lagi ngecek keadaan keluarga gue, hyung." Haechan menjawab dengan santai.

"Sejak kapan anggota keluarga lo ada yang namanya Jehan?" pertanyaan Mark sukses membuat Haechan kikuk.

"Ya.., kan gue nanya keadaan mereka lewat Jehan, hyung. Kalau tanya ke mereka langsung pada kegeeran ntar. Gengsi."

"Biasa juga lo nelpon eomma tiap hari."

"Itu kan eomma yang nelpon, hyung."

"Apa bedanya, Chan?"

Haechan menunjukkan deretan giginya menanggapi ucapan Mark.

"Modus lo kebaca." Jaemin menghampiri keduanya,  ia sempat mendengar percakapan Mark dan Haechan tadi.

"Modus apaan?" Haechan bertanya.

Mark dan Jaemin saling pandang memastikan kalau pemikiran mereka sama.

"Lo tu gak sadar apa gimana si, Chan?" lanjut Jaemin. Haechan tidak mengerti.

"Adek gue udah dewasa." Mark menepuk-nepuk bahu Haechan.

"Hah? Apaan si maksudnya?" Haechan sungguh tidak mengerti.

"Lo lagi jatuh cinta, bodoh!" Jaemin mendorong kepala Haechan pelan.

"Jatuh cinta? Ya kali si? Gak mungkin lah."

"Coba lo pikirin lagi, perasaan lo ke dia gimana?" saran Mark.

Haechan tidak percaya sebetulnya, namun ia tetap menuruti saran hyung-nya. Bagaimana perasaannya pada Jehan? Haechan merasa nyaman saat bersama Jehan, seperti rasa lelahnya pergi begitu saja. Melihat wajah teduh Jehan, sudah cukup untuk membuatnya memberikan senyuman terbaiknya.

Haechan pun senang menjahili Jehan. Baginya, Jehan terlihat lucu saat merengut atau marah. Tapi, tidak! Jehan terlihat lucu setiap saat, apapun yang dilakukannya selalu terlihat lucu dimata Donghyuck alias Haechan.

Pelukannya minggu lalu terasa sangat menenangkan, sekalipun itu pelukan untuk pamit --perpisahan. Sejujurnya, Haechan tidak ingin berada jauh dari Jehan. Berat rasanya saat melepas pelukannya dan berpisah dengan gadis itu.

Semua semakin terasa seminggu terakhir, ia begitu senang saat menerima pesan dari Jehan, atau saat mendengar suaranya di telepon. Namun, sulit dipercaya jika dirinya memang sudah jatuh cinta pada gadis itu.

"Hmm... Kalau pun iya, apa gak terlalu cepat?" Haechan merasa aneh. Belum ada satu tahun mengenalnya, mungkinkah ia sudah jatuh cinta pada gadis Indonesia itu?

"Menurut gue si Chan, lo udah jatuh cinta sama dia sejak pandangan pertama." tutur Jaemin. "Waktu di Indonesia, 4 tahun lalu."

"Lo sendiri Jaemin yang bilang kalau gue cuma suka kesan pertamanya dia." Haechan masih ingat percakapan mereka saat itu.

"Awalnya mungkin cuma suka sekilas, Chan. Tapi, rasa suka itu bisa tumbuh dan berakar di hati lo, kalau lo biarin dia tumbuh dan berakar disana." Haechan dan Jaemin memperhatikan penjelasan Mark, sang tetua nct dream.

"Awalnya rasa itu hilang dan pergi gitu aja karena lo tepis dan gak peduli, dan karena lo gak ketemu lagi sama dia. Tapi, waktu lo ketemu lagi sama dia disini, tahun lalu. Lo biarin hati lo tertarik sama dia, lo biarin diri lo nyaman di dekat dia. Gue lihat itu sejak pertama kali lo kenalin dia ke kita. Lo biarin dia nyiapin makanan lo dan lo perhatiin dia sambil senyum-senyum. Tanpa sadar lo ngehalu kalau ada cewek yang ngerawat lo, merhatiin lo. And that's the point, lo biarin hati lo menghangat nerima perlakuan dia, itu yang lama-lama tumbuh jadi cinta. Lo gak pernah menepis atau apapun, lo terus menerus ngebiarin hati lo jatuh dan jatuh semakin dalam ke dia dan lo sendiri yang mengizinkan hati lo buat mencintai dia." tutur Mark panjang lebar.

"Seperti biasa, Mark hyung ngomongnya muter-muter." ujar Haechan yang dibalas anggukan oleh Jaemin.

"Jadi, intinya Haechan yang awalnya cuma suka biasa, lama-lama jadi cinta sama Jehan. Dan Haechan sendiri yang ngebiarin rasa itu tumbuh. Gitu, hyung?" Jaemin mencoba menyimpulkan.

"Yup! Dan bukan soal waktu, Chan, beberapa hari pun cukup untuk buat hati jatuh cinta, kalau lo emang tulus sama perasaan lo." tambah Mark.

"Hm.. Oke, gue ngerti." Haechan menganggukkan kepalanya. "Mungkin benar, gue udah jatuh cinta sama Jehan. Gue akui perasaan gue ke dia lebih dari sekadar teman ataupun adik. Bukan cuma kalian yang begini, si Seungmin juga udah mancing-mancing gue buat mikirin soal ini."

"Emang Seungmin ngapain?" Jaemin bertanya.

"Dia bilang ke gue jangan mainin Jehan dan coba seriusin dia." jawab Haechan.

"Terus sekarang lo mau gimana?" tanya Mark.

"Gue pingin yakinin hati dan seriusin dia. Toh, dia juga suka sama gue, harusnya dia gak nolak gue."

"Seriusin? Mau lo nikahin, Chan?" Jaemin merasa ambigu.

"Gak lah Jaem, pacarin dulu. Maksudnya gue seriusin soal perasaan gue ke dia, enggak gue bercandain terus. Biar dia gak terus terusan baper tanpa kepastian." jelas Haechan.

"Tapi, kalau lo pacaran, gimana sama sijeuni?" Jaemin bertanya lagi.

"Nah itu dia, Jeje juga pasti mikirin soal itu. Hyung, gimana nih?" Haechan meminta saran Mark.

"Asik lah, dah punya nama panggilan." ujar Mark sebelum menjawab permintaan Haechan.

"Itu kan panggilan dia disana. Eomma juga manggilnya begitu, gimana gue gak kebawa."

"Iya deh iya. Yang pasti si enaknya lo aja gimana. Kalau lo emang mau jalanin hubungan sama dia, berarti lo yakinin dia aja. Berat emang, apalagi kalau mikirin sijeuni. Tapi, mereka juga cepat atau lambat bakal ngerti kok Chan, kalau kita juga butuh untuk serius dalam menjalin hubungan dengan seseorang. Lagipula Jehan anaknya baik, mudah-mudahan sijeuni bisa nerima dia, Chan." Mark memberi tatapan teduh guna meyakinkan Haechan.

"Ya.., awal-awal paling lo backstreet dulu, jangan sampai ketahuan. Kalau sekiranya kalian udah siap buat publish hubungan, ya silakan di publish." lanjut Mark.

"Hati-hati, Chan. Pikirin baik-baik, apalagi ini pertama kali lo jalin hubungan, kalau jadi si. Pokoknya jangan gegabah." tambah Jaemin.

"Kalau lo belum siap lebih baik jangan, Chan." ujar Mark lagi.

Haechan menghela napasnya. "Gue bingung."

"Sama, Chan. Gue juga bingung." Mark membalas ucapan Haechan.

"Bingung kenapa, hyung?" tanya Jaemin.

"Bingung gue, mau pilih Herin atau Mina." Mark memasang ekspresi bingung yang dibuat-buat.

Jaemin dan Haechan memasang wajah datar. "Dasar, buaya bertopeng malaikat!" Mark terkekeh menanggapi.

Mereka pun melanjutkan sesi rekaman serta latihan vokal. Bagaimana pun juga, mereka tidak boleh mengecewakan sijeuni dan selalu berusaha memberikan yang terbaik.

~ Tbc ~

~🌹N

[1] So I Married My Idol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang