BAGIAN : 1

49.1K 647 28
                                    

Siang yg sangat indah yg kunantikan dari seminggu lalu, hari ini aku diwisuda di kampusku setelah 8 semester kutekuni bidang studyku. Aku duduk di deretan wisudawan teman kampus untuk mendengar acara yg telah tersusun rapi oleh panitya berapa nilai ipk ku yg pasti sangat membanggakan mamaku yg kini duduk di deretan kursi untuk para orang tua dari wisudawan.

Pengumuman sudah terdengar keras lewat speaker yg dipasang di atas tempat kami duduk. Namaku disebut sebagai wisudawati terbaik di fakultasku beserta nama papaku. Aku naik ke podium untuk menerima penghargaan dari rektor dan kalung selempang bertuliskan CUM LAUDE.

Bahagia hatiku tidak sempurna karena tak kulihat wajah papaku yg bersanding didekat mamaku. Aku jadi menangis sendiri ketika tanganku dijabat rektor dan dosen pembimbingku bu Frida yg memeluk haru kepalaku.

" Selamat yaa..kenapa menangis ?" kata bu Frida. Aku tak bisa mengatakan apa yg kurasakan. Sudah ke sekian kalinya aku rasakan kerinduanku pada papaku. Pada saat yg membahagiakan aku adalah bila ia bisa hadir tersenyum memelukku dan bangga dengan apa yg telah kuraih.
******
Enam tahun kemudian...

Udara hampir beku saat aku bersiap berangkat dari Bandara Narita di Jepang dengan tujuan Jakarta. Ternyata banyak pelancong Indonesia yg berada di negeri sakura itu tak hanya TKI yg bekerja selama 3 tahun magang. Padahal di Jepang itu punya 4 musim seperti di Eropah dan AS. Kalau TKI mungkin karena cari uang lebih besar standar gaji di Jepang daripada di negara Asia lain. Tapi ada wisata tehnologi yg menarik perhatian banyak orang. Amerika saja berbondong - bondong berwisata ke Jepang hanya untuk menikmati KERETA API TERCEPAT DI DUNIA. SIN KASEN. Seluruh pabrik otomotif dan industri mesin berat menggunakan tenaga robot. Ah..kenapa aku jadi ngelantur cerita. Aku akan galau jika hanya duduk sendiri melamunkan kampung halaman, melihat senyuman ibu dan adik-adik ku yg pasti sangat menunggu oleh-oleh. Tetapi kali ini aku terus terbayang papa. Wajah papa selalu terbayang sedih dan menangis katanya merindukan aku di dalam sepanjang mimpiku. Benarkah papaku sedang bersedih ? Mungkin juga. Karena impian itu juga merupakan firasat. Apalagi aku adalah anak perempuan satu-satunya, sedang dua adikku laki-laki.
Masih kuingat saat aku dipeluk dan dicium keningku bila ia pulang kerja.

Di dalam pesawat mataku menatap awan putih yang menggumpal di depan pesawat sangat jauh, tapi pikiranku melayang lebih tinggi ke atas langit. Ya Allah..kerinduanku bertemu dengan papaku sangat besar dan menguras air mataku yang terus mengalir membasahi pipiku. Perjalanan terasa sangat lama tapi membuat hatiku bahagia karena akan segera bisa bertemu dengan orang tua
Tak mengapa ibuku tidak bisa menjemputku di bandara...toh ada adikku laki2 yang kini bisa menggantikan papa untuk menolong mama dalam kesibukannya.
Jaka yg kini sudah besar persis seperti papanya yang mengingatkan aku pada orang yang kucinta dan kurindukan.

Adikku sangat tampan dan bangga melihatku pulang turun dari pesawat melambaikan tangan.

" Kak...aku bawa mobil sendiri kok" kata Jaka saat kupeluk kepalanya. Kamipun langsung meluncur pulang ke rumah menemui mama yg pasti sangat kangen.

" Kamu tahun ini lulus dong ?" tanyaku saat aku duduk disamping adikku yg setir mobil.

" Iya kak."
" Mau lanjut kemana rencanamu ?"

" Terserah kakak sajalah "

" Lhah kamu suka dimana ? ITB, atau di UGM?"
" Di UI aja kak yg deket gak usah kos"
" Oke. Sekalian jaga mama kan ?"
" Iyaaa"
" Omong2 tahu nggak kabar papa kita ada dimana ya ?"
" Kata mama sih ikut sama istri papa yg di Bogor." jawab Jaka.

" Di Bogor ? Kamu tahu kampungnya? Kita ke rumah nenek sajalah." tanyaku yg kepo banget.

" Kakak kangen ya ?"
" Iya dong. Kan udah lama banget gak ketemu..." kataku sambil mulai menangis bersandar ke pundak Jaka.

" Sama dong kak. Jaka juga kangen."
Bahagiaku bisa berbagi suka dan duka kepada adikku. Tapi perasaan mama akan berbeda jika aku tanyakan tentang papa. Mama tentu akan jawab papamu sedang tidak punya waktu untuk kita. Mama tidak suka memberitahuku tentang perasaannya yg berduka ditinggal papa. Itulah yg kukagumi atas kekuatan cinta mama kepada papa yg tak mau mengatakan keburukannya agar kami anak2 tidak berimage buruk kepada papa.

***

Sesampainya di rumah aku sudah bersiap dengan mobil bersama mama dan adikku menuju rumah nenek yg telah lebih sepuluh tahun tidak kami kunjungi. Mama yg paling rindu kepada nenek karena sejak lama tak pernah datang menemuinya karena mengurus anak2 sendiri tanpa papa.

Setelah lewat jalan toll Jagorawi dan masuk ke dalam kampung agak jauh dari jalan raya kami baru sampai ke rumah nenek. Bahagianya mama ketika mobil sudah sampai di depan rumah mertuanya, atau ibu dari papaku. Tapi mama tidak mau keluar dari dalam mobil karena masih terluka hatinya oleh papaku di masa lalu. Ya sudah aku keluar sendiri menuju pintu rumah nenek yg selalu tertutup walau orangnya ada di dalam.

Tok..tok..tok.! Aku mengetuk pintu berulang tapi tidak ada jawaban. Malah tetangga yg keluar dari rumah melihat kami dan menjawab.

" Mau cari siapa ?"

" Oh..bu..mau cari nenek Ijah" kataku.

" Bu Ijah sudah meninggal. Yg ada di dalam pak Karsono sedang sakit." jawab tetangga nenek. Aku sangat terkejut mendengar nama papaku disebut sedang sakit. Ya Allah..orang itu yg aku cari selama ini. Seketika aku menangis. Pintu aku dorong dari luar dan ternyata tidak dikunci. Aku yg sudah berada di dalam rumah keluar memanggil mama dan adikku.

" Maa..ini papa ada di dalam..katanya sedang sakit." kataku dengan suara keras. Tetangga nenek yg seorang wanita paruh baya ikut masuk rumah sambil memberitahu kami jika papa sudah lebih lima 5 tahun pulang ke kampung. Katanya diusir istrinya.
Aku jadi makin tak sabar masuk kamar dan menjumpai papaku sedang berbaring di atas ranjang . Aku langsung menubruk dan memeluk papaku yg kurindukan dengan deraian air mata.

" Papaaaa...!!!! " pekikku histeris memeluk papaku yg kurindukan. Laki2 pujaanku itupun terbangun dan memeluk kepalaku sambil menangis.

" Maafkan papa yaa..papa bersalah.. telah menelantarkan kalian." kata papa yg sangat sedih. Aku tak bisa katakan apapun selain memeluk dalam deraian air mataku. Mama yg datang hanya duduk di tepi ranjang sambil memandang papa. Papaku juga melihat mama dan berkata.

" Maafkan aku ya maa.." kata papa yg kemudian berpelukan dengan mama yg ikut menangis. Jaka yg berdiri di sampingku akhirnya ikut duduk meraih tangan papa dan menciumnya.

" Ibu ini istri pak Sono?" tanya tetangga wanita itu sambil menunjuk mamaku.

" Betul bu.' jawabku.

" Kenapa baru datang saat sakit, kemarin ibu yg mengusirnya, kan ?"

" Kami keluarganya pak Karsono yg ditinggal beliau sudah 12 tahun. Coba ibu tanyakan pak Karsono, istri yg mana yg telah mengusirnya." kataku menjelaskan kepada wanita itu.

" Ooo..jadi pak Karsono selingkuh yaa..?" kata ibu2 itu dengan sinis. " Itulah karmanya kalau menyakiti hati istrinya.. Dasar buaya !!" kata wanita itu sambil melangkah keluar. Aku menghela nafas lega telah menemukan papaku.

Aku terkejut ketika ibu itu kembali menyambung komentarnya yg miring kepada nama papaku.

" Aku dengar pak Karsono itu jadi dukun yg kondang dengan nama Mbah Sono. Mungkin ia sakit karena sering main guna2." katanya. Aku jadi kesel dan sebel dengan komentar tetangga papa. Mana mungkin papaku dukun, tukang guna2. Kalau diguna-guna mungkin. Batinku.

" Wulan pasti telah mengguna- guna kamu. Kamu tidak sadar saat masih punya uang banyak " kata mama.

" Maafkan aku ya maa..aku sekarang tidak punya apa2 dan sakit tidak sembuh2. Mungkin ini sudah karmaku. Aku berdosa pada kalian. Hu hu hu hu..." kata papaku yg makin pilu menangisi kesalahannya. Kami berpelukan dengan deraian air mata.
Mamaku juga masih mencintai papa hingga memintaku untuk membawa papa pulang ke Jakarta.

WULAN adalah wanita selingkuhan papaku yg telah melakukan guna2 untuk memoroti harta papaku yg kemudian mencampakkan saat habis.

AYOO..VOTE DAN KOMEN..BIAR AKU TAHU PARTISIPASI KAMU BANTU SEMANGAT AKU LAJUTKAN NOVEL INI.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang