BAGIAN : 27

3.2K 72 4
                                    

Rumah bu Halimah tidak seramai dulu ketika putrinya masih sekolah SMA. Dulu teman sekolahnya suka datang untuk main atau mengajak Rara piknik. Tapi sejak mau dilamar seorang tentara, terus ditolak karena masih ingin kuliah..rumah bu Halimah jadi sepi dan bahkan ada yg bilang angker. Setiap ada teman kuliah laki2 yg mau main ke rumah Rara selalu balik pulang karena di rumah itu ada hantu. Malah wajah Rara yg cantik dan berkulit kuning itupun terlihat tua dan keriput hingga tak menarik untuk dilihat. Kedatangan Rara ke kampus dijauhi banyak teman cowok karena terlihat tua seperti nenek2 saja. Hal itulah yg membuat ibu Halimah sedih dan ingin mencari orang pintar yg bisa mengobati putrinya. Karena itulah ia minta kepada mbah Dower untuk memberi solusi dan membuang guna2 yg menimpa putrinya.

" Saya melihat putri ibu dipasangi topeng wewe gombel oleh orang yg dulu pernah melamar jadi istrinya" kata mbah Dowet setelah bu Halimah menceritakan kronologinya. mendengar penjelasan mbah Dower ibu2 itu baru lega dan mengangguk paham. Berarti si tentara itu yg mencari dukun untuk mengirim guna2 kepada Rara putrinya. Batin bu Halimah.

" Mbah Dower bisa menghilangkan guna2 itu ? Kalau bisa, saya akan bayar ongkosnya berapapun asal putriku cepat laku." kata bu Halimah pasrah.

" Saya minta genduk Rara ditinggal di rumah ini, ibu jemput nanti sore, atau biar pulang sendiri." kata mbah Dower.

" Kalau saya tunggu di luar bisa nggak ya mbah ?"

" Bisa. Paling lama dua jam aku usir demit yg manjing di dalam tubuh putri ibu." jawab mbah Dower yakin.

" Demit ? Maksud mbah ada demit di tubuh putri saya?" tanya bu Halimah yg agak terkejut.

'" Iya. Di tubuh genduk Rara ini dimasuki demit yg berwajah tua kayak wewe gombel." kata Dower.

" Ya sudah..bawa saja putriku ke dalam, saya tunggu di luar saja." kata bu Halimah yg pasrah saja. Mbah Dowerpun menarik tangan gadis manis itu untuk diruwat di dalam kamar.
Rara yg sudah masuk ke dalam kamar mengikuti perintah mbah Dower.

" Lailla hailallah Allahu akbar ! Siapa kamu hah?" tanya mbah Dower sambil memijit kepala Rara bagian samping.
" Aku Rara." jawab gadis itu.
" Bukan ! Kamu pasti demit wewe gombel. Ayo ngaku kamu siapa? Kalau tidak ngaku aku bakar kamu dengan ini." kata mbah Dower sambil mengolesi minyak jayengkaton ke jidat Rara sambil baca mantra. Seketika Rara menjerit kesakitan.

" Aaaaacchhh...panaaasss..ya aku adalah wewe gombel yg dikirim dari gunung Lawu...amppuunn...aku mau pergii..jangan bakar aku." kata Rara dengan suara besar seperti suara laki2. Bu Halimah gemeter mendengar suara wewe gombel dari ruang tunggu.

" Ayoo..pergi kamu dari tubuh anakku Rara Wilis..ayoh pergiii sekarang!!" kata mbah Dower sambil mengancam dengan kekuatan gaib yg dimiliki.
Sesaat kemudian Rara jatuh pingsan tak sadarkan diri tergeletak di atas tikar di depan mbah Dower duduk.

Mbah Dowerpun lantas menggerakkan telapak tangannya diatas wajah gadis itu sambil membacakan mantra..Jabang bayine Rara wes waras gek ndang elingo lan sukmamu nyawiji karo sukmaningsun manut miturut opo dawuhku. Tangio nduk..cah ayu sing sumunar raimu marang pria sopo wae kang mandeng bakal demen tresno lan kanthil kinthil.

Sesaat kemudian Rara bangun dengan sangat lemah dan matanya memandang ke wajah mbah Dower.

" Sudah enak kan nduk ?" tanya Dower sambil memegang janggut gadis itu. Rara mengangguk.

" Sekarang kamu lepas seluruh pakaianmu hingga terbuka. Aku mau beri kamu minyak kecantikan agar kamu memikat banyak pria yg memandangimu. Ayo.." kata mbah Dower yg berdiri menyiapkan minyak srimpi dan minyak nyong2 serta keris yg dibungkus kain mori putih.

Rarapun menurut saja melepas baju, celana panjang, bra, dan celdam hingga tubuhnya yg putih bersih itu benar2 terbuka. Lalu rebahan di atas tikar dengan posisi terlentang. Mbah Dowerpun mulai mengoleskan minyak ke paha mulus gadis itu..terus naik ke selangkang dan agak lama memijat milik Rara yg lembut dan indah itu hingga Rara meringis karena kegelian. Nafas Rarapun mulai tak teratur lagi karena rangsangan yg mulai mendidih dalam darahnya. Rara merasa sangat senang dipijit mbah mbah Dower. Rara yg sebelumnya tak pernah buka busana didepan pria dewasa, dengan mbah Dower ia merasa sangat sayang karena sudah diikat mantra dukun itu. Bahkan Rara merasakan tubuhnya bergetar dan bergejolak birahinya ingin sekali dipijat dan dipeluk laki2 tua itu. Mbah Dower yg merasakan betapa yakun telah naik dan birahinya memuncak, segera buka kolornya dan tunjukkan miliknya yg tegang itu di depan mata Rara. Sungguh mati, baru kali ini Rara melihat milik lelaki dewasa yg begitu perkasa dan menggairahkan. Rara sudah menggelinjang ketika tangan mbah Dower meremas dadanya dan mengisap putingnya kayak bayi. Kini milik laki2 tua itu sudah menempel ke klitorisnya yg sudah mengembang dan basah.

" Hhhhh..." desah Rara ketika miliknya yg masih suci itu mulai dipacul mbah Dower.

" Hhhhh...hhhhhhhsssss" desah Rara lagi sambil mengangkat tubuhnya yg tertarik keatas oleh tangan mbah Dower. Laki2 tua itu dengan tenaga gaibnya mampu meruwat milik Rara hingga lebih setengah jam.

Usai ritual, mbah Dower kembali baca mantra memulihkan pikiran Rara kembali normal dan lupakan apa yg terjadi. Rarapun sudah berpakaian kembali dan disuruh keluar menemui ibunya.

" Wes kono gek ditemoni ibumu." kata mbah Dower. Bu Halimah sangat terkejut melihat aura wajah putrinya saat keluar dari kamar. Cantik dan bersinar wajah Rara.

***
Usai melihat perkembangan hari pertama Rara masuk kuliah, banyak teman kuliah yg mulai main ke rumah dan bercanda, bu Halimah baru datang lagi ke rumah mbah Dower untuk memberi bonus.

" Terimakasih mbah..atas pertolongan mbah Dower, saya cuma bisa memberi ala kadarnya. Mohon mbah sudi menerima." kata bu Halimah yg menyerahkan segepok uang kepada dukun tua itu.

" Lha itu gendhuk Rara kamu bawa kesini lagi ada perlu apa lagi ?" tanya mbah Dower yg melihat Rara sudah ikut datang di depan pintu. Ibunya menoleh. " Opo nduk ?"

" Rara pengin dipijet mbah Dower lagi." kata gadis itu dengan manja.

" Boleh..boleh..ayo masuk." kata mbah Dower kegirangan. Rarapun langsung masuk kamar mengikuti mbah Dower. Setelah mengunci pintu kamar, Rara tersenyum duduk di ranjang kayu sambil melepas kaos, bra, dan celana jean serta celdamnya hingga bugil. Mbah Dower tersenyum melihat gadis belia itu ternyata ketagihan dengan burung meraknya.
" Ayo mbah..pijit aku." pinta Rara sambil menarik tangan dukun tua itu.
Mbah Dower dengan senang hati memijit milik gadis yg berusia 19 tahun itu dan menciumi pahanya yg putih mulus. Lalu mengocok rongga sempit itu dengan jari2 nya. Rara menggelinjang sambil meremasi dadanya yg mulai mengeras karena terangsang hebat.

Beri vote dan komentar dong..biar mbah semangat nulis.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang