BAGIAN : 7( TELUH )

11.6K 165 5
                                    

Kekalahan Seno  sendiri jadi kades adalah karena ia terlalu jujur tanpa menggunakan dukun yg membantu jumlah suara dan dukungan gaib . Padahal ia telah mengeluarkan uang milyaran. Sementara ia malah dicerai istrinya dan diusir dari rumah hingga seperti orang gila. Tapi ayahnya tidak terima. Kata mbah Sono, Seno kalah karena kena guna2 oleh lawannya, Arjo. Karena itulah Seno diajak ke rumah dukun cabul itu untuk berobat sekaligus membalas guna2 balik ke pengirim dengan Teluh.

" Itu jelas kena guna2 hingga anakmu jadi gemblung dan
yg nerima duit dari Seno tidak memilih." kata mbah Sono .

" Tolonglah mbah...anak saya..." keluh Mijan ayah Seno. Mbah Sono mengerti maksud Mijan yg juragan trek itu. Ia juga tahu kalo Arjolowok yg sekarang memenangkan kades itu adalah suami Prenjak, perempuan yg paling benci mbah Sono. Bertetangga puluhan tahun dengan mbah Sono tapi setiap ketemu menghindar. Mbah Sono salah apa..? Mungkin mbah Sono pernah garap ibunya waktu kesurupan. Mbah Sono memang kondang dukun cabul. Ia tidak menikah tapi selalu mencabuli pasien nya. Sono jadi kesal kalau ingat. Diam2 Sono mau bikin perhitungan.

" Jadi mau kamu apa Jan ?"
" Diteluh saja. Dibikin celaka tuh anak" kata Mijan emosi.
Seno yg masih duduk terdiam sambil jarinya cabutin tikar seperti anak kecil. Sono sudah ramu air putih dengan daun kelor dan daun bidara. Lalu dibacakan mantera untuk diminumkan ke mulut Seno.

" Iki diombe disik le.." kata Mijan sambil memberikan gelas berisi ramuan jamu. Seno tersenyum melihat ke kiri kanan. Namanya juga gemblung.

Habis minum air ramuan mbah Sono ia langsung pingsan. Mijan panik.

" Gimana ini mbah."
" Ya gitu. Setannya sudah pergi. Tinggal raganya masih lemah. Nanti ku urut lehernya. Wes kowe ngaliho"
Mbah Sono mendekatkan kakinya ke bagian punggung Seno. Lalu memijat leher anak muda itu hingga akhirnya terbangun.

" Hah..podo ngopo iki ? Aku neng ngendi pak..?" tanya Seno yg mulai sadar. Kembali mbah Sono memberi segelas air putih.

" Ini diminum dulu.."kata mbah Sono.
Seno kembali meminum air putih dalam gelas hingga habis.

Mijan lega anaknya sudah sembuh. Tinggal sekarang mengurus Arjolowok untuk dibuat sakit dan tidak dapat menjalankan tugas.
" Ini ada foto Arjo dan istrinya " kata Mijan memberikan sehelai foto. Beneran ada foto istrinya yg cantik itu. Sono tersenyum..... dalam batin ia senang bisa menggarap istrinya sekalian.

" Nggih sampun mbah saya mohon pamit..ini ada sekedar buat ngopi. Saya tunggu hasile yo mbah." kata Mijan sambil memberi mbah Sono segepok uang.

" Yoo..mengko rak yo weruh dewe.."
Mijan melangkah keluar..Seno sudah menstarter motornya. Tadi datang diboncengkan, sekarang bisa bawa motor karena sudah waras.

***
Esoknya Prendjak, isteri Arjolowok datang ke rumah mbah Sono. Aneh kan wanita yg sangat benci kepada mbah Sono akhirnya datang dengan sukarela. Tadi malam mbah Sono sudah memanggil namanya ke atas langit sambil menerawang foto yg diberikan Mijan. Mbah Sono sudah membayangkan kemolekan Prendjak yg putih bersih. Ahh..hari ini mbah Sono sangat bahagia. Ia akan habiskan harinya untuk bersanggama dengan Prendjak yg baru berumur 23 tahun. Ia akan minum obat dan mantek aji Sabuk Alu hingga pusakanya tambah sakti.

Sambil mengisap cerutu dan ngopi, mbah Sono duduk di kursi goyang saat Prenjak datang. Wanita ayu itu seperti bukan kehendak sendiri datang langsung masuk kamar. Sedang mbah Sono hanya melihat sepintas lalu tanpa menyapa.
" Boleh kan aku tidur dengan mas Sono ?" tanya Prenjak . Mas? Dipanggil mas oleh gadis ayu masih muda..tentu mbah Sono merasa tersanjung.  Mbah Sono sudah bertapa kemarin malem memuter giling nama Prenjak agar bisa datang hari ini untuk minta sanggama dengannya. Apalagi kalau sudah melangkahi tanah depan rumah yg telah ditanami rajah agar siapapun akan kehilangan kekuatan dan kesadaran untuk tunduk takhluk kepada mbah Sono.

Mbah Sono terlentang di ranjang kayu dengan kepala beralas tiga bantal agar posisi tubuhnya setengah duduk. Wanita muda berkulit kuning itu makin mempesona saat merangkak di pangkuan Sono untuk membelai ki Sabuk Alu. Rasa nikmat melebihi mengisap cerutu yg paling mahal.

"  Tak duduk diatas pangkonmu ya Mbah ? Kelihatannya gemes aku pengin ngerasakne guedine pusakanu Mbah..ora koyo nggone wong edan kae." kata Prendjak.

     " Yooo..manut." kata Mbah Sono.

     " Hhhhh... hhhh.. hekk !!'  desah Prendjak.

    

     " Uhhh..pipis Mbah.. baru kali ini aku bisa merasakan nikmatnya pipis."

     " Lha ngopo gak bisa pipis ? Ngombeo seprit Opo ciu kan cepet pipis to nduk." sahut Mbah Sono.

      " Pipis yg ini beda Mbah. Seperti kalau Mbah mengeluarkan sperma itu. Perempuan juga bisa ngeluarin lho Mbah. Buktinya aku baru saja pipis santen. Uenak tenan Mbah. " kata Prendjak yg sekarang tergeletak disamping Mbah Sono karena capek.

     Tubuh Prendjak memang heboh dimata orang setua Mbah Sono.  Buah dadanya masih kenceng, miliknya yg mentul kek bukit Tidar tak ditumbuhi rumput hingga terlihat klitorisnya yg mengembang keras. Mbah Sono memijit dengan gigitan lembut dan menjilati bibirnya yg sudah basah oleh santan. Prendjak cuma bisa menggeliat sambil meremas kepala Mbah Sono. Desahan demi desahan makin memuncak saat Ki Sabuk Alu milik Mbah Sono mulai menggenjot kembali ke dalam rongga Prendjak yg masih ori karena jarang digas oleh pemiliknya Arjolowok.

Semalam suntuk mereka memadu kasih hingga mbah Sono tertidur pules karena tenaga tuanya tak sanggup melayani hasrat Prendjak yg tak henti ingin maximal. Dini hari perempuan itu pamit pulang tanpa minta diantar mbah Sono. Seperti sepasang kekasih yg telah memadu asmara kemudian berpisah. Sendu.
Ajian pemikat sukma mbah Sono demikian hebatnya hingga memaksa Prendjak datang tiap malam yg diinginkan mbah Suro. Sekarang dan esoknya bila mbah Suro ingin kehangatan tubuhnya yg masih muda penuh gairah. Seperti yg dilakukan kepada anak dan istri den Bei. Pantas saja mbah Sono kuat tidak punya istri.

GUNA-GUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang